nusabali

Sama-sama Didukung Krama Banjar, Tak Gentar Lawan Incumbent

Dua Srikandi Tarung di Pilkel Serentak Gianyar 2020

  • www.nusabali.com-sama-sama-didukung-krama-banjar-tak-gentar-lawan-incumbent

Dua Srikandi ikut tarung dalam hajatan Pemilihan Perbekel (Pilkel) serentak di Kabupaten Gianyar Tahun 2020 mendatang.

GIANYAR, NusaBali

Keduanya, yakni Calon Perbekel Petulu, Ubud, Ni Wayan Parwati, 38, dan Calon Perbekel Batuan Kaler, Sukawati, Ni Nyoman Siki, 48. Keduanya memberanikan diri maju bertarung atas dukungan krama banjar asal mereka.

“Awalnya ada beberapa tokoh masyarakat yang menghubungi agar mau maju sebagai Calon Perbekel, tawaran itu kemudian saya rembugkan dengan keluarga. Setelah diizinkan, barulah saya menyatakan bersedia maju,” ujar Calon Perbekel Petulu, Ni Wayan Parwati, Selasa (3/12). Setelah itu, secara resmi Wayan Parwati direkomendasikan atas nama Banjar Petulu Desa untuk maju tarung Pilkel. Ibu dua anak ini akan bertarung melawan 3 kandidat lainnya, yakni incumbent Cokorda Agung Satiadarma, I Ketut Rai Yasa dan I Wayan Sudira.

Berbekal pengalaman sebagai konsultan pendamping salah satu program Pemprov Bali dalam hal penanganan kawasan kumuh dan permukiman yang bertugas di Desa Sempidi, Badung, Wayan Parwati merasa optimis. Terlebih, cukup banyak figur tokoh perempuan Bali yang menjadi panutannya.

“Dari diri sendiri, sih sempat ragu, mampu apa tidak. Oleh karena dapat amanat dari warga Banjar, saya memberanikan diri membawa aspirasi masyarakat. Saya juga menguatkan diri, melihat cukup banyak perempuan yang berprestasi menjadi Menteri, Walikota dan Bupati. Jadi perempuan punya hak yang sama dalam politik,” terangnya.

Untuk visi misi, Wayan Parwati punya program membangkitkan desa wisata Kokokan Petulu dengan slogan Petulu Shanti. S berarti sejahtera, H artinya harmonis terutama sinergitas desa adat dan desa dinas supaya bersatu tidak ada dualisme, melainkan agar menguatkan. A berarti aman, N nasionalis, T transparan, dan I adalah inovatif.

“Saya ingin Petulu bangkit dari saat ini untuk menjadi lebih baik, sejahtera, harmonis antara desa dinas dan adat sesuai perda, saling support,” jelasnya. Dalam hal inovasi, Parwati mengaku Desa Petulu sangat perlu melakukan kreatifitas. Terlebih, dari segi alam cukup mendukung dengan ciri khas burung Kokokan.

“Sebenarnya Petulu cukup terkenal sebagai desa yang menyangga Ubud. Alamnya mendukung, objeknya langka cuma satu-satunya di Bali. Tapi tanpa inovasi, akan sulit berkembang,” ujarnya. Selain itu, Petulu juga kaya potensi wisata spiritual melukat, yakni beji. Bentang alamnya pun cukup banyak berupa tukad pangkung. “Jika ditata, selain cegah kumuh juga bisa membangkitkan wisata dari sana,” jelasnya.

Poin penting lainnya yang akan jadi gebrakannya, yakni pelayanan publik guna memberikan kemudahan akses dalam layanan. Terutama bagi masyarakat kurang mampu, lansia, dan disabilitas. “Mereka cukup urus administrasi di kantor desa. Dari desa yang nantinya akan ke Disdukcapil. Layanan ini gratis untuk warga dengan kriteria kurang mampu dan disabilitas,” ujar Alumni jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana (Unud) ini.

Terpisah, srikandi calon kades asal Desa Batuan Kaler, Sukawati, Ni Nyoman Siki, merupakan seorang pengusaha patung kayu. Nyoman Siki mengaku awalnya dicalonkan oleh ibu-ibu PKK Banjar Blahtanah, Desa Batuan Kaler karena pengalamannya yang pernah menjadi pengurus PKK. Selain mendapat dukungan penuh, Nyoman Siki mau maju karena mengaku terpanggil melihat bursa calon Perbekel di desanya minim peminat. Awalnya cuma satu calon yang mendaftarkan diri dari incumbent, I Wayan Suarma SE.

Hingga sampai batas waktu pendaftaran, tidak ada calon lain yang mendaftar sehingga dilakukan perpanjangan waktu. Saat perpanjangan waktu inilah, panitia Pilkel melakukan sosialisasi ke banjar-banjar menggugah warga mencalonkan diri. “Demi berjalannya hajatan Pilkel ini, tiyang menyanggupi permintaan ibu-ibu PKK dan kemudian meminta restu dari warga Banjar,” ungkapnya.

Masalah menang kalah, Nyoman Siki mengaku belum terpikirkan. “Yang penting Pilkel jalan dulu, kalau saya menang syukur. Kalau kalah tidak apa-apa,” ungkap istri dari I Ketut Nada, pengusaha furnitur akar jati di Desa Mas, Ubud ini. Dalam keseharian, Nyoman Siki adalah pengusaha yang langsung menjaga kiosnya di Pasar Pagi Sukawati. Produk patung kayunya, dijual dengan harga grosir dan cukup sering melakukan ekspor barang ke luar negeri semisal Korea dan India.

Meski tidak berambisi, Nyoman Siki mengaku akan mengikuti setiap tahapan  Pilkel. Termasuk melakukan simakrama. “Simakrama tetap, nanti didampingi Kelian Banjar,” ujar alumni SMP Kerta Budaya Mas, Ubud ini. Untuk diketahui, ibu 4 anak ini juga biasa menjadi sopir dan guide freelance. “Biasanya kalau tidak ke pasar, pas ada tamu saya jadi sopir rangkap guide,” ujar perempuan kelahiran 1971 ini. Dalam perebutan kursi perbekel, Nyoman Siki akan melawan incumbent I Wayan Suarma SE, dan kandidat lain I Wayan Jagera.

Seperti diketahui, ada 29 Desa di Kabupaten Gianyar yang ikut dalam pemilihan Perbekel serentak tahun 2020. Pemungutan suara sendiri akan dilakukan pada 19 Januari 2020 mendatang. *nvi

Komentar