nusabali

Kreator Unjuk Karya di Beranda Vintage

Putu Ebo & Co Jadi Komunitas Kreatif di Badung

  • www.nusabali.com-kreator-unjuk-karya-di-beranda-vintage

Tak seperti Denpasar dan kawasan Badung Selatan, creative hub di wilayah Badung Utara belum terlalu marak.

MANGUPURA, NusaBali

Padahal potensi-potensi milenial di dunia kreatif Badung Utara tak kalah dibandingkan di Denpasar ataupun Badung Selatan. Demi memancing wadah kreatif di Badung Utara itulah, digelar ‘Unjuk Karya’ sejumlah kreator di Beranda Vintage Resto, Dalung, Kuta Utara.

Pameran yang berlangsung 28 Desember 2019 hingga 28 Januari 2020 digagas oleh kartunis, Putu Ebo. “Pameran ini dimaksudkan juga sebagai pancingan agar bermunculan talenta-talenta baru di dunia kreatif, khususnya di Badung,” jelas Ebo.

Sebanyak 50 karya dari 10 kreator disajikan di resto bergaya vintage ini.  Bukan melulu kartun, melainkan juga buah karya ilustrator hingga arsitek. “Memang sengaja ditampilkan 10 kreator yang berbeda-beda. Dan tidak ada tema yang ditampilkan dalam pameran ini. Intinya karya terbaiklah yang dipamerkan,” ujar Ebo.

Selain karya Ebo, ditampilkan pula karya dari Richoz, Coma, Yoshi Amitha, Beluluk, Made Blez, Chuks, Pinky Sinanta, Ipur Bungaku dan Chairul Amri. Masing-masing menampilkan 2 hingga 5 karyanya. “Silakan gunakan tempat ini sebagai creative hub ataupun working space. Kami sangat mendukung industri kreatif di Bali, khususnya di Badung,”imbuh  Agung Trisena Brata, owner Beranda Vintage yang juga owner Warung Mina di Dalung tersebut.

Pada kesempatan hari pertama pameran, Sabtu (28/12), di-launching pula komunitas kreatif virtual ‘Putu Ebo & Co’. “Komunitas ini adalah wadah bagi warga Badung dan sekitarnya dengan ide atau usaha di bidang industri kreatif,” jabar Ebo.

Pada bagian lain Ebo mengingatkan bahwa industri kreatif menjadi industri yang tak akan dtelan kemajuan teknologi. “Justru para kreator harus bisa memanfaatkan teknologi, sebagaimana sekarang kita semua ada di era industri 4.0,” ujarnya.

Disebutkan bahwa saat ini semua serba computerized yang sangat memudahkan, namun di sisi lain ada juga mereka yang merasa terhalang dengan kemajuan ini. “Kemudahan tersedia, cuma kita tidak mau tahu. Oleh karena itu dengan adanya  komunitas ini akan mempertemukan semua yang terlibat di dunia industri 4.0 kreatif,” ujarnya.

Dengan adanya sering bertemu dengan pemanfaatan creative hub, diyakini akan saling berbagi ide, info dan lainnya lebih mudah. “Kendala-kendala creator kan biasanya terkait pada pemasaran dengan memanfaatkan teknologi kekinian, lalu masalah mencari klien, menjual ataupun memproduksi,” ujarnya.

Untuk persoalan cetak misalnya, Ebo menyebut kondisi sekarang dan dulu sangat jauh berbeda. Jika dulu untuk melakukan pencetakan materi karya harus dalam jumlah tertentu, sekarang bisa dilakukan walaupun hanya satu pieces. “Dan jangan lupa, di era industry 4.0 jangkauan kita semakin luas. Tak terbatas lagi karena sudah menembus dunia,” kata kartunis yang kerap mengenakan topi ini.

Sementara itu soal eksistensi kreator di sosial media disebut Ebo masih kurang.”Contohnya di Instagram atau media sosial lain, interaksinya terbatas. Paling hanya bisa like atau komentar pendek. Nah dengan bertemu langsung itulah peluang bagi kreator berkumpul mencari celah- celah kendala. Dan dengan kumpul-kumpul juga bisa melahirkan banyak ide,” pungkas Ebo.*mao

Komentar