nusabali

Dinding Pondasi Pasar Badung Roboh

Tembok-Lantai Juga Retak

  • www.nusabali.com-dinding-pondasi-pasar-badung-roboh

Pasar Badung sempat dipuji Presiden Jokowi sebagai pasar dengan arsitektur terbaik di Indonesia saat peresmian, 23 Maret 2019

DENPASAR, NusaBali

Baru 9 bulan diresmikan Presiden Jokowi, 23 Maret 2019 lalu, Pasar Badung yang dibangun dengan anggaran Rp 61,8 miliar malah roboh di bagian dinding pondasi sisi barat. Dugaan sementara, pondasi Pasar Badung yang berlokasi di Jalan Gajah Mada Denpasar ini roboh karena pengerjaannya kurang baik.

Dinding pondasi yang roboh ini berada di bagian luar Lantai I sisi barat Pasar Badung, sebelah parkir sepeda motor. Pondasi roboh hingga menimbulkan lubang setinggi 1 meter dengan lebar 0,5 meter. Selain itu, tembok pondasi di sekitarnya juga sudah retak beberapa meter, hingga bahan batu yang digunakannya berjatuhan. Lantai Pasar Badung juga retak-retak.

Robohnya pondasi ini terungkap saat Komisi III DPRD Denpasar melakukan pemantauan ke Pasar Badung, Senin (9/12) pagi pukul 10.00 Wita. Namun, menurut Direktur Umum PD Pasar Denpasar, AA Ngurah Yuliartha, pondasi Pasar Badung sudah roboh sejak Minggu (8/12) sore. Hanya saja, kata Yuliar-tha, pihak rekanan yang dipanggil justru menyebutkan tembok tersebut me-mang sengaja dirobohkan, karena ada perbaikan oleh buruhnya. Padahal, tidak ada siapa pun yang melakukan pekerjaan proyek di Pasar Badung, sebelum dan sesudah tembok roboh.

"Pihak rekanan ngakunya memang sengaja merobohkan tembok, karena ada perbaikan dan pemeliharaan. Tapi kenyataannya, sama sekali tidak ada tukang bangunan yang bekerja,” ungkap Yuliartha.

Sementara, rombongan Komisi III DPRD Denpasar yang dipimpin ketuanya, Eko Supriadi, Senin kemarin melihat langsung kondisi Pasar Badung. Mereka memperkirakan pondasi Pasar Badung ambruk karena kualitas pengerjaannya kurang baik. Bahkan, bagian dinding lainnya juga terlihat sudah retak-retak, sehingga dikhawatirkan bisa membahayakan masyarakat.

Menurut Eko Supriadi, pihaknya sejak awal sebetulnya sudah mewanti-wanti masalah kualitas bangunan Pasar Badung. Namun, kata Eko, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Denpasar terlalu yakin dengan andalnya kualitas bangunan Pasar Badung yang dikerjakan rekanan.

"Kita sudah wanti-wanti dari awal pembangunan Pasar Badung ini. Sebab, dari pembangunan tahap awal sudah terlihat kurang bagus,” jelas anggota Fraksi PDIP DPRD Denpasar ini. “Kami harap pihak rekanan yang saat ini masih punya tanggung jawab pemeliharaan, harus cepat melakukan perbaikan," lanjut Eko yang sudah tiga kali periode duduk di kursi legislatif.

Sedangkan anggota Komisi III DPRD Denpasar dari Fraksi Demokrat, AA Susruta Ngurah Putra, mengingatkan Dinas PUPR Denpasar dan pihak rekaman harus segera melakukan kajian dan penelitian untuk memastikan komponen bangunan yang kualitasnya sama dengan dinding yang roboh. Dari penelitian itu, nantinya akan terungkap siapa sebenarnya yang bertanggung jawab dalam pengerjaan tembok yang robh dan retak-retak tersebut.

“Dari penelitian itu, akan diketahui kesalahan pengerjaan itu apakah bagian pelaksana, pengawas, atau perencana proyek. Ini harus diungkap, karena Pasar Badung merupakan tempat layanan publik. Terkait robohnya tembok ini, tidak bisa sepenuhnya menyalahkan kontraktor,” tandas Susruta.

Susruta menyebutkan, kalau perencanaannya bagus, pasti pengerjaannya juga bagus. Kalau pengawasannya ketat, pasti kualitas pengerjaan bangunan juga bagus. Begitu pula sebaliknya. “Struktur saja bisa lepas seperti sekarang ini, maka di lain titik asumsinya sama. Kalau ada gempa, akan sangat bahaya ini," papar politisi Demokrat asal Puri Gerenceng, Denpasar ini.

Sedangkan anggota Komisi III DPRD Denpasar dari Fraksi PDIP, I Nyoman Darsa, menyoroti terkait struktur bangunan pasca robohnya tembok sisi barat Pasar Badung. Menurut Nyoman Darsa, pelaksanaan pembangunan Pasar Badung kurang teliti, sehingga balok yang menahan sisi barat bangunan terlepas dari struktur penyangga.

"Ini pelaksanaannya kurang teliti, karena struktur dengan baloknya itu terlepas. Harusnya kan saling terkait. Sebelum dikaji, tolong ada kerjasama dengan kontraktor yang menangani masalah tersebut. Jika tidak dilakukan tindakan, saya khawatir di dalamnya akan semakin rapuh, retakan akan meluas dan membahayakan masyarakat," jelas Darsa.

Sementara itu, Kadis PUPR Denpasar, I Nyoman Ngurah Jimmy Sidharta, menyatakan sepakat dengan Komisi III DPRD Denpasar terkait kondisi fisik bagunan Pasar Badung. Menurut Ngurah Jimmy, ambruknya tembok bagian barat Pasar Badung harus ditangani. Karena masa pemeliharaan berakhir 28 Desember 2019 nanti, Dinas PUPR akan berkoordinasi dengan PT Nindya Karya selaku rekanan proyek Pasar Badung. “Apakah ini merupakan struktur tempelan atau struktur bangunan, akan segera dilakukan kajian," papar Ngurah Jimmy.

Di sisi lain, Deputi Project Manager PT (Persero) Nindya Karya, Satrio Indrawibowo, menyatakan pihaknya bersama kontraktor dan pengawas akan melihat kajian pengerjaan Pasar Badung. "Akan dicaritahu, apakah pihak kami atau pengerjaan struktur yang salah? Masalah kualitas bangunan selama masa pemeliharaan, akan segera diselesaikan,” tegas Satrio, Senin kemarin.

Pasar Badung sendiri mulai beroperasi sejak Februari 2019 lalu. Namun, Pasar Badung baru diresmikan oleh Presiden Jokowi, 22 Maret 2019 malam. Presiden Jokowi sempat memuji arsitektur Pasar Badung sebagai yang terbaik di Indonesia.

Pasar Badung yang pembangunannya menghabiskan dana Rp 61,80 miliar, dibangun dengan 6 lantai. Berbagai fasilitas penunjang seperti lift dan eska-lator disiapkan untuk kenyamanan pedagang dan pengunjung Pasar Badung. Sesuai Detail Engineering Design (DED), ada 5 lift dan 10 eskalator dipasang dari lantai dasar hingga lantai V.

Dari 5 lift tersebut, 4 unit di antaranya merupakan lift angkutan orang yang dihubungkan langsung dari basement hingga Lantai V. Sedangkan 1 lift khusus digunakam untuk angkutan barang. Sementara untuk 10 unit eskalator, dipasang dari lantai I hingga lantai V. Dalam satu lantai masing-masing me-nggunakan sepasang eskalator naik dan turun.

Bagunan 6 lantai Pasar Badung terdiri dari 2 basement dan 4 lantai untuk los dan kios. Dalam basement 1 (dasar), bisa menampung sekitar 42 mobil, dan 23 mobil box. Sedangkan pada basement 2, kapasitas parkir yang bisa ditampung sebanyak 82 mobil. Sementara di lantai dasar gedung, disediakan 48 unit los untuk pedagang. Sedangkan di Lantai I, disedikan 483 unit los, di Lantai II sebnayak 254 unit los dan 145 unit kios. Untuk lantai paling atas yakni Lantai III, disediakan 254 unit los dan 145 unit kios. Secara keseluruhan, di Pasar Badung terdapat 1.450 unit los dan 290 unit kios. *mis

Komentar