Nedunang di Pura Kiduling Kreteg, Bupati Mundut Pratima
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri mundut pratima Ida Bhatara Brahma saat upacara nedunang pralingga dan pratima Ida Bhatara Brahma di Pura Kiduling Kreteg, Banjar Kreteg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Anggara Wage Sinta, Selasa (10/12).
AMLAPURA, NusaBali
Upacara nedunang pratima sekaligus mapepada wewalungan dipuput Ida Pedanda Gede Ketut Jelantik Wanasari dari Geria Buddha, Banjar Geria, Desa Adat Subagan, Kecamatan Karangasem. Upacara ini digelar serangkaian pujawali Panyeeb Brahma di Pura Kiduling Kreteg.
Ida Bhatara dan pralingga kemudian mapurwadaksina dengan cara keliling tiga kali di utama mandala Pura Kiduling Kerteg Besakih. Selanjutnya distanakan di Bale Pasamuan Agung. Sementara pangayah lainnya menggelar mapepada wewalungan dengan kurban godel (anak sapi), kambing, kucit (anak babi), ayam dan lain-lain. Hewan kurban ini akan disembelih untuk pelengkap banten pada Purnama Kaenem, Buda Kliwon Sinta, Rabu (11/12) hari ini. Upacara diakhiri dengan persembahyangan bersama.
Pedanda Jelantik mengatakan, pujawali Panyeeb Brahma bertujuan memohon kepada Ida Bhatara Brahma agar bumi ini kembali sejuk, tidak lagi panas. Dengan kesejukan, umat dianugerahi kemakmuran. Biasanya usai rangkaian pujawali Panyeeb Brahma di Pura Kiduling Kreteg Besakih mulai turun hujan. Bupati Mas Sumatri mengingatkan Pura Kiduling Kreteg merupakan Pura Catur Dala tempat memuja Ida Bhatara Brahma. “Pujawali Panyeeb Brahma dilaksanakan bertujuan mohon agar energi panas yang ada di perut bumi (Kurma Agni) diimbangi dengan kesejukan air,” jelas Bupati Mas Sumatri.
Dikatakan, selama ini setelah pujawali di Pura Kiduling Kreteg Besakih ditandai turun hujan, secara perlahan musim panas yang berkepanjangan itu diakhiri. “Walau Ida Bhatara memberkati kesuburan berupa air hujan, tetap waspada dampak hujan lebat,” katanya. Upacara nedunang Ida Bhatara juga dihadiri Kadis Kebudayaan I Putu Arnawa, Kadis Pariwisata I Ketut Sedana Mertha, Kepala Kantor Kementerian Agama Dr Ni Nengah Rustini MAg, dan pejabat lainnya. *k16
Upacara nedunang pratima sekaligus mapepada wewalungan dipuput Ida Pedanda Gede Ketut Jelantik Wanasari dari Geria Buddha, Banjar Geria, Desa Adat Subagan, Kecamatan Karangasem. Upacara ini digelar serangkaian pujawali Panyeeb Brahma di Pura Kiduling Kreteg.
Ida Bhatara dan pralingga kemudian mapurwadaksina dengan cara keliling tiga kali di utama mandala Pura Kiduling Kerteg Besakih. Selanjutnya distanakan di Bale Pasamuan Agung. Sementara pangayah lainnya menggelar mapepada wewalungan dengan kurban godel (anak sapi), kambing, kucit (anak babi), ayam dan lain-lain. Hewan kurban ini akan disembelih untuk pelengkap banten pada Purnama Kaenem, Buda Kliwon Sinta, Rabu (11/12) hari ini. Upacara diakhiri dengan persembahyangan bersama.
Pedanda Jelantik mengatakan, pujawali Panyeeb Brahma bertujuan memohon kepada Ida Bhatara Brahma agar bumi ini kembali sejuk, tidak lagi panas. Dengan kesejukan, umat dianugerahi kemakmuran. Biasanya usai rangkaian pujawali Panyeeb Brahma di Pura Kiduling Kreteg Besakih mulai turun hujan. Bupati Mas Sumatri mengingatkan Pura Kiduling Kreteg merupakan Pura Catur Dala tempat memuja Ida Bhatara Brahma. “Pujawali Panyeeb Brahma dilaksanakan bertujuan mohon agar energi panas yang ada di perut bumi (Kurma Agni) diimbangi dengan kesejukan air,” jelas Bupati Mas Sumatri.
Dikatakan, selama ini setelah pujawali di Pura Kiduling Kreteg Besakih ditandai turun hujan, secara perlahan musim panas yang berkepanjangan itu diakhiri. “Walau Ida Bhatara memberkati kesuburan berupa air hujan, tetap waspada dampak hujan lebat,” katanya. Upacara nedunang Ida Bhatara juga dihadiri Kadis Kebudayaan I Putu Arnawa, Kadis Pariwisata I Ketut Sedana Mertha, Kepala Kantor Kementerian Agama Dr Ni Nengah Rustini MAg, dan pejabat lainnya. *k16
Komentar