nusabali

Tamblingan, Pusat Kerajinan Logam Bali

  • www.nusabali.com-tamblingan-pusat-kerajinan-logam-bali

Situs peninggalan sejarah di sekitar Danau Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar Buleleng, adalah situs peninggalan perajin logam terlengkap di Bali.

SINGARAJA, NusaBali
Hal itu sesuai penemuan pihak Balai Arkeologi Bali yang meneliti sejumlah benda dan prasasti Tamblingan sejak tahun 1987.

Hasil temuan itu disosialisasikan pihak Balai Arkeologi Bali kepada warga di Wantilan Banjar Tamblingan, Desa Munduk, Selasa (2/8). Kepada NusaBali, Kepala Balai Arkeologi Bali I Gusti Made Suarbhawa mengatakan, kerajinan logam terlengkap itu ditemukan dari sejumlah prasasti di sekitar Tamblingan. Diantaranya, prasasti Tamblingan berangka tahun 998 Masehi yang ditemukan pertama kali oleh Pan Niki, warga Banjar Dinas Tamblingan.

Saat itu ia sedang menggarap kebunnya yang berlokasi di Teluk Ongoan diantara Pura Dalem Tamblingan dan Pura Endek. Cangkulnya membentur lempengen tembaga bertuliskan aksara Jawa Kuno. “Dalam prasasti tersebut dijelaskan tentang kelompok masyarakat yang tinggal di sekitar Tamblingan, yang merupakan kelompok perajin logam dan hidup dari kebijakan pelestarian alam,” ujar Suarbhawa. Dari hasil penelitiannya juga terbaca kelompok masyarakat tersebut ada sekitar abad ke 10 -14 sebelum kerajaan Majapahit menguasai Bali.

Selain itu, prasasti Gobleg, prasasti Pura Batur juga menjelaskan tentang peradaban masyarakat Tamblingan. Benda-benda yang terbuat dari logam seperti uang kepeng, uang emas, dan sejumlah kepengan perunggu merupakan hasil kerajinan logam. Selain itu, dijelas keberadaan sejumlah pura di sekitar Danau Tamblingan.

Saat ini sebagian prasasti disimpan di Puri Gobleg, Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng. Namun saat ini pemahaman masyarakat setempat mengenai prasasti Tamblingan belum semuanya paham. “Semua warga Tamblingan yang ada sekarang mengetahui keberadaan prasasti Tamblingan itu, tetapi belum menjamin paham apa sebenarnya yang tersirat dalam prasasti tersebut, sehingga harus disosialisasikan,” imbuh dia.

Suarbhawa mengatakan saat ini peninggalan prasejarah tersebut memerlukan pemaknaan yang mendalam bagi masyarakat. Hal tersebut pun harus dilestarikan dan tetap dijaga di tengah perkembangan zaman. Apalagi Buleleng kaya dengan peninggalan sejarah baik dari zaman kerajaan hingga kolonial Belanda.

Saat ini situs dan benda bersejarah yang terdata mencapai 108, terdiri dari 55 situs dan 53 benda. Di luar itu diyakini masih banyak belum terdata. Pihaknya mengarahkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng membentuk Tim Ahli untuk pendataan peninggalan sejarah. * k23

Komentar