Banyupinaruh, Krama Serbu Pantai dan Beji
Kawasan pantai dan sejumlah beji atau tempat panglukatan di Gianyar, dipadati krama untuk malukat (pembersihan secara niskala) serangkaian Hari Banyupinaruh, Redite Pahing Sinta, Minggu (8/12).
GIANYAR, NusaBali
Tak sedikit krama juga mohon tirta penglukatan kepada sulinggih di griya. Ribuan krama memadati pantai sejak pukul 05.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita. Pantai yang ramai diserbu krama antara lain Pantai Siyut, Desa Tulikup, Pantai Lebih, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar. Pantai Cucukan dan Masceti, Desa Medahan, , Pantai Desa Pering, Pantai Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh. Pantai Purnama, Desa Sukawati, hingga Pantai Lembeng, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati.
Salah seorang krama malukat Banyupinaruh di Pantai Desa Pering, Ni Made Suastini, mengaku bersama keluarga sering malukat Banyupinaruh di pantai. ‘’Kami memilih malukat ke pantai karena akses dekat, dan tidak perlu antri saat malukat. Kalau ke tempat panglukatan khusus kan perlu antri lama. Karena hari raya, pasti banyak krama malukat," ujar krama asal Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh ini.
Selain Suastini, kaum muda-mudi juga nampak memenuhi pantai. Mereka bahkan ada yang sejak dinihari ke pantai. "Sambil melihat matahari pagi, hari-hari biasa kan tidak mungkin ke pantai pagi-pagi sekali, pasti sepi," ujar Kadek Agung, pemuda asal Gianyar yang ke pantai bersama 15 teman.
Di tengah ribuan krama yang mandi di pantai, sejumlah personel Balawista Kabupaten Gianyar tampak berjaga-jaga. Mereka memantau aktivitas masyarakat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Gianyar AA Gde Oka Digjaya mengatakan pada Hari Banyupinaruh telah dilakukan pengamanan, mengingat peningkatan aktivitas krama di sejumlah titik pantai. Dia mengerahkan 26 anggota Baliwista di lima pos dan sejumlah pantai yang menjadi titik padat pengunjung. Setiap pantai dijaga sekitar enam anggota Balawista. "Pengawasan kami lakukan lebih ekstra, karena mengawasi orang banyak dan hampir semua yang ke pantai malukat sambil mandi," jelasnya.
Selain di pantai, krama juga menyerbu beji Pura Tirta Empul, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, untuk malukat. Krama sudah meramaika beji ini sejak dinihari. "Setiap Banyupinaruh ramai seperti ini" ujar salah seorang pedagang Nyoman Sari. *nvi
Salah seorang krama malukat Banyupinaruh di Pantai Desa Pering, Ni Made Suastini, mengaku bersama keluarga sering malukat Banyupinaruh di pantai. ‘’Kami memilih malukat ke pantai karena akses dekat, dan tidak perlu antri saat malukat. Kalau ke tempat panglukatan khusus kan perlu antri lama. Karena hari raya, pasti banyak krama malukat," ujar krama asal Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh ini.
Selain Suastini, kaum muda-mudi juga nampak memenuhi pantai. Mereka bahkan ada yang sejak dinihari ke pantai. "Sambil melihat matahari pagi, hari-hari biasa kan tidak mungkin ke pantai pagi-pagi sekali, pasti sepi," ujar Kadek Agung, pemuda asal Gianyar yang ke pantai bersama 15 teman.
Di tengah ribuan krama yang mandi di pantai, sejumlah personel Balawista Kabupaten Gianyar tampak berjaga-jaga. Mereka memantau aktivitas masyarakat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Gianyar AA Gde Oka Digjaya mengatakan pada Hari Banyupinaruh telah dilakukan pengamanan, mengingat peningkatan aktivitas krama di sejumlah titik pantai. Dia mengerahkan 26 anggota Baliwista di lima pos dan sejumlah pantai yang menjadi titik padat pengunjung. Setiap pantai dijaga sekitar enam anggota Balawista. "Pengawasan kami lakukan lebih ekstra, karena mengawasi orang banyak dan hampir semua yang ke pantai malukat sambil mandi," jelasnya.
Selain di pantai, krama juga menyerbu beji Pura Tirta Empul, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, untuk malukat. Krama sudah meramaika beji ini sejak dinihari. "Setiap Banyupinaruh ramai seperti ini" ujar salah seorang pedagang Nyoman Sari. *nvi
Komentar