nusabali

I Wayan Lovayana, Berjuang Mengembangkan Potensi Bali Melalui Teknologi

  • www.nusabali.com-i-wayan-lovayana-berjuang-mengembangkan-potensi-bali-melalui-teknologi

Imajinasi sebenarnya adalah ide-ide kreatif yang jika diwujudkan bisa menjadi solusi di masyarakat.

DENPASAR, NusaBali.com
Semenjak tahun 2018 lalu, masyarakat sekitar Denpasar dan Tabanan mulai diperkenalkan dengan game Virtual Reality (VR). Game ini merupakan komunitas Caritra Bestari Bali yang mengangkat sejarah Bali sebagai konten game dalam teknologi VR. Salah satunya yang kini sudah berjalan selama setahun, yaitu game Kebo Iwa, permainan di mana pemain seolah berperan menjadi Patih Kebo Iwa pada zaman kerajaan Bali dalam mengalahkan musuh-musuhnya.

Komunitas ini didirikan oleh pemuda Bali asal Banjar Dinas Kuwun, Tegallinggah, Tabanan bernama I Wayan Lovayana. Wirausahawan startup muda berusia 28 tahun ini membentuk komunitas Caritra Bestari Bali ini berawal dari kecintaannya pada Bali itu sendiri. “Kenapa saya berjuang seperti sekarang, itu sebenarnya memang karena rasa cinta saya kepada Bali ini sendiri. Saya kan mungkin dulunya bukan orang yang pintar, tapi ternyata ketika kuliah keluar itu semua berbeda. Saya menemukan bahwa ternyata tidak bisa saya hanya di-jugde berdasarkan masa lalu saya. Saya menyadari bahwa imajinasi itu sebenarnya adalah ide-ide kreatif yang jika diwujudkan bisa menjadi solusi di masyarakat. Ternyata pas kuliah, dosen-dosen malah mendukung, mereka tinggal mengarahkan saya,” ungkap I Wayan Lovayana, founder dan CEO dari Caritra Bestari Bali. 

Meskipun baru terbentuk dan memulai debutnya pada tahun 2018, namun ide untuk mengangkat Bali ke dalam ranah modern sudah terbentuk di tahun 2016 saat dirinya menjadi salah satu dosen pengajar ekonomi di Universitas Kristen Maranatha Bandung tempatnya memperoleh gelar sarjana. Kala itu, Lovayana mengangkat sebuah ide wirausaha untuk menjadikan seni ukiran Bali sebagai case smarphone yang eksklusif. Usaha kemudian dinamai Tattwa Nusantara, yang hingga kini masih bertahan dan bernaung sebagai anak usaha di Caritra Bestari Bali. “Seni budaya bukanlah tradisi dengan wujud yang sama dari zaman ke zaman, tetapi nilai yang harus kita lestarikan dengan wujud yang diadaptasikan,” mottonya kala itu yang bertahan hingga kini. 

Dengan dibentuknya komunitas Caritra Bestari Bali ini di tahun 2018, Lovayana menjadi nominasi Pemuda Kreatif Astra di tahun tersebut, dan juga menjadi Juara Pemuda Pelopor Bidang Inovasi Teknologi tingkat Provinsi Bali. Di tahun tersebut pula, dirinya bertemu dengan partner kerjanya di Caritra Bestari Bali, I Wayan Darya Kartika melalui acara Gerakan 1000 Startup 2018. I Wayan Darya Kartika sendiri kini mengambil posisi sebagai Store and Event Manager Caritra Bestari Bali.

“Saya bertemu Darya ketika Gerakan 1000 Startup, pada waktu itu dia memiliki startup sendiri yaitu Unicraft. Kemudian kami saling sharing, ikut kompetisi bersama, sampai pada hibah PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi ), saya lolos dan dia tidak. Namun sebenarnya saya melihat potensi di sana, saya juga melihat Darya berjuang menjaga eksistensi Unicraft, daripada vakum dan passionnya tidak berlanjut, makanya saya ajak gabung,” kenang pemuda kelahiran 1 Desember 1991 ini.

Hibah PPBT yang diterima oleh Lovayana di tahun 2019 ini merupakan titik balik majunya startup Caritra Bestari yang dikelolanya. Dana hibah ini memungkinkan Lovayana untuk melengkapi pengadaan alat dalam game VR. “Setelah PPBT, sekarang sudah jelas ke mana arahnya, komunitas bisa saya bikin, kemudian sudah bisa ke sekolah-sekolah lebih banyak. Tujuan saya nantinya agar bisa membuat e-sport di seluruh Bali. E-sport tapi nanti temanya sejarah dan budaya, seperti gamelan, keris, Kebo Iwa,” lanjut alumnus Universitas Kristen Maranatha dan Bina Nusantara (Binus) Jakarta ini. 

Kini, meskipun sudah tak berkarir menjadi dosen, dirinya msih sering mendapat panggilan untuk menjadi pembicara di berbagai universitas untuk membawakan materi kewirausahaan. “Kemarin memang sempat ditawari juga untuk menjadi dosen, seperti kemarin di Untab. Tapi bagaimana ya, kalau karya saya belum benar-benar sustain saya tidak mau dulu, jadi dosen atau jadi apa saya nggak mau, saya fokus di karya saya saja dulu,” tatasnya.

Hingga saat ini, Komunitas Caritra Bestari yang didirikannya telah memiliki tiga unit usaha, yaitu Tattwa Nusantara yang merupakan startup di bidang usaha ukir Bali untuk casing eksklusif smartphone, Digital Lontar Nusantara yang bergerak di bidang Virtual Reality dan Augmented Reality, serta yang terbaru, yakni aplikasi Musea Bali yang siap dirilis pada 28 Desember 2019 mendatang dalam acara Denpasar Festival 2019. Musea Bali sendiri merupakan aplikasi yang memuat konten informasi sejarah dan museum yang ada di Bali yang dalam pembuatannya didukung oleh Kemendikbud. Dan tak hanya merilis produk-produknya dalam startup digital, dirinya juga telah mengikuti beragam kompetisi startup, salah satunya yaitu Pegadaian Startup Competition, dan baru-baru ini menjadi Juara 3 dalam Festival Wirausaha Muda Denpasar 2019 pada 23-24 November 2019 lalu. 

Tak hanya aktif di bidang wirausaha, putra pertama pasangan I Nyoman Berem dan Ni Wayan Suwarni ini juga aktif membanggakan nama daerahnya melalui olahraga beladiri Shorinji Kempo. Lovayana merupakan salah satu atlet yang mewakili Kabupaten Tabanan dalam Porprov Bali 2019 di Kabupaten Tabanan pada September 2019 lalu. Saat ini, dirinya memegang sabuk hitam tingkat II Dan dan secara aktif membantu proses latihan di dojo daerahnya, yakni Dojo Kuwun Tegallingah, Tabanan. 

“Kalau ada pelatih-pelatih yang lebih tinggi, saya menjadi asisten. Tapi saya melatih juga bagian adik-adik, soalnya adik-adik itu senang dengan saya. Karena menurut saya, yang penting mereka senang dulu dengan latihannya, tidak harus dia pintar dari awal. Lebih asiknya lagi kenapa mereka senang dengan saya kan karena bisnis yang saya jalankan, mereka tidak punya baju latihan saya bisa sumbangkan baju, terus setelah mereka latihan lalu ada PR sekolah, saya ajarin buat PR,” lanjut Lovayana. 

Selama menjadi atlet cabang olahraga Kempo, Lovayana juga telah menorehkan prestasi yang tidak sedikit. Pemegang sabuk hitam II Dan ini pernah meraih medali emas dalam nomor Embu Kumi I Kyu Remaja Putra, dan medali perak nomor Randori Putra 50 kg pada Porkab Tabanan 2008, dan pada Porprov Gianyar tahun 2017 lalu memperoleh medali perak di nomor Embu Berpasangan Putra I Dan.*yl

Komentar