nusabali

Permen Roadmap Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Masih Digodok

  • www.nusabali.com-permen-roadmap-percepatan-kendaraan-bermotor-listrik-masih-digodok

Kementerian Perindustrian sedang menyiapkan percepatan program kendaraan bertenaga listrik yang akan dimulai dari pengembangan angkutan umum.

MANGUPURA, NusaBali.com
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian terus berupaya mendorong program percepatan implementasi kendaraan listrik. Hal tersebut diungkapkan usai dialog kendaraan berbasis listrik “The 2nd Indonesia-Japan Automotive Dialogue” di Padma Resort, Kuta, Badung.

Putu Juli Ardika selaku Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan menyampaikan Kementerian Perindustrian saat ini sedang menyusun sejumlah Peraturan Menteri (Permen) sebagai kelanjutan amanah Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL).

"Kementerian Perindustrian sesuai dengan amanah Perpres Nomor 55 Tahun 2019 itu kan ditugaskan untuk menyusun empat  Permen sebagai perkembangannya. Sebenarnya ada empat  hal yang diminta pada kami untuk ditindaklanjuti," ungkapnya, Jumat (13/12/2019). Pertama, pihaknya sedang menyiapkan roadmap industri kendaraan bermotor termasuk baterainya.

"Kedua, membuat perhitungan bagaimana mengukur dan menghitungnya. Ketiga menyiapkan fasilitas untuk bisa nanti masuk ke dalam SKD, DKD, dan faktur. Keempat, menindaklanjuti dengan beberapa kementerian, termasuk kementerian keuangan untuk membuat kebijakan. Sebelum masuk ke sana diminta untuk memberikan fasilitas impor CBU dalam waktu dekat bagi industri yang akan berinvestasi di Indonesia," ungkapnya.

Ia juga mengatakan percepatan program kendaraan bertenaga listrik akan dimulai dari pengembangan angkutan umum. Ia menilai moda transportasi umum sebagai kendaraan yang pemakaiannya sudah jelas sehingga kelengkapan infrastruktur dapat lebih mudah untuk disiapkan. Alasan dari rencana penerapan itu tentu karena kendaraan listrik yang harganya terbilang mahal.

"Kalau kendaraan listrik memang saat ini masih cukup mahal untuk beli. Saat ini yang didorong itu kendaraan yang umum. Okelah belinya mahal, tapi dalam operasinya murah. Sehingga itu yang didorong untuk kendaraan umumnya. Karena ia akan terus bergerak," ujarnya.

Putu menyebutkan salah satu kendala dalam pengembangan angkutan umum bertenaga listrik adalah pada kapasitas dan ukuran baterai. Apalagi sejauh ini, pembahasan mengenai kapasitas batrei untuk digunakan di mobil listrik terus menjadi pembahasan. "Sekarang ini untuk pabrik bahan baku baterainya masih diskusi soal dampak lingkungannya. Semoga segera selesai. Sehingga kalau pembahasan itu sudah selesai kita bisa menentukan bahan bakunya.

"Kalau bahan bakunya sudah ada nanti ada investasi-investasi untuk mulai memproduksi bahan baku baterai. Kalau sekarang banyak yang sudah komitmen tapi kan ini menunggu bahan bakunya," tambahnya. Soal target penyelesaian baterai, Putu tak menyebutkan dengan jelas.

Ia hanya memberi gambaran sesuai yang dikatakan oleh Menteri Kemaritiman dan Investasi RI. "Kalau yang kemarin Pak Menteri Kemaritiman dan Investasi RI sampaikan itu tahun 2022. Itu yang kita jadikan acuan untuk produksinya baterai. Nanti akan kita koordinasikan lagi seperti apa perkembangannya," tegasnya.*has

Komentar