Polisi Gandeng Usaha Penyewaan Motor
Tekan Angka Kecelakaan yang Libatkan WNA
Tak jarang Warga Negara Asing (WNA) terlibat kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di wilayah hukum Polresta Denpasar.
DENPASAR, NusaBali
Sepanjang 2019 ini terdapat 17 kejadian WNA terlibat lakalantas. Sebanyak 13 orang mengalami luka ringan, 2 orang luka berat, dan 2 orang lainnya meninggal dunia.
Kasat Lantas Polresta Denpasar, AKP Adi Sulistyo Utomo dikonfirmasi, Jumat (6/12) mengungkapkan banyaknya WNA yang terlibat lakalantas karena tak paham rambu-rambu lalu lintas. Tak sedikit yang tak menggunakan helm. Dikatakan belasan orang yang mengalami kecelakaan itu semuanya berhadapan dengan kendaraan lain.
“Banyak yang tak paham rambu-rambu lalu lintas sehingga nyasar hingga lawan arus. Tidak ada kecelakaan tunggal. Semuanya ada lawannya. Itu karena mereka tidak paham rambu-rambu dan aturan lalu lintas di Indonesia. Yang lebih sering itu tak pakai helm dan tak pakai baju,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan, bahwa untuk sosialisasi kepada warga asing untuk keselamatan lalulintas di Bali memang sedikit susah. Karena, rata-rata WNA menyewa kendaraan secara langsung dan kemudian menuju destinasi wisata. "Sosialiasi yang bisa kami lakukan ke mereka selama ini dengan spanduk dan brosur yang sifatnya himbaun," ujarnya.
Ke depannya pihaknya berencana akan lebih meningkatkan sosialisasi terutama kepada para biro pariwisata dan tentunya kepada para jasa yang memberikan penyewaan kendaraan bagi para wisatawan asing. "Kedepannya ada rencana sosialisasi kita lewat biro yang kita jangkau dan nantinya biro yang menyampaikan kepada mereka. Penyewa kendaraan, mereka bukan hanya menyewakan, tapi memberikan sosialisasi tentang aturan lalu lintas di Indonesia. *pol
Kasat Lantas Polresta Denpasar, AKP Adi Sulistyo Utomo dikonfirmasi, Jumat (6/12) mengungkapkan banyaknya WNA yang terlibat lakalantas karena tak paham rambu-rambu lalu lintas. Tak sedikit yang tak menggunakan helm. Dikatakan belasan orang yang mengalami kecelakaan itu semuanya berhadapan dengan kendaraan lain.
“Banyak yang tak paham rambu-rambu lalu lintas sehingga nyasar hingga lawan arus. Tidak ada kecelakaan tunggal. Semuanya ada lawannya. Itu karena mereka tidak paham rambu-rambu dan aturan lalu lintas di Indonesia. Yang lebih sering itu tak pakai helm dan tak pakai baju,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan, bahwa untuk sosialisasi kepada warga asing untuk keselamatan lalulintas di Bali memang sedikit susah. Karena, rata-rata WNA menyewa kendaraan secara langsung dan kemudian menuju destinasi wisata. "Sosialiasi yang bisa kami lakukan ke mereka selama ini dengan spanduk dan brosur yang sifatnya himbaun," ujarnya.
Ke depannya pihaknya berencana akan lebih meningkatkan sosialisasi terutama kepada para biro pariwisata dan tentunya kepada para jasa yang memberikan penyewaan kendaraan bagi para wisatawan asing. "Kedepannya ada rencana sosialisasi kita lewat biro yang kita jangkau dan nantinya biro yang menyampaikan kepada mereka. Penyewa kendaraan, mereka bukan hanya menyewakan, tapi memberikan sosialisasi tentang aturan lalu lintas di Indonesia. *pol
Komentar