nusabali

Panglukatan Banyu Pinaruh Agung Dipuput 9 Sulinggih

  • www.nusabali.com-panglukatan-banyu-pinaruh-agung-dipuput-9-sulinggih

Ribuan krama ikuti prosesi ritual Panglukatan Agung Banyu Pinaruh yang digelar Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korda Bali di Pantai Mertasari Sanur, Denpasar Selatan pada Radite Paing Sinta, Minggu (8/12) pagi.

DENPASAR, NusaBali

Prosesi ritual yang dilaksanakan sejak pagi pukul 06.00 Wita ini dipuput oleh 9 sulinggih. Para sulinggih yang terlibat dalam Panglukatan Agung Banyu Pinaruh di Pantai Mertasari Sanur, Minggu kemarin, masing-maisng Ida Rsi Bujangga Waisnawa Putra Sara Satya Jyoti (dari Griya Bhuwana Dharam Santi, Desa Adat Sesetan, Denpasar Selatan), Ida Shri Mpu Dharma Sunu (Griya Taman Pande, Desa Adat Tonja, Denpasar Utara), Ida Padanda Gede Kompyang Beji (Griya Beji Taman Santi, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat), Ida Pandita Mpu Upadyaya Nanda Tanaya (Griya Reka Eka Santi, Desa Adat Panjer, Denpasar Selatan), Ida Rsi Bujangga Waisnawa Putra Wirya Arda Nara Swara (Griya Batur Bujangga Sari, Desa Adat Sesetan, Denpasar Selatan), Ida Pandita Mpu Jaya Ananda Yoga (Griya Pasek Agung Tegal, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat), Ida Padinta Dukuh Celagi Dhaksa Dharma (Griya Padukuhan Siddha Swasti, desa Peguyangan, Denpasar Utara), Ida Shri Mpu Dharma Agni Yoga Sogata (Griya Taman Giri Chandra, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar), dan Ida Pandita Mpu Dwidaksa Dharma Manik Kusuma (dari Desa Asak, Kecamatan Karangasem).

Prosesi ritual ini disebut Panglukatan Agung Banyu Pinaruh, karena dilaksanakan pada Banyu Pinaruh (sehari setelah Saraswati) dengan dipuput oleh 9 sulinggih sekaligus. Menurut Ketua Panitia Palukatan Agung Banyu Pinaruh, Pinandita I Wayan Dodi Arianta, prosesi ritual ini sekaligus sebagai ajang sosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana pentingnya penglukatan dari para wiku saat Banyu Pinaruh.

Wayan Dodi menyebutkan, ritual ini bukan sekadar mandi di pantai. Ritual Panglukatan Agung Banyu Pinaruh ini diharapkan bisa meningkatkan moralitas umat di Bali, agar terjadi hubungan yang harmonis. "Upacara ini bagusnya dilaksanakan langsung di sumber mata air. Kalau di India, upacara seperti ini disebut  Kumbamela,” kata Wayan Dodi.

Sementara, rangakian upacara Panglukatan Agung Banyu Pinaruh diawali dengan prosesi ngarga tirtha oleh para sulinggih, dilanjutkan prosesi pangreresik, kemudian prosesi mendak tirtha ke tengah laut. "Pas tengah malam kemarin (Sabtu), kami telah meletakkan botol kosong di tengah lautan. Sekarang, tirtha (air laut dalam botol, Red) tersebut dipendak dari laut menuju darat," papar Wayan Dodi.

Wayan Dodi menyebutkan, tirtha yang dipendak di laut terebut disebut Tirtha Nirmala atau Tirta Kamandalu, karena murni dari laut. Tirtha Kamandalu tersebut kemudian dicampur dengan dengan tirtha sang sulinggih.

Dalam Panglukatan Agung Banyu Pinaruh di Pantai Mertasari Sanur, Minggu kemarin, ada 9 jenis tirtha yang dibuat sulinggi. Rinciannya, Tirtha Gangga, Tirtha Siwa Baruna, Tirtha Baruna Gni, Tirtha Setra Gemana, Tirtha Wisnu Panjara, Tirtha Siwa Gni, Tirtha lan Tirtha Buda, Tirtha Wana Gemana, dan Tirtha Marga Gemana. Kemudian, 9 tirtha tersebut dicampur jadi satu dengan Tirtha Kamandalu untuk dipakai panglukatan ribuan krama Bali (umat Hindu) yang hadir.

Sementara itu, Wakil Ketua PHDI Bali, Pinandita I Ketut Pasek Swastika, mengatakan Panglukatan Agung Banyu Pinaruh di Pantai Pertasari ini merupakan penyempurnaan dari rangkaian panglukatan yang telah dijalankan umat sebelumnya. Menurut Pasek Swastika, Panglukatan Agung Banyu Pinaruh ini merupakan yang ketiga kalinya dilaksanakan di Bali. Pelaksanaannya pun dilakukan serentak di 9 ka-bupaten/kota se-Bali.

"Di Jakarta juga ada prosesi Panglukatan Agung Banyu Pinaruh ini. Jadi, ritual ini sudah jalan secara nasional. Untuk prosesi awalnya, memang kita lakukan di Pantai Mertasari ini dan menjadi pusat ritual Panglukatan Agung Banyu Pinaruh,” katanya. *mis

Komentar