nusabali

BPBD Buleleng Petakan Daerah Rawan Bencana

  • www.nusabali.com-bpbd-buleleng-petakan-daerah-rawan-bencana

Seluruh kecamatan di Buleleng pun disebut memiliki potensi bencana di musim penghujan dari bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang hingga puting beliung.

SINGARAJA, NusaBali

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng mulai melakukan pemetaan daerah rawan bencana di Buleleng. Pemetaan daerah rawan bencana itu dimaksudkan untuk memudahkan antisipasi jika terjadi bencana. Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, Senin (23/12/2019) mengatakan pemetaan daerah rawan bencana sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari yang ditentukan dari catatan bencana yang terjadi tahun sebelumnya. Kecamatan Sukasada, Sawan dan Busungbiu, menjadi wilayah yang diblok dalam peta dan dinyatakan memiliki potensi tanah longsor saat musim penghujan.

Kecamatan yang sebagian wilayahnya terdiri dari dataran tinggi pegunungan memang dinyatakan sangat rentan tanah longsor saat hujan lebat mengguyur dengan intensitas lebih dari dua jam. “Acuan dari BMKG memang daerah pegunungan, apalagi setelah kemarau panjang dan tanah sangat kering hingga retak begitu disiram hujan deras dengan potensi lebih dari dua jam sangat lazim terjadi longsor,” jelas Suadnyana.

Selain itu daerah dataran tinggi yang memiliki daerah bukit dan lembah juga sangat rentan menjadi lokasi bencana angin puting beliung.  Sedangkan potensi banjir bandang dipetakan berpotensi terjadi di wilayah Kecamatan Tejakula dan Gerokgak. Kecamatan Buleleng menjadi fokus potensi bencana banjir yang biasanya terjadi di sekitar wilayah hilir.

Pemetaan wilayah rawan bencana di musim penghujan menurut Suadnyana sejauh ini sudah diantisipasi dengan menyiapkan mental masyarakat untuk tahan dan siaga menghadapi bencana. Terlebih saat ini di Buleleng sudah ada lima Desa Tangguh Bencana seperti Desa Galungan, Lemukih di Kecamatan Sawan, Desa/Kecamatan Tejakula dan Desa Wanagiri dan Gitgit di Kecamatan Sukasada.

Selain memetakan daerah rawan bencana di desa mereka sendiri juga dibentuk relawan desa yang dengan sukarela memberikan informasi dan sosialisasi bagaimana menghadapi bencana hingga proses evakuasi bila dipandang perlu dilakukan. “Relawan desa juga sudah kami latih sebanyak 150 orang tersebar di Buleleng timur, tengah dan barat ini diluar desa tangguh bencana. Selain itu masing-masing anggota Linmas desa juga sudah diberikan penguatan salah satu tugas selain mengawal keamanan desa juga keterlibatan di kebencanaan,” jelas Suadnyana.

Wilayah Buleleng yang potensi bencanannya cukup tinggi di musim penghujan diharapkan selalu menjadi perhatian dan kewaspadaan masyarakat. Pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana yang diketahui selama ini diharapkan diaplikasikan dalam keseharian.*k23

Komentar