nusabali

Tradisi Medali Emas Beregu Putra Berlanjut

Laga Bulutangkis SEA Games 2019

  • www.nusabali.com-tradisi-medali-emas-beregu-putra-berlanjut

Indonesia lanjutkan tradisi raih medali emas nomor beregu putra cabang prima-dona bulutangkis dalam pesta olahraga multievent se-Asia Tenggara, SEA Ga-mes XXX 2019 di Filipina.

MANILA, NusaBali

Medali emas dipastikan setelah Jonathan Christie-Anthony Ginting cs sukses membabat Malaysia 3-1 dalam laga final di Muntilupa Sports Complex Manila, Rabu (4/12) siang. Angka kemenangan bagi Indonesia atas Malaysia di final kemarin, masing-masing dipersembahkan Jonathan Christie (tunggal pertama), Anthony Ginting (tunggal kedua), dan pasangan Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso (ganda kedua). Sedangkan musuh klasik Malaysia mencuri satu angka kemenangan melalui pasangan Chia Teng Fong Aaron/Soh Wooi Yik (ganda pertama).

Jonathan Christie yang turun di partai pertama, langsung membawa Indonesia memimpun 1-0, setelah menang mudah atas Lee Zii Jia. Peringkat 6 dunia peraih medali emas tunggal putra SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 ini tanpa banyak menguas keringat berhasil membungkam lawannya dengan straight set 21-9, 21-17.

Indonesia sempat diimbangi Malaysia 1-1, ketiga ganda pertama Fajar Alfian-/Muhammad Rian Ardianto yang turun di partai kedua, dipecundangi pasangan Chia Teng Fong Aaron/Soh Wooi Yik juga straight set 17-21, 13-21. Beban berat ditanggung Anthony Ginting, yang turun di partai ketiga, karena pemain papan atas dunia ini dituntut harus menang atas Soong Joo Ven.

Anthony berhasil menunaikan tugasnya meraih kemenangan, untuk mengubah skor menjadi 2-1 bagi keunggulan Indonesia. Namun, Anthony harus berjuang ekstra untul menamatkan perlawanan Soong Joo Ven dengan rubber set 13-21, 21-15, dan 21-18. Sedangkan pasangan Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santosa yang turun di partai keempat, memastikman kemenangan Indonesia menjadi 3-1 setelah mengalahkan Inng Yew Sin/Teo Ee Yi dengan 21-16, 21-19.

Ini medali emas ke-17 dari nomor beregu putra bulutangkis sejak partisipasi perdana Indonesia di ajang SEA Games 1977. Dalam 22 kali gelaran SEA Games, emas beregu putra bulutangkis tercatat hanya sempat 4 kali lepas dari tangan Indonesia, ketika direbut Malaysia tahun 1989, 1991, 2001, dan 2005. Sedangkan pada SEA Games 2013 di Myanmar, cabang bulutangkis yang merupakan ladang medali emas bagi Indonesia, tidak dipertandingkan.

Sayangnya, Indonesia kembali gagal dalam upayanya ‘kawin’ medali emas beregu putra dan beregu putri bulutangkis di SEA Games 2019 ini. Sebab, medali emas beregu putri kembali direbut Thailand, yang lagi-lagi mengalahkan Indonesia 3-1 dalam laga final di tempat yang sama, Selasa (3/12). Thailand sudah tiga kali beruntun sabet emas beregu putri, sejak SEA Games 2015 di Singapura.

Indonesia sendiri terakhir kali kawinkan medali emas berebu putra dan putri bu-lutangkis pada SEA Games 2007 di Thailand. Sebelumnya, Indonesia teramat sering kawin emas beregu putri bulutangkis, termasuk 6 kali beruntun di awal keikutsertaan SEA Games pada 1977 di Malaysia, 1979 di Jakarta, 1981 di Manila, 1983 di Singapura, 1985 di Chiagmay, dan 1987 di Jakarta. Dalam SEA Games 2019 di Filipina ini, Indonesia masih berpeluang dapat tambahan 5 medali emas bulutangkis melalui sektor perorangan, yakni nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Sementara itu, pasangan Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf menya-takan sangat bersyukur bisa mengalahkan jag Malaysia di partai keempat final beregu putra bulutangkis, Rabu kemarin, hingga memastikan medali emas bagi Merah Putih. "Alhamdulillah saya dan Arya bisa menjawab kepercayaan pelatih. Ini semua saya persembahkan untuk seluruh masyarakat Indonesia," ujar Ade Yusuf dilansir Antara seusai menjadi penentu kemenangan Indonesia, Rabu kemarin.

Menurut Ade, dia tidak merasa terbebani saat tampil pada partai keempat yang menentukan, setelah skor 2-1 untuk indonesia. "Kita lebih ke ingin membuktikan saja, bahwa kita bisa. Ibarat ujian, tadi kita mempraktekkan hasil latihan dan ternyata lulus," sambung Arya Pankaryanira.

Arya sendiri melihat beban justru ada pada lawan, yakni pasangan Inng Yew Sin/Teo Ee Yi, karena jika sampai ganda kedua Malaysia itu kalah, otomatis medali emas melayang. Sebaliknya, beban pasangan Arya Pankaryanira/Ade Yusuf tidak terlalu berat. Pasalnya, kalau toh mereka kalah, skor menjadi 2-2 dan masih ada harapan bagi Indonesia memenangkan partai terakhir elalui tunggal ketiga, Shesar Hiren. "Tadi kita main enak. Lawan juga sudah tahu cara mainnya. Kita sudah siapkan antisipasinya di latihan," papar Arya. *nar

Komentar