nusabali

Pemundut Sesuhunan Sang Hyang Jaran Seberangi Jurang Naik Titian Batang Kayu

  • www.nusabali.com-pemundut-sesuhunan-sang-hyang-jaran-seberangi-jurang-naik-titian-batang-kayu

Sebuah video pendek prosesi mundut Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran melintasi titian batang pohon di atas jurang setinggi 20 meter, viral di media sosial.

SEMARAPURA, NusaBali

Pasalnya, pemundut Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran terlihat dengan mudah melintas, sementara pecalang dan krama penging justru kesulitan bahkan harus megaang (merayap) di atas batang pohon.

Adegan dalam video yang viral di media sosial ini adalah ketika Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran meraga lanang (laki) dalam perjalanan balik menuju Pura Dalem Taru Putih, Desa Adat Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung saat Hari Raya Pagerwesi pada Buda Kliwon Sinta, Rabu (11/12) lalu. Ketika itu, Ida Sesuhunan Sang Hyang Jarang meraga lanang kepundut dan kairing usai upacara ritual Nangluk Mera-na di Segara Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan.

Pemundut Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran, serta beberapa pecalang dan krama pengiring harus balik menuju Pura Dalem Taru Putih, Desa Adat Tusan dengan melintasi titian kayu di atas jurang setinggi 20 meter. Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran sungsungan Desa Adat Tusan yang kairing dalam ritual tersebut ada dua jenis, masing-masing meraga lanang (laki) dan istri (perempuan).

Sesuhunan Sang Hyang Jaran memiliki ciri khas menyerupai bentuk tongkat kayu, di mana pada bagian atasnya berupa jaran (kuda). Yang membedakan lanang dan istri adalah bagian rambut, di mana Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran meraga lanang tampak berambut putih, sementara yang meraga istri berambut hitam.

Bendesa Adat Tusan, Made Deresta, mengatakan Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran memang selalu tedun ke Segara Tegal Besar, Desa Negari untuk melaksanakan upacara ritual Nangluk Merana setahun sekali, pada Purnamaning Kaenem. Tahun ini, Purnamaning Kaenam jatuh bertepatan Hari Raya Pagerwesi, 11 Desember 2019 lalu.

Menurut Made Deresta, Ida Sesuhunan Sang Hyang Jarang kairing lunga (pergi) dari Pura Dalem Kayu Putih Desa Adat Tusan ke Segara Tegal Besar, pagi pukul 06.00 Wita. Selain Sang Hyang Jaran, semua Ida Sesuhunan ring Pura Dalem Kayu Putih juga ikut lunga ke Segara Tegal besar, yakni Ida Ratu Bhatari, Ida Ratu Berawi, dan Ida Ratu Paksi.

“Perjalanan ke Segara Tegal Besar dilakukan dengan berjalan kaki, diikuti krama Desa Adat Tusan yang jumlahnya mencapai 700 kepala keluarga (KK). Prosesi dikawal pecalang,” ungkap Made Deresta saat ditemui NusaBali di kediamannya di Desa Tusan, Rabu (18/12).

Made Deresta menyebutkan, saat perjalanan kembali dari Segara Tegal Besar menuju Pura Dalem Taru Putih, Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran meraga lanang mapikayun (berkeinginan) untuk melewati sebuah jurang (pangkung) sedalam 20 meter, dengan melintasi batang kayu yang melintang di atas jurang. Pecalang dan sejumlah krama pengiring pun mengikutinya.

Dari sejumlah Ide Sesuhunan, menurut Made Deresta, hanya Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran meraga lanang yang kembali dengan melintasi titiap kayu di atas jurang yang tembus ke Traffic Light Desa Banjarangkan. Sedangkan Ida Sesuhanan lainnya, semuanya budal (pulang) dengan melewat jalan raya, termasuk Sang Hyang Jaran meraga istri.

Maka, terjadilah keanehan berbau niskala, sebagaimana dalam rekaman video yang viral di media sosial tersebut. Pemundut Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran meraga lanang dengan mudah melintasi titian kayu, sementara pecalang dan krama pengiring harus ekstra hati-hati sampai merayap.

Menurut Made Deresta, Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran di Desa Adat Tusan dulunya pernah dilinggihkan (distanakan) di Bale Piyasan Pura Dalem Taru Putih. Saat karya pujawali di Pura Dalem Taru Putih tahun 2007, krama ngodakin (menservis) semua Ida Sesuhunan, termasuk Sang Hyang Jaran. Sejak saat itu, Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran kembali ketangiang di sana.

Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran meraga lanang selalu kepundut oleh Jero Tapakan Made Redo, sementara Ida Sesuhunan Sang Hyang Jaran meraga istri dipundut oleh Ida Bagus Putu Suamba (pamangku Pura Merajan di Banjar Alit, Desa Tusan). *wan

Komentar