nusabali

Pada Kusuma 99 % Berlabuh ke PDIP

Kemarin Resmi Mundur dari Golkar

  • www.nusabali.com-pada-kusuma-99-berlabuh-ke-pdip

Kader senior Ida Bagus Gede Pada Kusuma alias Gus Pada, 46, secara resmi serahkan surat pengunduran dirinya dari Golkar ke Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Senin (2/12).

DENPASAR, NusaBali

Pasca hengkang dari naungan Beringin, mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Badung dua periode (2009-2014, 2014-2019) ini 99 persen akan gabung ke PDIP.

Penyerahan surat pengunduran diri dari naungan Berungin dilakukan langsung Gus Pada di Sekretariar DPD I Golkar Bali, Senin siang pukul 11.00 Wita. Sebenarnya, Gus Pada ingin menemui sejumlah elite DPD I Golkar Bali. Namun, karena para elite sebagian besar sudah berada di Jakarta untuk mengikuti Munas Partai Golkar, 3-5 Desember 2019, akhirnya Gus Pada hanya diterima staf sekretariat, I Ketut Sukadana.

Dalam kesempatan itu, Gus Pada yang datang sendirian dengan mengenakan busana adat Bali, sempat meminta maaf kepada Golkar bila selama ini ada kesalahan. "Saya mohon maaf bila ada kesalahan selama ini di Golkar. Saya mau ketemu serahkan langsung surat pengunduran diri kepada Ketua DPD I Golkar Bali (Gede Sumarjaya Linggih, Red). Tapi, sudahlah tidak ada orang di Kantor DPD I Golkar, ya nggak apa. Yang penting, surat pengunduran diri saya sudah sampai," ujar Gus Pada kepada staf di Sekretariat DPD I Golkar Bali.

Staf di Sekretariat DPD I Golkar Bali tidak bisa berkata-kata, kecuali menuruti permintaan Gus Pada dengan mengetik surat tanda terima. Sebelum meninggalkan kantor sekretariat, Gus Pada sempat menunjuk foto-foto Ketua DPD I Golkar Bali dari masa ke masa yang terpampang di Ruangan Ketua DPD I Golkar.

"Mereka para Ketua DPD I Golkar Bali ini adalah guru-guru saya. Namun, apa boleh buat, kehendak berkata lain. Saya pergi tanpa ada masalah apa pun. Saya murni mundur dari Golkar karena keinginan sendiri, tanpa tekanan," beber politisi asal Geriya Pada, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung yanhg sempat menjabat Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Provinsi Bali ini.

Gus Pada kembali mengaki menyadari telah mendapat penghargaan dari Partai Golkar dengan dua kali periode duduk di DPRD Bali Dapil Badung. Namun, dirinya juga banyak berkorban untuk Golkar, demikian pula sang ayah Ida Bagus Gede Manuaba yang sudah berkiprah di Partai Beringin sejak tahun 1971.

"Golkar berjasa menaungi saya. Tetapi, dedikasi dan pengabdian keluarga saya juga besar. Kalau dihitung dari sisi materi, waktu yang saya habiskan mengabdi di partai mungkin tidak terbayarkan oleh apa pun. Karena kecintaan masyarakat kepada saya, pengabdian itu saya lakukan di Golkar. Sekarang saya harus pergi, sudah ikhlas saya," ujar caleg peraih suara 17.000 di Dapil Badung untuk kursi DPRD Bali dalam Pileg 2009 ini.

Ketika ditanya akan pindah ke partai apa, Gus Pada mengaku mendapat banyak tawaran. "Banyak yang menelepon saya, dari berbagai partai politik. Tetapi, besok (hari ini) saya akan putuskan ke mana saya berlabuh," ujar Gus Pada, yang notabene Wakil Ketua Bidang Pemuda DPD I Golkar Bali hasil Reshuffle (2019).

Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun NusaBali, Senin kemarin, Gus Pada sudah 99 persen akan berlabuh ke PDIP. Gus Pada sudah didekati elite PDIP, selain juga pendekatan oleh kubu Gerindra dan Partai NasDem. “Hampir pasti Gus Pada akan gabung ke PDIP,” ungkap sumber NusaBali.

Gus Pada sendiri termasuk politisi yang diperhitungkan selama dua kali periode kiprahnya di DPRD Bali. Pada 2010 silam, Gus Pada mengungkap praktek program nasional (Prona) sertifikasi tanah gratis oleh pemerintah. Namun, dalam praktiknya, rakyat yang mengurus Prona disuruh membayar oleh oknum tertentu. Gus Pada akhirnya membawa kasus Prona ini ke sidang DPRD Bali. Dari situ, Gus Pada dijuluki ‘Gus Prona’.

Bukan hanya itu, Gus Pada juga yang getol mendatangi PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan kuta, Badung ketika revonasi. Politisi kelahiran 3 November 1973 ini juga getol kritisi perluasan Bandara Internasional Ngurah Rai yang tidak menggunakan ornamen dan mencerminkan budaya Bali kala itu.

Sementara itu, Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, menyayangkan keputusan Gus Pada cabut dari partainya. Menurut Demer, selama ini Gus Pada tidak pernah ada masalah di Golkar. Tetapi, Gus Pada paling menikmati teduhnya Golkar. Karena itu, Demer sangat menyayangkan keputusan rekan sejawatnua ini.

"Saya sayangkan Gus Pada begini. Nggak ada masalah, langsung mundur. Dia sudah pakai kendaraan Partai Golkar sebagai anggota DPRD Bali dalam dua kali periode. Belumkah cukup penghargaan partai segitu?" sesal Demer saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin.

Namun demikian, menurut Demer, hak politik setiap orang untuk memilih keluar maupun masuk partai. DPD I Golkar Bali tidak akan melarang kader keluar dari naungan Beringin. "Itu hak Gus Pada Kusuma. Siapa pun boleh masuk Partai Golkar, siapa pun tidak akan dilarang kalau keluar dari Golkar. Cuma, kok setelah banyak menikmati penghargaan dan reward, justru keluar," sindir Demer.

Menurut Demer, saat ini banyak juga banyak kader baru gabung ke Golkar, seperti di Badung dan Karangasem. Demer menyebutkan, Golkar kehilangan satu kader, namun ribuan orang siap gabung. "Karena Golkar sendiri partai yang demokratis, partai yang sangat menghargai ide dan gagasan seseorang," beber politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang juga anggota DPR RI Dapil Bali empat kali periode ini.

Demer menyatakan tidak khawatir kepergian Gus Pada akan mengembosi Golkar. "Tidak akan membuat gembos Golkar. Karena seperti yang saya katakan tadi, ada yang pergi, ada juga yang datang. Bahkan, lebih banyak yang datang ketimbang yang pergi," tegas Demer. *nat

Komentar