nusabali

Bali Asah Petinju ke Luar Negeri

  • www.nusabali.com-bali-asah-petinju-ke-luar-negeri

Sebelum ke PON Papua, para petinju akan kami siapkan turun di luar negeri. Ini untuk mengasah mental petinju dan menambah pengalaman, sekaligus meningkatkan prestasi dan meraih medali emas.

DENPASAR, NusaBali

Manajer Tim Pra PON Bali yang juga Ketua Pengkot Pertina Denpasar, Made Muliawan Arya bakal mengasah enam petinju yang lolos ke PON Papua 2020 di luar negeri melalui turnamen internasional. Tujuannya, mampu meraih medali emas pada PON Papua 2020. Apalagi Pertina Bali mematok target minimal satu medali emas di PON Papua.

Ya, Bali meloloskan enam petinju ke PON Papua 2020. Keenam petinju itu, tiga diantaranya lolos melalui Pra PON I di Ternate, yakni Krispinus Mariano (Kelas Layang Ringan 46 kg), Kornelis Kwangu Langu (Kelas Layang 49 kg_, dan Jekri Riwu (Kelas Ringan 60 kg).

Sedangkan tiga petinju lagi melalui Pra PON II di Bogor, Jawa Barat, yakni Julio Bria (Kelas Bantam 56 kg), Gregorius Ghede Dende (Kelas Welter Ringan 64 kg), dan Cakti Dwi Putra (Kelas Menengah 75 kg).

"Sebelum turun di PON Papua, para petinju akan kami siapkan turun di luar negeri. Ini untuk pengasahan mental petinju dan menambah pengalaman. Semoga ada manfaatnya untuk meningkatkan prestasi dan meraih medali emas di PON Papua nanti," ucap Made Muliawan Arya di Denpasar, Minggu (22/12).

Pria yang juga biasa disapa De Gajdah itu mengatakan, latih tanding di luar negeri dinilai sangat bagus bagi para petinju. Rencana itu dilakukan mendekati gelaran PON Papua pada September 2020. Artinya, beberapa bulan atau satu setengah bulan, keenam petinju tersebut akan digembleng di luar negeri. Negara yang dituju masih tentatif, bisa Filipina, Thailand atau Malaysia.

"Untuk dana memang cukup banyak. Mudah-mudahan bisa didanai KONI Bali secara keseluruhan. Kalau tidak, kita bisa cari solusinya nanti, yang jelas petinju Bali lebih matang itu tujuan kami," kata De Gadjah.

Menurutnya, saat ini petinju yang dominan dari Denpasar itu tidak lagi mengusung nama Denpasar saja, tapi nama baik Bali. Hal itu menjadi pertimbangan untuk mewujudkan prestasi di PON Papua. Kemungkinan lain, bisa saja nanti petinju PON Bali latihan bersama petinju Pra-Olimpiade.

Hanya saja dia tetap mengkawatirkan faktor non teknis di PON Papua. Sebab, sekelas SEA Games masih sarat dengan faktor non teknis. Hal itu karena gengsinya setiap daerah untuk meraih medali emas. Bahkan sampai melakukan tindakan yang kurang sportif. Petinju ingin menang KO, dikatakan salah pukulan dan masih banyak trik lagi biasanya terjadi di PON.

"Solusinya memang petinju wajib latihan lebih keras lagi. Harus memiliki nilai pejuang dalam mengalahkan lawannya," tegas De Gadjah.

Soal evaluasi pasca Pra PON memang banyak sekali. Terutama fasilitas atlet, suplemen petinju, dan jam terbang petinju harus kembali ditambah, terutama sparing di event internasional.

Sementara salah satu petinju Bali Cakti Dwi Putra yang baru pertama kali meraih tiket PON, mengaku akan berjuang dengan latihan lebih intensif. Evaluasi pasca kalah di final Pra PON II di Bogor juga dilakukan. Dia akan belajar memperkaya strategi, teknik dan kombinasi pukulan diperbanyak lagi.

"Catatan kami petinju harus melakukan kombinasi pukulan dengan baik. Itu untuk merepotkan dan variasi pukulan. Biar tidak monotun dan dibaca pihak lawan," tegas pelatih Tinju Bali, Yulianus Leo Bunga.*dek

Komentar