nusabali

Perketat Pengawasan Anak Saat Kegiatan Luar Panti

Panti Asuhan Kesayan Ikang Papa Gianyar

  • www.nusabali.com-perketat-pengawasan-anak-saat-kegiatan-luar-panti

Para orangtua di Gianyar, bahkan Bangli, yang anaknya penyandang disabilitas makin mempercayakan pengasuhan anak mereka di Panti Asuhan Kesayan Ikang Papa (AKIP), Jalan Kebo Iwa, Gianyar.

GIANYAR, NusaBali
Seiring kepercayaan itu, pihak pengasuh panti ini makin memperketat pengawasan 33 anak panti agar tak sampai bingung saat kembali ke panti usai ikut kegiatan di luar panti.

Hal itu disampaikan Ibu Asuh Panti AKIP Gianyar, AA Putri Setiawati alias Agung Putri, di sela-sela acara kunjungan bertema Peduli Kemanusiaan dari jajaran kader dan DPD II Golkar Gianyar, Rabu (11/12). Agung Putri mengatakan, panti ini kini mengasuh 33 anak disabilitas, terdiri dari 17 laki-laki dan 16 perempuan.

Dari 33 itu, 25 anak tuna wicara dan 8 anak tuna grahita (keterbelakangan mental). Dari 33 anak ini semuanya bersekolah di SLB (sekolah luar biasa) jenjang SD 8 orang, SMP 9 orang, dan SMA 16 orang. SLB ini berlokasi di Jalan Erlangga, Gianyar, sekitar 350 meter di timur Panti AKIP.

Agung Putri mengatakan, di antara 33 anak itu, 8 anak tuna grahita paling membutuhkan pengasuhan ekstra ketat. Terutama, saat anak-anak ini beraktivitas di luar panti dan luar sekolah. Dia menceritakan, beberapa waktu lalu, salah seorang anak panti jenjang SMA tunagrahita, Wayan Nugraha,18, tak ikut anak-anak lain bermain ke sebuah kolam renang di Denpasar.

Mereka diajak bermain dengan bantuan sponsor peduli anak disabilitas. Nugraha memilih main dengan naik sepeda ke Pantai/Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, sekitar 8 km arah tenggara panti. Namun karena dia lemah mental dan pelupa, anak asal Banjar Dukuh, Desa Kenderan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini kebingungan saat pulang/kembali ke panti.

Saat ingin pulang, dia mendayung sepedanya ke arah timur hingga tiba di Desa/Kecamatan Sidemen, Karangasem, sekitar 30 km arah timur dari Pantai Lebih. “Saya tahunya anak ini ada di Sidemen setelah malam-malam ditelepon oleh polisi. Polisi ini memberitahukan keberadaan anak ini di sana (Sidemen,Red),” jelasnya.

Jelas Agung Putri, dia bersama pengasuh lainnnya juga melid (wanti-wanti) agar menjaga anak tuna grahita dengan ketat. Misal, saat nonton pawai HUT Kemerdekaan RI, dan jenis keramaian lainnya. Kata dia, mengajak anak ke tempat hiburan atau tempat ramai bagian dari program wajib agar anak bisa tumbuh kembang secara sehat dan wajar, seperti anak-anak normal. “Makanya kalau anak-anak harus diajak pergi ke keramaian, kami minta agar mereka magentet (saling pegangan tangan). Agar tak ada yang hilang, apalagi malam hari,” jelas istri mantan Asisten I Setda Gianyar, Drs I Nyoman Sukanta (almarhum) ini.

Papar Agung Putri, Panti AKIP bendiri tahun 1983 saat kepemimpinan Bupati Gianyar Tjokorda Gde Raka Dharana. Sesuai AD/ART, panti ini bernaung di bawah Yayasan Kesayan Ikang Papa dengan ketua yayasannya istri bupati. Tahun 2010, Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, mengembangkan SDLB menjadi SLB dengan jenjang pendidikan anak disabilitas SD, SMP, dan SMA.

Ketua DPD II Partai Golkar Gianyar, Dr I Made Dauh Wijana mengatakan, aksi peduli sosial ini digelar serangkaian peringatan HUT Partai Golkar ke-55 tahun 2019. Aksi ini sebagai komitmen partainya untuk membantu anak disabilitas khususnya yang tinggal di panti setempat. “Para kader Partai Golkar Gianyar juga sepakat untuk menyisihkan sejumlah dana setiap tahun untuk membantu anak panti ini,” jelasnya. *lsa

Komentar