nusabali

Desa Wisata Pule Bangli, Soft Launching di Malam Tahun Baru

  • www.nusabali.com-desa-wisata-pule-bangli-soft-launching-di-malam-tahun-baru

Lokasi yang strategis, dilengkapi berbagai pesona alam, membuat Desa Wisata Pule punya potensi besar sebagai destinasi pilihan wisatawan.

BANGLI, NusaBali.com

Malam pergantian tahun baru 2020 bakal menjadi hari istimewa bagi krama Banjar Pule, Desa Kawan, Kabupaten Bangli. Pasalnya, saat itulah diselenggarakan soft launching tanda diluncurkannya Desa Wisata Pule yang siap menerima kedatangan wisatawan domestik hingga mancanegara.

Pengembangan Desa Wisata Pule ini menindaklanjuti gagasan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang dikukuhkan di Balai Banjar Desa Pule pada bulan November lalu. “Kami bersepakat untuk menata kawasan yang sudah ada untuk dijadikan objek wisata,” kata Kadek Dewantara Rata, Bagian Humas dan Sumber Daya Masyarakat Pokdarwis Desa Wisata Pule, Sabtu (28/12/2019).

Selain potensi alam yang indah, di hamparan tegalan seluas 2 hektare pun disiapkan spot-spot selfie memenuhi trend kekinian. Sebagai maskot, sudah disiapkan patung ulatan berwujud Arjuna dengan tinggi 8 meter. “Ulatan Arjuna ini bakal menjadi ulatan tertinggi di Bali, karena di tempat lain tingginya di bawah ini,” ujar Ketut Oka, Seksi Promosi Pokdarwis Desa Wisata Pule.

Arjuna yang sudah siap diberdirikan ini tak akan sendirian. Rencananya, Desa Wisata Pule akan lengkap diberdirikan semua patung Pandawa, termasuk Bima, Nakula, Sadewa dan Yudhistira. “Ya, nantinya akan lengkap Panca Pandawa, dan Arjuna akan menjadi centre dikelilingi empat patung Pandawa lainnya,” ujar Ketut Oka soal ulatan garapan seniman setempat, Wahyu Baralama tersebut.

“Konsep Pandawa kami pilih karena filosofinya adalah perdamaian, walaupun ada pertengkaran antara Pandawa dan Kurawa. Kehancuran bakal terjadi jika tercerai berai. Oleh karena itu kami bangun ulatan Pandawa untuk mewujudkan kerukunan dalam masyarakat,” lanjut Ketut Oka.

Namun bukan desa wisata jika hanya mengandalkan pesona alam dan keindahan buatan. Daya tarik kehidupan warga desa juga menjadi nilai plus yang ditawarkan di Desa Wisata Pule. Kehidupan keseharian sekitar 500 orang warga yang tinggal di Banjar Pule juga punya sisi menarik bagi wisatawan. “Kami punya seniman lukis, maka kami jual latihan lukis bagi wisatawan. Kami ada tukan banten, maka kami ajak belajar membuat canang banten. Atau jika wisatawan ingin membuat capil, kami juga siap mengajarkan caranya,” kata Kadek Dewantara.

Wisatawan yang ingin minum kelapa pun bakal langsung dipetikkan dari pohon kelapa secara langsung. Untuk kuliner juga disiapkan pelatihan membuat laklak, babi guling ataupun mebat. Lokasi desa wisata yang dekat dengan Pasar Kidul Bangli juga akan menjadikan pasar sebagai wisata belanja di pasar tradisional yang tentunya menarik bagi wisatawan, terutama mancanegara.  Sedangkan pada malam hari, wisatawan diajak magamel, menari. “Intinya, di Desa Wisata Pule ditawarkan daily activity yang beragam bagi para wisatawan untuk mendapatkan pengalaman baru,” kata Kadek Dewantara.

Pada Selasa (31/12/2019) mendatang, sejumlah kegiatan menyambut Tahun Baru 2020 pun sudah disiapkan. Acara soft opening akan diawali mulai pukul 16.00 Wita dengan menggelar parade budaya anak-anak, termasuk ditampilkannya sejumlah tari-tarian oleh anak-anak Banjar Pule. Dalam acara yang mengundang Muspida Kabupaten Bangli ini, ditampilkan juga sajian akustik hingga mendekati tengah malam. Danmenjelang tahun baru live performance DJ menjadi sajian pada pergantian tahun baru sekaligus menandai kesiapan Desa Wisata Pule menyambut wisatawan.

Keseriusan Banjar Pule, Kawan, Kabupaten Bangli menjadi desa wisata pun tak berhenti sampai di situ saja. Pokdarwis selaku operasional pengembangan desa wisata dinilai belum cukup untuk mengembangkan Desa Wisata Pule. Masalahnya klasik, karena keterbatasan biaya. Oleh karena itu warga setempat pun berinsiatif membentuk sebuah badan hkum berupa perseroan terbatas (PT) yang diberi nama PT Pule Hita Asmadia. “Karena untuk pengembangannya perlu biaya, maka dengan adanya PT menjadi investor,” terang Kadek Dewantara yang juga menjabat Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kabupaten Bangli ini.

Sebagai modal awal, kata Kadek Dewantara, terkumpul dana Rp 150 juta. Modal ini dikumpulkan dari 75 warga yang masing-masing menanamkan modal sebesar Rp 2juta. Dalam organisasi PT Pule Hita Asmadia ini, Kadek Dewantara dipilih sebagai Direktur Utama, sedangkan Komisaris Utama dipercayakan kepada Kadek Oka.

Desa Wisata Pule sendiri optimis akan menjadi destinasi pilihan para wisatawan yang ke Bali. Posisi Desa Wisata Pule yang berada di tengah Bali dinilai menjadi nilai plus yang memudahkan pergerakan wisatawan selama di Pulau Dewata. “Dari Tukad Cepung hanya 15 menit, jarak ke Desa Penglipuran cuma 5 menit, lalu ke Kintamani yang mendunia paling hanya 15 sampai 20 menit. Jadi wisata di Pule bisa dikoneksikan dengan destinasi lain dengan mudah dan tidak jauh,” ujar Ketut Oka.

Pesona keindahan alam di Desa Wisata Pule juga tak kalah indah dengan destinasi lain. Kelengkapan pesona alam tersedia, mulai dari persawahan khas Bali hingga air terjun yang belum diberikan nama. “Air terjunnya masih secret, belum dikasih nama. Yang jelas itu aliran daru Tukad Anakan. Debit memang tidak terlalu besar, tapi masih memungkinkan juga di kawasan itu dikembangkan wisata tubing,” kata Ketut Oka.

Wisata tubing ini nantinya juga akan dikemas menjadi paket wisata dengan  ATV tour, trekking, ataupun cycling. “Potensinya sangat bagus untuk wisata petualangan ataupun spiritual. Tempatnya bagus, tapi tidak terlalu ramai, dan mencapainya tidak terlalu susah karena ada akses yang tersedia,” ujar Ketut Oka.

Bahkan sebelum dilakukan soft launching, pesona Desa Wisata Pule sudah diuji dengan kedatangan wisatawan domestik maupun mancanegara secara grup maupun individual. Teranyar, pada Februari mendatang rombongan mahasiswa dari Jawa dijadwalkan akan melakukan camping di sini untuk merasakan kehidupan langsung di salah satu  desa Pulau Dewata. “Ada grup 80 mahasiswa yang akan datang dan bermalam di sini,” ujar Kadek Dewantara yang juga Ketua JCI (Junior Chamber International) Kabupaten Bangli.

Sebelumnya, untuk grup besar, Desa Wisata Pule mengaku belum siap. Karena zona camping baru dirilis setelah  soft opening mendatang. Adapun wisatawan yang selama ini datang ke desa wisata ini, menginap di rumah-rumah penduduk yang difungsikan sebagai homestay. Nah, dengan adanya area camping, nantinya akan tersedia alternatif bagi wisatawan yang ingin bermalam di desa yang berjarak sekitar 1,5 jam dari Bandara Ngurah Rai Bali ini. *mao

Komentar