nusabali

Polisi Kehilangan Jejak Pembunuh Istri

  • www.nusabali.com-polisi-kehilangan-jejak-pembunuh-istri

Petugas juga sudah mendatangi rumah terduga pelaku di Madiun, Jawa Timur tapi juga tanpa hasil.

DENPASAR, NusaBali
Tim Gabungan Polsek Denpasar Timur dan Polresta Denpasar hingga Minggu (29/12) belum juga membekuk Ragil Wahyu Sudiono yang diduga nekat membantai istrinya, Ni Ketut Raning Siartini, 37, di kamar kosnya, Jalan Waribang 18, Kesiman Petilan, Denpasar Timur pada Kamis (26/12) pukul 06.00 Wita lalu.

Informasi yang dihimpun, tim gabungan masih kesulitan menangkap pelaku yang diduga suami korban karena minimnya petunjuk keberadaan pelaku. Apalagi, pihak keluarga dan orang dekat korban hampir semua tidak ada yang mengenal dekat dengan pelaku. “Korban dan pelaku menikah 6 tahun silam. Setelah itu korban jarang pulang ke kampungnya di Kintamani. Makanya keluarga tidak ada yang tahu suaminya,” jelas sumber di kepolisian, Minggu (29/12).

Beberapa lokasi persembunyian pelaku di Denpasar sudah diobok-obok polisi, namun petugas belum mendapatkan petunjuk. Bahkan beberapa petugas juga sudah mendatangi rumah terduga pelaku di Madiun, Jawa Timur tapi juga tanpa hasil.

Informasi dari sumber di lapangan menyebutkan, Ragil kabur setelah menghabisi korban asal Banjar Dalem, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli menggunakan sepeda motor. Namun belum diketahui secara persis apakah pelaku kabur ke Madiun atau ke daerah lain. Dia diburu di Madiun karena setelah beberapa bulan pisah ranjang dengan korban Ragil tinggal di Madiun. “Pelaku dengan cepat meninggalkan Bali dengan menggunakan sepeda motor. Kejadian pembunuhan itu diduga terjadi pada Kamis dini hari. Sementara baru diketahui polisi beberapa jam kemudian. Kemungkinan pelaku sudah meninggalkan Bali. Sampai saat ini belum jelas motif dari kejadian itu,” tutur sumber.

Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol I Wayan Arta Ariawan mengatakan, pihaknya masih melakukan perburuan pelaku. “Belum tertangkap,” ujarnya singkat saat dikonfirmasi Minggu (29/12).

Seperti diketahui, aksi pembunuhan ini pertama diketahui anak kedua korban Kadek Dita, 14, pada Rabu pagi pukul 06.00 Wita. Dari keterangan Kadek Dita, sebelum kejadian sekitar pukul 03.30 Wita, ibunya sempat mengantarkan kakaknya, Putu Tina, 17, ke sekolah untuk mengikuti Tirta Yatra. Saat ibunya mengantarkan kakaknya yang duduk di kelas II SMA, datang ayah tirinya dan minta supaya Kadek Dita dan adik tirinya, Rizky pindah ke kamar sebelah.

“Awalnya dua anaknya ini tidur di kamar bersama ibunya. Lalu ayahnya datang dan disuruh pindah ke kamar sebelah dengan alasan akan membantu memasak nasi,” katanya.

Setelah itu, Kadek Dita tidak mengetahui kejadian yang menimpa ibunya tersebut. Baru sekitar pukul 06.00 Wita, gadis kelas II SMP ini menemukan ibunya sudah dalam kondisi tewas di atas kasur. Hasil pemeriksaan ditemukan 4 luka tusuk di bagian perut dan luka memar di wajah. *rez

Komentar