nusabali

Pelayanan IGD Dikeluhkan

Plt Dirut RSUD Wangaya Akui IGD di Bawah Standar

  • www.nusabali.com-pelayanan-igd-dikeluhkan

Komisi III mendorong pemerintah agar dilakukan pembangunan gedung baru sehingga pelayanan dapat lebih maksimal.

DENPASAR, NusaBali

Pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Wangaya, Denpasar mengeluh karena tidak mendapat penanganan serius dari petugas. Pasien yang datang ke IGD disarankan menunggu di luar atau di mobil pribadi dengan alasan IGD penuh karena pasien ramai. Padahal, pasien yang datang sudah mengalami muntah-muntah.

Kondisi itu yang dialami salah seorang warga, Ihsan Tantowi yang tinggal di Denpasar Utara saat mengantarkan mertuanya berobat ke RSUD Wangaya, Rabu (1/1) sekitar pukul 11.00 Wita.

“Saya heran sekelas RSUD Wangaya, rumah sakit pemerintah kok fasilitasnya kurang. Kekurangan bed dan kursi roda. Ya mereka sih tidak menolak pasien sih, tapi ya aneh saja. Sepertinya tidak ada wabah seperti deman berdarah yang biasanya jadi epidemi membuat penuh,” keluhnya.

Ihsan tak menampik kondisi di IGD memang suasannya ramai pasien. Tak ada bed yang kosong, semua terisi pasien. “Saya sebagai warga Denpasar ya berharap kapasitas IGD dan jumlah bed pasien ditambah. Apalagi musim hujan dan belum banyak pasien demam berdarah yang biasanya jadi epidemi,” ujarnya.

Menanggapi keluhan warga tersebut, Angota Komisi III DPRD Kota Denpasar, AA Susruta Ngurah Putra mengaku sudah dari dulu meminta supaya RSUD Wangaya meningkatkan dan menambahkan fasilitas pelayanan. Tidak hanya itu, bakan pihaknya sudah mendorong supaya dilakukan pembangunan gedung. Menurutnya, dengan kondisi RSUD Wangaya seperti saat ini akan mempengaruhi pelayanan medis. “Iya mungkin hal tersebut bisa terjadi karena adanya keterbatasan fasilitas rumah sakit yang tersedia dan adanya lonjakan kedatangan pasien,” sebutnya.

Sayangnya, desakan untuk renovasi gedung terganjal masalah pendanaan. Sumber pendanaan menjadi perdebatan di tataran elit pimpinan Pemerintah Kota Denpasar, sehingga pembangunan terus tertunda. “Sejak lama saya terus mendorong agar RSUD Wangaya meningkatkan fasilitas. Sumber pendanaan belum masih ada kesepakatan. Yang sekarang tidak bisa secara general, jadi hanya sepotong-sepotong sesuai ketersediaan anggaran,” tandasnya.

Sementara dikonfirmasi terpisah, Plt Dirut RSUD Wangaya, Dewa Putu Alit Parwita, mengakui adanya kekroditan di IGD RSUD Wangaya terjadi pada siang hari, kemarin. Kondisi seperti itu, kata dia, karena IGD understandard, sehingga, pihaknya sering kewalahan ketika pasien membludak datang ke IGD.

Dikatakan, IGD yang sudah tidak standar lagi karena hanya bisa menampung 15 bed. "Jadi perlu adanya pembangunan kembali untuk memperluas tempat penanganan pasien. Untuk saat ini kami hanya bisa menempatkan pasien yang memang perlu didahulukan dengan tingkat urgency yang lebih tinggi," imbuhnya.

"Memang tadi (kemarin, red) sempat membludak pasiennya di IGD siang harinya. Tapi sekitar jam 3 sore sudah normal kembali. Ini memang kendala kami karena IGD sudah masuk understandard yang perlu perluasan area. Itu sudah kami buatkan masterplan," jelasnya.

Dikatakan, kendati sudah ada master plan, namun belum bisa dilakukan proses pembangunan tahun 2020 ini. Diperkirakan gedung yang rencananya dibuat di kawasan Gedung A RSUD Wangaya tersebut baru bisa dilakukan pada 2021 dengan perkiraan anggaran Rp 145 miliar. "Nantinya dibangun basement, IGD, ruang Operasi Kecil (OK), dan ruang representatif," jelas Dewa Putu Alit. *mis

Komentar