nusabali

Saatnya Indonesia (Kembali) Sabet Emas Sepakbola

Tarung ‘Balas Dendam’ Melawan Vietnam di Manila Malam Ini

  • www.nusabali.com-saatnya-indonesia-kembali-sabet-emas-sepakbola

Tibalah saat yang menentukan bagi Timnas U-23 Indonesia dalam pesta olahraga multievent se-Asia Tenggara Asian Games XXX 2019 di Filipina.

MANILA, NusaBali

Indonesia kembali hadapi Vietman dalam laga final di Rizal Memorial Stadium Manila, Selasa (10/12) malam ini, untuk memperebutkan medali emas cabang sepakbola. Skuad Garuda Muda asuhan pelatih Indra Sjafrie dituntut tampil lebih tajam untuk bisa mengalahkan Vietnam, guna meraih medali emas ketiga sepanjang sejarah SEA Games.

Indonesia lolos ke partai puncak SEA Games 2019, setelah sebelumnya sukses mendepak Myanmar 4-2 dalam laga semifinal di tempat yang sama, Sabtu (7/12) sore. Sedangkan Vietnam memastikan tiket ke final setelah menghabisi Kamboja 4-0 di babak semifinal.

Sebelum bertemu lagi di partai puncak malam ini, Indonesia dan Vietnam sudah sempat saling berhadapan di laga penyisihan Grup B, yang juga digelar di Rizal Memorial Stadium Manila, 1 Desember 2019 lalu. Kala itu, Garuda Muda sempat leading dulu 1-0 melalui gol Sani Rizki Fauzi pada menit ke-23. Namun, Indonesia akhirnya takluk 1-2 setelah kecolongan 2 gol di babak kedua, masing-masing melalui Nguyễn Thành Chung pada menit ke-64 dan Nguyễn Hoàng Đức saat injury-time.

Maka, duel final malam ini pukul 20.00 Wita praktis akan menjadi ajang balas dendam bagi Indonesia. Jika berhasil membalas Vietnam, Indonesia akan mengakhiri penantian panjang kembali sabet medali emas cabang bergengsi sepakbola, pasca sukses Ricky Yacobi cs pada SEA Games 1987 di Jakarta dan Robby Darwis cs pada SEA Games 1991 di Manila.

Menghadapi Vietnam malam ini, Indonesia diprediksi akan mengandalkan trio Osvaldo Haay-Saddil Ramdani-Egy Maulana Vikri di lini depan, dengan Evan Dimas Darmono sebagai jederal lapangan tengah. Sedangkan trio Asnawi Mangkualam bahar-Andy Setyo-Bagas Adi akan kembali jadi benteng bagi penjaga gawang Nadeo Arga Winata.

Indonesia dituntut tampil solid, lebih tajam, dan efektif dalam duel balas dendam malam ini. Saat pertemuan pertama melawan Vietnam di fase grup, Indonesia tampil kurang tajam dan efektif, hingga membuang banyak peluang. Saat itu, pemain Indonesia melakukan 6 kali percobaan, di mana 5 kali mengarah ke gawang. Namun, hanya 1 percobaan yang berbuah gol. Itu pun, terciptanya gol Sani Rizki Fauzi tak terlepas dari blunder penjaga gawang Vietnam, Bui Tien Dung.

Sebaliknya, Vietnam saat itu mampu mengurung total pertahanan indonesia di babak kedua. Vietnam---yang baru aktif lagi mengikuti cabang sepakbola sejak SEA Games 1993 di Singapura---mencatat banyak peluang ke gawang Indonesia. Ada 12 percobaan yang dilakukan pemain Vietnam, 6 di antaranya mengarah ke sasaran. Dari jumlah itu, 2 perecobaan berbuah gol. Kelengahan para pemain Indonesia di menit-menit akhir, membuat Vietnam bisa mencetak gol kemenangan 2-1 melalui tendangan keras jarak jauh Nguyễn Hoàng Đức saat pertandingan mema-suki injury-time.

Kemudian, ketika mengalahkan Myanmar 4-2 di semifinal, skuad Garuda Muda juga tampil kurang tajam dan efektif, sehingga sangat banyak membuang peluang emas. Kala itu, Evan Dimas cs melakukan 14 tembakan mengarah langsung ke gawang. Namun, hanya 4 peluang yang membuahkan gol, sementara 10 peluang emas lainnya terbuang percuma.

Dalam laga semifinal melawan Myanmar yang melalui perpanjangan waktu 2x15 menit sore itu, Indonesia untungnya bisa menang 4-2 melalui gol-gol yang dicetak Evan Dimas pada menit ke-57 dan 113, Egy Maulana menit ke-72, dan Osvaldo Haay menit ke-102. Myanmar sendiri sempat menyamakan kedudukan 2-2 untuk memaksakan perpanjangan waktu, melalui gol Aung Kaung Mann di menit ke-79 dan Win Naing Tun menit ke-80.

Belajar dari pertandingan sebelumnya, pelatih Indra Sjafrie telah menyiapkan strategi agar timnya tampil lebih tajam menghadapi Vietnam di final malam ini. "Besok (malam ini) adalah pertandingan yang kami tunggu dan sebelum kita lolos di fase grup," ujar pelatih Indra Sjafri dilansir detikcom dalam sesi jumpa pers di Manila, Senin (9/12).

"Saya sudah bikin statemen setelah kalah dari Vietnam, 'Saya tunggu Vietnam di final'. Dan, akhirnya kami ketemu lagi di final. Pertandingan ini adalah laga yang menarik. Saya harap indonesia menjadi pemenangnya," lanjut mantan pelatih bali United yang beberapa bulan lalu sukses mengantarkan Indonesia sebagai juara Piala AFF U-22 ini.

Secara tim, baik Indonesia maupun Vietnam sama tajam dan tangguhnya dalam SEA Games 2019 ini. Hingga berakhirnya babak semifinal, Indonesia dan Vietnam sama-sama produktif, dengan sama-sama membukukan 21 gol. Indonesia mengandalkan Osvaldo Haay sebagai raja gol, sementara Vietnam mengandalkan Ha Duc Chinh. Keduanya sama-sama menjadi top scorer sementara SEA Games 2019 dengan masing-masing mengemas 8 gol.

Kemenangan terbesar Indonesia diraih saat mengalahkan Brunei Darussalam 8-0, sementara Vietnam cetak kemenangan terbesar ketika melibat Brunei 6-0. Dari sisi ketangguhan, Indonesia hanya kebobolan 4 gol, termasuk 2 gol yang disarangkan Vietman. Demikian pula Vietnam, hanya kebobolan 4 gol, termasuk 1 gol ketika menghadapi Indonesia di penyisihan.

"Ada statistik yang menarik jelang final besok. Vietnam dan Indonesia, data statistik menyatakan, kami sama-sama produktif, sama-sama kebobolan 4 gol saja, memasukkan 21 gol. Tapi, ada yang membedakan soal pelatihnya. Pelatih Vietnam kena kartu kuning 2 kali, sementara saya belum sekali pun," papar Indra Sjafrie.

Sementara itu, pelatih Vietnam asal Korea, Park Hang-seo, menilai Indonesia punya kelemahan yang akan dieksploitasinya dalam final malam ini. "Saya tidak setuju dengan pandangan bahwa pemain Indonesia memiliki cara bermain yang keras. Mereka terorganisir dengan baik, dalam kondisi fisik, tahu peran taktis. Kemampuan untuk beralih dari pertahanan ke serangan balik sangat cepat," kata Hang-seo.

“Indonesia kebanyakan mencetak gol dari dua sisinya, jadi kami tahu bagaimana mempersiapkannya. Permainan ini berat secara fisik. Para pemain Indonesia memiliki kemampuan yang sama, tetapi mereka juga memiliki kelemahan dan kami akan mengeksploitasinya."

Menghadapi Indonesia malam ini, Vietnam dibayangi ‘kutukan final SEA Games Masalahnya, dari 5 kali final SEA Games, Vietnam selalu menelan kekalahan. Vietman pertama kali lolos ke final SEA Games 1995 di Chiangmai, ketika mereka melabrak Indonesia 1-0 di penyisihan. Namun, The Golden Dragons kalah telak 0-4 dari tuan rumah Thailand, sehingga gagal sabet emas.

Empat tahun berselang, Vietnam kembali lolos ke final SEA Games 1999 di Brunei Darussalam, ketika mereka lagi-lagi mengalahkan Indonesia 1-0 di fase grup. Namun, Vietnam dipecundangi Thailand 2-0 hingga gagal sabet emas. Pada SEA Games 2003 dan SEA Games 2005, Vietnam kembali secara beruntun dijegal Thailand di final, masing-masing dengan skor 1-2 dan 0-3. Terakhir, Vietnam gagal lagi dalam final kelima saat SEA Games 2017 di Malaysia, ketika mereka dihajar tim tuan rumah 1-0.

Sebaliknya, Indonesia sudah 7 kali trembus babak final, termasuk saat melawan Vietnam malam ini. Dari jumlah itu, Indonesioa 2 kali sukses sabet medali emas, yakni ketika kalahkan malaysia 1-0 dalam final SEA Games 1987 di Jakarta (melalui gol tunggal Ribut Waidi) dan bungkam Thailand 4-3 lewat drama adu penalti (setelah skor imbang 0-0 hingga extra time) dalam final SEA Games 1991 di Manila. Sedangkan 4 partai final lagi gagal membuahkan medali emas, yakni SEA Games 1979 di Jakarta, SEA Games 1997 di Jakarta, SEA Games 2011 di Jakarta, dan SEA Games 2013 di Myanmar. *nar

Komentar