nusabali

Desa Singapadu Potensial Kembangkan Home Stay

  • www.nusabali.com-desa-singapadu-potensial-kembangkan-home-stay

Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, salah satu dari 64 desa di Gianyar, sangat potensial mengembangkan jasa akomodasi wisata home stay, seperti di Ubud.

GIANYAR, NusaBali

Sebab desa ini memiliki pelbagai keunggulan dalam akses kepariwisataan yang tak banyak dimiliki desa-desa umumnya.  Hal itu disampaikan Sang Putu Eka Pertama, salah seorang pegiat akomodasi wisata Bali saat memberikan materi dalam acara Entrepreneur Training (pelatihan kewirausahaan) di aula Kampung Sumatera, Bali Zoo, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Kamis (19/12). Pelatihan dihadiri para prajuru Desa Adat Singapadu, Direktur Utama CV Bali Harmoni AA Gde Putra, dan jajaran. Pelatihan ini untuk merangsang calon wirausaha dan usahawan di Singapadu yang telah menggeluti usaha wisata.

Eka Pertama yang akrab disapa Sang Tu Eka ini memaparkan peluang jasa home stay beranalisis SWOT (kekuatan/strengths, kelemahan/weaknesses, peluang/opportunities, dan ancaman/threats). Jelasnya, dari sisi strengths desa ini bernuansa alami, segar, dan ada objek wisata Bali Zoo. Singapadu merupakan pusat seni di Gianyar, bahkan Bali, karena ada sejumlah sanggar dan sekaa kesenian di setiap banjar. Kuliner khas Bali juga ada. Lanjut dia, nilai investasi home stay masih relatif murah. Di luar bangunan, estimasi biaya home stay per kamar sekitar Rp 18 juta untuk AC,TV, tempat tidur, kamar mandi dan pernak-pernik lain, pemanas air dan toilet. ‘’Kelemahannya (weaknesses) pasti ada. Antara lain, kualitas SDM managerial bidang home stay  harus digenjot, dan akomodasi wisata home stay di desa ini belum berkembang,’’jelas mantan Bendesa Adat Kedewatan, Ubud, Gianyar (2007-2017) ini.

Oportunitynya, papar Konsultan The Sanctoo Villa di Singapadu ini, home stay sangat diminati pelancong muda di dunia. Singapadu dekat fasilitas wisata, seperti swing, arung jeram, trekking, toko perhiasan, dan lainnya. Home stay belum banyak ada di Singapadu. Dari sisi threats, kini banyak akomodasi wisata dengan harga relatif murah di Ubud umumnya, sehingga home stay makin bersaing. Peraih penghargaan ‘Bali Top Hospitality Leader 2019’ ini memaparkan strategi menghadapi ancaman dan tantangan itu agar menjadi peluang dengan ‘aplikasi’ 7P. Yakni, produc home stay akan lebih bersaing karena berkombinasi dengan layanan jasa wisata lain. Seperti trekking, wisata sepeda, kesenian Bali, pertanian, pasar wisata, klas memasak, yoga, dan lainnya. Price (harga) sewa home stay Rp 250.000 –Rp 500.000 per malam relatif murah, sesuai kualitas layanan.

Promotion melalui online travel, partnership, media sosial, dan website. Place, home stay sebagai hunian mesti damai, tenang, segar, sejuk, dan unik. Desa Singapadu juga terletak antara destinasi wisata ternama yakni Ubud – Sanur, Denpasar, dan sekitarnya. People, dalam arti pelaku jasa wisata ini mesti ramah, ahli, berbudaya, bermotivasi kerja, dan taat kearifan lokal. Proces, sistem usaha  mesti berjalan baik hingga menjadi nilai tambah bagi wisatawan. Caranya, promosi dan pemasaran mesti memikat, pelayanan familiar dan elegan. ‘’Tak kalah penting, mesti punya physical  evidence, berupa bukti fisik berupa bangunan indah dan unik, website menarik, dan tanggapan positif dari wisatawan yang pernah menginap,’’jelas General Manager The ONE Legian Hotel, Kuta ini. Sang Tu Eka menambahkan, setiap wisatawan home stay dapat belajar tentang kondisi sosial budaya masyarakat sekitar. Maka home stay pun tak sekadar jadi tempat menginap.

Direktur Utama CV Bali Harmoni, pengelola Bali Zoo Singapadu, AA Gde Putra sangat mengharapkan di Singapadu tumbuh wirausahawan home stay. Karena akomodasi ini paling memungkinkan dikembangkan di desa dibandingkan hotel berinvestasi tinggi.*lsa

Komentar