nusabali

Penyuluh Bahasa Bali Diadu Masatua

  • www.nusabali.com-penyuluh-bahasa-bali-diadu-masatua

“Materi lomba yang disampaikan dalam bahasa Bali, dengan bahasa Bali yang baik dan benar sesuai sor singgih,”

AMLAPURA, NusaBali

Sebanyak 78 penyuluh bahasa Bali yang bertugas di 75 desa dan 3 kelurahan diadu dalam lomba masatua Bali 2019. Tujuannya untuk mengevaluasi keberadaan penyuluh sejauh mana telah mampu mengimplementasikan bahasa Bali yang baik dan benar sesuai sor singgih (tata bahasa). Di samping menggelar lomba menyalin aksara Bali (meniru) ke dalam buku tingkat SD -se-Karangasem.

Lomba digelar di Objek Wisata Museum Pustaka Lontar, Banjar Dukuh, Desa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, Sabtu (30/11) pagi. Bertindak sebagai Ketua Panitia I Nengah Karya dan dibantu Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Karangasem I Made Sudiantara.

Ditemui disela lomba, Sudiantara mengatakan setelah setahun penyuluh bahasa Bali menjalankan tugasnya selama 2019 selayaknya kinerjanya dievaluasi melalui lomba masatua Bali. "Tentu saja, materi yang disampaikan dalam bahasa Bali, dengan bahasa Bali yang baik dan benar sesuai sor singgih. Sehingga semua penyuluh tertantang untuk tampil lebih baik," katanya.

Tujuan lainnya untuk melestarikan budaya Bali terutama dalam berkomunikasi berbahasa Bali, menjaga tradisi adat dan budaya, sesuai amanat Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018, tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

Cara pelestarian Bahasa Bali lainnya, katanya dengan melakukan komunikasi berbahasa Bali di lingkungan keluarga, kegiatan Agama Hindu, adat dan budaya Bali. Juga pentingnya memberikan informasi pada layanan masyarakat baik pada lembaga pemerintah maupun lembaga swasta sebagai pendamping bahasa Indonesia.

Amanat pergub juga mewajibkan berkomunikasi bahas Bali setiap Kamis, Purnama, Tilem dan hari jadi Provinsi Bali. Aksara Bali juga wajib dipasang saat prasasti peresmian gedung, lembaga pemerintahan, lembaga swasta, jalan, sarana pariwisata dan fasilitas umum lainnya.

Itulah sebabnya, juga dilombakan nyurat aksara Bali. Khusus untuk SD diwakili 2 siswa tiap kecamatan dari 8 kecamatan hanya meniru aksara Bali dituangkan ke dalam buku. Nantinya lomba menyurat aksara Bali digelar berlanjut Senin (2/12) mengundang siswa SMP menyalin aksara latin ke aksara Bali di lontar. Kelompok SMA dan SMK lomba nyurat puisi Bali,  Bali grafi dan reka aksara.

Sedangkan penyuluh bahasa Bali diwajibkan ambil bagian dalam lomba mapidarta Bahasa Bali. Bertindak sebagai dewan juri, di antaranya Ida I Dewa Gede Catra, I Nyoman meta dan yang lain-lainnya.

Ida I Dewa Gede Catra menilai, hasil karya siswa SD, banyak yang berbakat menulis aksara Bali. "Tinggal dioptimalkan berlatih, agar terbiasa menulis aksara Bali. Nantinya setelah memahami menulis aksara Bali di buku, agar dicoba di lontar menggunakan pengrupak (pisau). Saya siap membina, menulis di lontar," kata Ida I Dewa Gede Catra. *k16

Komentar