nusabali

Delapan Kasus Dipicu Puntung Rokok

Hingga Awal Desember 2019, Tercatat 341 Kebakaran di Badung

  • www.nusabali.com-delapan-kasus-dipicu-puntung-rokok

Pemicu kebakaran yang paling banyak karena pembakaran sampah, disusul korsleting listrik, kebocoran tabung gas elpiji. Ada 1 kasus karena sambaran petir.

MANGUPURA, NusaBali

Dari Januari hingga awal Desember 2019, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung mencatat ada 341 kasus kebakaran di wilayah tersebut. Kebakaran ini disebabkan berbagai faktor termasuk delapan di antaranya karena puntung rokok.

Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung I Wayan Wirya, menerangkan kebakaran yang terjadi di wilayah Badung Selatan disebabkan berbagai faktor. Yang paling banyak adalah dipicu pembakaran sampah. Dalam catatan, ada 171 kebakaran yang disebabkan oleh hal itu. Kemudian disusul kebakaran karena korsleting listrik sebanyak 65 kejadian, sementara posisi ketiga disebabkan oleh faktor kebocoran tabung gas elpiji.

“Ketiga faktor ini yang paling utama dalam insiden kebakaran di wilayah Badung. Meski demikian, masih ada pemicu/faktor lainnya,” tuturnya, Rabu (11/12) sore.

Faktor lainnya yang menimbulkan kebakaran adalah api dupa dan puntung rokok. Faktor ini, menurut Wirya, masing-masing tercatat sekitar delapan kasus dan terakhir adalah karena petir terjadi 1 kasus. Sementara, untuk faktor lain-lainnya sebanyak 63 kasus. Sehingga, total kasus kebakaran hingga awal Desember ini mencapai 341 kasus.

Kebakaran yang dipicu oleh puntung rokok ini murni kelalaian dari oknum yang membuang puntung rokok sembarangan. Api dari puntung rokok itu kemudian menyambar barang-barang di sekitarnya yang mengakibatkan kebakaran meluas.

“Kasus kebakaran akibat puntung rokok ini memang menjadi sorotan kami. Kami berharap agar masyarakat selalu hati-hati saat membuang puntung rokok. Begitu juga dengan api dupa yang menyumbang delapan kejadian kebakaran,” jelasnya.

Terkait bulan kejadian kebakaran, pada Oktober yang paling banyak kasus, yakni 64 kejadian, kemudian pada November 49 kejadian, Agustus 41 kejadian, Juli 38 kejadian, dan September 37 kejadian. Sementara, pada bulan lainnya tertinggi hanya mencapai 25 kasus. “Yang terendah itu pada Februari sebanyak 14 kasus. Kemudian pada Maret ada 16 kejadian. Selanjutnya pada Januari dan Mei masing-masing 18 kasus. Sementara pada April 22 kasus dan Juni 24 kasus,” imbuh Wirya.

Dengan berbagai insiden yang dipicu kelalaian, Wirya berharap agar bisa ditekan lagi ke depannya. Untuk itu, dia berpesan agar selalu memperhatikan kondisi sekitar saat membakar sampah, kemudian selalu membuang puntung rokok pada tempatnya. Dengan demikian, kebakaran bisa dicegah lebih dini. “Selain itu, kita harapkan juga kepada masyarakat agar secepatnya menghubungi pihak pemadam kebakaran, agar api dengan cepat diatasi. Salah satu kendala yang kita hadapi selama ini karena terlambatnya laporan kebakaran. Sehingga, saat anggota tiba di lokasi, api sudah membesar dan merembet,” tandas Wirya. *dar

Komentar