nusabali

Sekeluarga Tenggak Obat Serangga, 2 Tewas

  • www.nusabali.com-sekeluarga-tenggak-obat-serangga-2-tewas

Satu keluarga di Wonogiri terdiri dari seorang ibu dan satu anaknya tewas dan seorang anak lainnya dalam kondisi kritis.

WONOGIRI,NusaBali
Mereka diduga keracunan obat serangga yang ditenggak ketiganya. "Korban meninggal merupakan ibu dan anak. Identitas korban tewas adalah W (38) dan anak keduanya berusia 7 tahun. Sedangkan korban kritis anak 10 tahun. Semua berada di RS PKU Muhammadiyah Ponorogo, Jatim," ungkap Kapolsek Purwantoro, Wonogiri, Iptu Aris Joko Narimo seperti dilansir detik, Kamis (12/12).

Aris menjelaskan, kronologis kejadian, sekitar pukul 06.30 WIB, korban anak pertama sambil merangkak menuju rumah neneknya yang tak jauh dari rumah korban melalui pintu belakang. Anak tersebut sambil terbata-bata menahan rasa sakit meminta tolong.

Mengetahui itu nenek dan warga langsung menuju rumah korban pinjam mobil untuk membawa korban. Namun sampai di rumah korban, mereka melihat ibu dan anak nomor dua dalam keadaan kritis.

"Para korban langsung dimasukkan ke dalam mobil untuk dibawa ke RSUD Muhamadiyah, Ponorogo," jelas Aris.

"Korban diduga minum obat jenis insektisida, ini diperkuat diagnosa awal pihak rumah sakit," lanjutnya.

Ibu dan anak kedua meninggal dunia di perjalanan. Sedangkan anak pertama saat ini masih dalam kondisi kritis dan dirawat intensif di rumah sakit.

Dia menuturkan ibu tersebut meninggalkan kertas berisi 'Nek aku mati aku pengen dikubur karo keluargaku ditumpuk nak ora tak dendeni' (kalau saya meninggal saya mau dikubur sama keluarga saya ditumpuk/dijadikan satu liang lahat, kalau tidak mau akan saya hantui).

"Masih dilakukan penyelidikan, untuk sebab pastinya belum tahu, motif dan lain-lainnya juga belum bisa dipastikan," pungkas dia.

Ibu yang bunuh diri bersama anaknya, bukan termasuk warga miskin. Para tetangga juga mengaku tidak mengenal akrab karena sikapnya yang tertutup.

Kepala Desa tempat Ibu W tinggal, mengakui bahwa ibu tersebut adalah warga asli desa tersebut. Kehidupannya cukup layak dan memiliki sejumlah sepeda motor.

Selama ini, ibu tersebut tinggal bersama kedua anaknya yang masih duduk di bangku SD. Sedangkan suaminya merantau di Yogyakarta.

Menurut Kaur Kesra desa setempat menyebutkan, keluarga tersebut tergolong tertutup. Disebut, korban sangat jarang mau bersosialisasi dengan warga dan keluarga besarnya "Pintu rumahnya selalu tertutup," jelas dia.*

Komentar