nusabali

Gde Wiratha Sambut Pengampunan Pajak

  • www.nusabali.com-gde-wiratha-sambut-pengampunan-pajak

Di antara ratusan wajib pajak (WP) yang hadir dalam sosialisasi tax amnesty di Denpasar, Selasa (2/8), pengusaha Gde Wiratha terlihat bersemangat.

DENPASAR, NusaBali
Meskipun duduk di barisan belakang di antara hampir 700 pengusaha se-Bali, mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali ini menyimak sosialisasi yang dihadiri juga oleh pihak perbankan dan berbagai asosiasi.

Dalam pengalamannya selama 46 tahun bergelut di dunia usaha, Wiratha menyebut tax amnesty sebagai terobosan jitu terobosan untuk memberikan kesempatan kepada semua WP di Indonesia mendapatkan pengampunan dari negara.  "Pengampunan (pajak) ini jarang-jarang terjadi setahu saya ini baru dua kali dilakukan di Indonesia. Sehingga inilah kesempatan yang tepat untuk minta ampun apabila ada kekeliruan, ada kebohongan-kebohongan sekarang saatnya minta ampun kepada pemerintah," katanya.

Wiratha pun tak mengelak jika seperti pengusaha yang lain sangat takut dengan soal pajak.  Ketakutan ini, kata Wiratha, karena pemahamannya terkait pajak sangat minim. “Sekarang kita jangan takut lagi. Bila perlu dekati pajak untuk mendapat penjelasan. Jika sudah jelas dan mengerti, kita bisa sampaikan pajak secara benar,” ujarnya.

Wiratha pun menyarankan para WP yang belum melunasi kewajibannya sekarang segera melunasi. “Lunasi dulu kewajiban pajaknya, apabila ada kekeliruan dan kesalahan, barulah kita minta diampuni. Jadi setelah rapi dan baik baru bisa minta amnesty,” ujarnya. “Begitu tuntas kemudian dilakukan deklarasi kekayaan,” tambahnnya.

Di sisi lain Wiratha menyatakan kesempatan langka ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Termasuk bagi para pengusaha Bali agar memulangkan uangnya ke dalam negeri. Namun Wiratha tak mau  menyalahkan pengusaha yang selama ini menyimpan asetnya di luar negeri. “Saya tak menyebut negara Indonesia, tapi jika terjadi gonjang-ganjing di negara berkembang, pastilah  orang ada yang menyimpan dana di luar negeri. Tapi di Bali tidak sebesar Jakarta,” pungkas Wiratha. *mao

Komentar