Jadi Penyayang di 'Darah Daging', Ario Bayu Teringat Kenangan Masa Lalu
Aktor Ario Bayu kembali didapuk dalam film drama laga garapan Skylar Pictures, 'Darah Daging'.
JAKARTA, NuaBali
Dalam film ini, Ario dituntut untuk memerankan karakter yang penyayang dan selalu menjadi bala bantuan untuk adik-adiknya. Untuk memperdalam karakter 'penyayangnya' ini, Ario mengaku sempat mengingat masa-masa lalunya.
"Nah itu biasanya sih kalau dari segi keaktoran begitu juga sih kita mengingat-ingat masa-masa sebenernya, menimbulkan rasa itu sih," jelas Ario saat ditemui di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin (2/12).
Cara lain, Ario berusaha menginvestasikan kasihnya saat sedang melakukan syuting. Selain itu, proses reading menjadi tingkatan terpenting untuk memperdalam karakter dari seorang aktor. Atas proses tersebut, Ario merasa lebih diuntungkan. "Caranya kalau gue sih ya lo harus memanivestasikan rasa itu di saat itu juga. Memang ada tekniknya, tapi teknik keaktoran kalau gue mengelaborasikan kalau akting tuh metodologinya ABC itu rumit ya," jelasnya. "Memang ada proses ya dari reading, memahami konteks, memahami visi dari film yang kita mau. Dari semua itu kita mendapatkan kejelasan tujuan kita mau ke mana. Kalau film itu tentang kasih sayang ya itu yang harus kita hadirkan," sambungnya lagi. *
Dalam film ini, Ario dituntut untuk memerankan karakter yang penyayang dan selalu menjadi bala bantuan untuk adik-adiknya. Untuk memperdalam karakter 'penyayangnya' ini, Ario mengaku sempat mengingat masa-masa lalunya.
"Nah itu biasanya sih kalau dari segi keaktoran begitu juga sih kita mengingat-ingat masa-masa sebenernya, menimbulkan rasa itu sih," jelas Ario saat ditemui di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin (2/12).
Cara lain, Ario berusaha menginvestasikan kasihnya saat sedang melakukan syuting. Selain itu, proses reading menjadi tingkatan terpenting untuk memperdalam karakter dari seorang aktor. Atas proses tersebut, Ario merasa lebih diuntungkan. "Caranya kalau gue sih ya lo harus memanivestasikan rasa itu di saat itu juga. Memang ada tekniknya, tapi teknik keaktoran kalau gue mengelaborasikan kalau akting tuh metodologinya ABC itu rumit ya," jelasnya. "Memang ada proses ya dari reading, memahami konteks, memahami visi dari film yang kita mau. Dari semua itu kita mendapatkan kejelasan tujuan kita mau ke mana. Kalau film itu tentang kasih sayang ya itu yang harus kita hadirkan," sambungnya lagi. *
Komentar