nusabali

Karangasem Rawan Gempa

BMKG Pusat Pasang 6 Alat Pendeteksi

  • www.nusabali.com-karangasem-rawan-gempa

BMKG Pusat pasang 6 alat pendeteksi gempa di Karangasem karena termasuk kabupaten rawan gempa.

AMLAPURA, NusaBali

Alat pendeteksi ini mempermudah mengetahui tingkat kerusakan akibat gempa sehingga BPBD bisa lebih cepat melakukan tanggap darurat. Sebelum dipasang, pimpinan rombongan BMKG Pusat, Audy Kaluku menyerahkan alat pendeteksi gempa itu kepada Sekretaris BPBD Putu Eka Tirtana di kantor BPBD Karangasem, Minggu (1/12).

Audy Kaluku mengatakan, alat intensitymeter merupakan pendeteksi guncangan gempa pada getaran di permukaan tanah. Data dengan cepat terekam secara otomatis terkirim ke server BMKG. Selanjutnya BMKG meneruskan ke BPBD agar diinformasikan ke masyarakat. Cara kerjanya, dengan menempelkan alat di dinding bangunan. Begitu ada gempa maka sensor pembaca mikorcontroler merekam, lalu dikirim ke mikrocomputer dalam bentuk informasi ke BPBD. “Tolong rawat dan jaga alat pendeteksi gempa ini, jangan sampai rusak,” pinta Audy Kaluku.

Dijelaskan, selain adanya EWS (early warning system) untuk mengukur pergeseran tanah, juga penting adanya intensitymeter alat pengukur guncangan gempa agar diketahui tingkat kerusakan bangunan. Semua alat akan berfungsi optimal jika disertai pemahaman masyarakat di bidang mitigasi bencana. “Alat tersebut tidak akan ada gunanya jika masyarakat tidak paham dengan sinyal yang dikeluarkan alat tersebut,” ungkapnya. Jika sirine berbunyi, masyarakat sudah bisa melakukan evakuasi mandiri karena akan ada tsunami. BMKG menghadirkan tiga orang yakni Adityo Mursintantyo, Jimot Sihite, dan Audy Kaluku, juga mengajak rekanan Muhammad Nur Rahman.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Ida Ketut Arimbawa mengatakan, enam titik yang dipasangi alat pendeteksi guncangan gempa yakni Pusdalops BPBD Karangasem, Kantor Desa Tianyar Barat Kecamatan Kubu, Kantor Desa Purwakerti Kecamatan Abang, Kantor Camat Manggis, Kantor Desa Jungutan Kecamatan Bebandem, dan Kantor Desa Sinduwati Kecamatan Sidemen. Ida Ketut Arimbawa mengatakan, nantinya disertai menggelar simulasi secara bertahap. Sehingga masyarakat memiliki pengetahuan dan mampu melakukan evakuasi mandiri, tidak mesti menunggu datangnya petugas. *k16

Komentar