nusabali

Workshop Tata Kelola Festival Gaet Komunitas dan Sanggar Se-Bali

  • www.nusabali.com-workshop-tata-kelola-festival-gaet-komunitas-dan-sanggar-se-bali

Para pengelola komunitas, sanggar dan yayasan seni yang menjadi mitra dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali diharapkan lebih meningkatkan tata kelola festival.

DENPASAR, NusaBali.com
Menyelenggarakan sebuah festival atau sebuah pertunjukan seni memang bukanlah sebuah perkara mudah. Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, guna memberdayakan masyarakat utamanya para SDM tenaga kebudayaan menyelenggarakan Workshop Tata Kelola Festival pada Selasa (3/12/2019). Festival ini diikuti oleh kurang lebih 90 peserta yang merupakan perwakilan dari sanggar atau komunitas seni dari seluruh Bali. 

Acara yang berlangsung di Ruang Cinema, Gedung Ksirarnawa Taman Budaya (Art Center) Denpasar ini menghadirkan dua narasumber, yakni komponis I Wayan Gede Yudana dan penulis Putu Satria Koesuma dan dipandu oleh penyair Warih Wisatsana sebagai moderator. Dalam workshop ini, keduanya menyampaikan materi mengenai tata kelola festival beserta perkembangan festival seni di Bali, seperti pada Festival Seni Bali Jani yang digelar pada 26 Oktober – 8 November 2019 lalu. 

“Ini kan Workshop Tata Kelola Festival, jadi arahnya adalah untuk memberikan ruang kepada para pelaku atau para pengelola komunitas, sanggar dan yayasan seni yang merupakan mitra dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali yang beberapa nama itu sering mengisi festival kita. Nah dengan berkumpul, itu kan bisa ada masukan, terkait tata kelola festival yang kira-kira baik, progresif, yang kemudian memang mengena untuk tujuan dari kelahiran Festival Seni Bali Jani,” ujar Kepala Dinas Kebudayan Provinsi Bali, I Wayan Kun Adnyana. 

Workshop ini juga diadakan agar para pegiat pertunjukan seni memahami konsep dari sebuah festival. “Workshop ini juga kemudian untuk memediasikan pandangan yang sama. Jadi kalau tampil atau menggelar karya seni di dalam festival, itu kan sudah harus memiliki sense festival, dalam pengertian kalau tampil ya mereka membutuhkan tata lampu, sound atau apresian, itu kan mereka bangun secara komprehensif, jadi tidak hanya diundang terus kemudian tampil begitu saja. Jadi kalau dia tampil di festival dia akan menjadi bagian utuh dari festival itu,” lanjut Wayan Kun Adnyana. 

Dalam kesempatan ini pula, Kepala Dinas Kebudayaan Wayan Kun Adnyana juga mengungkapkan bahwa di 2020 mendatang, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali juga berupaya untuk mengadakan sertifikasi bagi sanggar dan komunitas seni di Bali. “Kita di tahun 2020 juga akan mengembangkan sertifikasi untuk sanggar, yayasan, sekaa, nah sekarang baru ada 30, ke depan akan lebih banyak, mungkin tahun depan 200 yang akan tersertifikasi. Dan dengan sertifikasi, mereka dapat semacam legitimasi atau pengakuan untuk kemudian mengisi acara-acara penting,” tuntasnya.*yl

Komentar