nusabali

Kasek SDN 1 Kediri Diteror Tudingan Penggelapan, Lalu Ditodong Rp 3,5 Juta

  • www.nusabali.com-kasek-sdn-1-kediri-diteror-tudingan-penggelapan-lalu-ditodong-rp-35-juta

Kepala Sekolah (Kasek) SDN 1 Kediri, Kecamatan Kediri, Tabanan, Ni Ketut Adi Marwati, 50, diteror oleh orang yang mengaku dari Lembaga Sosial Masyarakat (LSM).

TABANAN, NusaBali

Dalam teror tersebut, Ketut Adi Marwati dituding gelapkan dana sekolah dan pembelian buku. Ujung-ujungnya, pria yang ngaku LSM itu minta duit Rp 3,5 juta.

Ketut Adi Marwati menceritakan, teror tersebut bermula Rabu (4/12) pagi, saat ada SMS masuk ke ponselnya. Pengirim SMS itu mengaku dari LSM. "Ibu telah menggelapkan dana sekolah, dana rehab, dan lain-lain. Agar tidak saya masukkan ke koran, ibu harus kasi saya uang pelicin damai sebesar Rp 3,5 juta," bunyi SMS yang dibacakan Adi Marwati, Kamis (5/12).

Merasa tidak melalukan penggelapan dana sekolah sebagaimana dituduhkan, Adi Marwati pun tak menghiraukan SMS tersebut. Namun, sejak siang sampai sore, SMS dari pria yang mengaku LSM itu terus muncul menteror Adi Marwati. Gara-gara SMS bermodus penipuan tersebut, Adi Marwati merasa terganggu, bahkan sampai ketakutan.

Merasa terusik, Adi Marwati pilih menelepon langsung pengirim SMS, Rabu malam sekitar pukul 20.00 Wita. "Saat ditelepon, orang yang mengaku LSM tersebut mengangkat ponselnya. Orang itu laki-laki, memiliki logat Jawa," cerita Adi Marwati.

Melalui telepon, Adi Marwati menjelaskan bahwa dia tidak pernah melakukan penggelapan dana sekolah yang dituduhkan tersebut. Meskipun sebelumnya ada dana rehab perpustakaan, itu sudah dikerjakan melalui tender. Surat pertanggungjawaban pun sudah diserahkan dan sekolah tinggal menerima saja. Jadi, Adi Marwati sendiri tidak pernah memegang uang.

"Orang ini juga mengatakan saya minta fee dari pembelian buku siswa, bahkan sempat menyebutkan saya pernah masuk hotel. Saya kan takut nanti dikira benar sama suami saya. Orang ini juga mengatakan sudah pegang data lengkap saya,” tutur kepala sekolah asal Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan ini.

Menurut Adi Marwati, melalui percakapan per telepon itu, intinya orang yang mengaku LSM tersebut meminta agar diberikan uang Rp 3,5 juta. Hanya saja, Adi Marwati belum sempat menyanggupi kasi uang dan langsung mematikan telepon. Kemudian, Adi Marwati mengganti nomor ponselnya.

"Saya dimintai uang sebagai tanda damai sebesar Rp 3,5 juta. Karena saya ketakutan atas teror tersebut, saya langsung matikan ponsel. Apalagi, suara orang itu membentak-bentak saya di telepon," papar Adi Marwati.

Adi Marwai mengisahkan, kejadian teror disertai minta uang Rp 3,5 juta oleh orang yang mengaku LSM ini kemudian dia ceritakan kepada semua guru di SDN 1 Kediri. Kejadian ini juga dilaporkan ke Ketua Komite Sekolah.

Kemudian, salah seorang rekan Adi Marwati di sekolah sempat melacak keberadaan orang yang hendak lakukan pemerasan Rp 3,5 juta dengan modus tuding Kasek SDN 1 Kediri menggelapkan dana sekolah tersebut. Dari hasil pelacakan, orang tersebut diketahui berada di kawasan Lamongan, Jawa Timur.

Adi Marwati menduga orang yang mengaku LSM itu dalah dagang yang sempat menjajakan buku ke SDN 1 Kediri. Adi Marwati sendiri sempat memberikan nomor ponselnya kepada yang bersangkutan. "Sekarang saya kapok kasi nomor HP begitu. Bayangkan, orang itu sampai tahun saya pernah bertugas di SDN 7 Kediri dan sekarang pindah ke SDN 1 Kediri," katanya. *des

Komentar