nusabali

Lawak Viral di Medsos, Ada Jele-Melahne

Pelawak I Made ‘Mupu’ Puja Darsana

  • www.nusabali.com-lawak-viral-di-medsos-ada-jele-melahne

Saat teknologi digital dalam vitur handphone (HP) belum sekarang atau sekitar di bawah tahun 2005, masyarakat hanya dapat hiburan lawak hanya di pangung seni.

SEMARAPURA, NusaBali

Atau, setidaknya di layah televisi dan video manual. Namun kini, pentas lawak sudah lazim diakses lewat media sosial (medsos), hanya dengan membuka smartphone. Lawak di video medsos ini tiada lain karena tak sedikit penonton yang merekam video lewat HP sendiri ketika menyaksikan pentas lawak. Lanjut video itu dishare (disebar), maka para netizen bisa langsung menyaksikan bahkan video lawak itu secara cepat dan bertebaran.

Sebagai pelaku seni yang melakoni lawak paradigm teknologi tersebut ada jele melah atau dampak positif maupun negatifnya.

Dampak positifnya tentu dari sisi pengenalan seni dan pesan materi seninya yang cepat menyebar di masyarakat. Namun di satu sisi dampak negatifnya, perhatian masyarakat terhadap dunia seni menjadi berkurang.

Menurut salah seorang pelawak Bali, I Made Puja Darsana yang beken dipanggil Mupu, dampak dari medsos tersebut dari sisi pengenalan berkesenian sangatlah bagus. Jika akses berkesenian bisa merambah dunia medsos dan membuat seni khususnya dunia penggung makin dikenal ke luar panggung, tentu amat bagus. “Namun karena seni viral di medsos, maka

perhatian kepada dunia seni masyakat bisa makin berkurang,” ujar Mupu kepada NusaBali, Sabtu (23/11).

Mupu mengakui pelaku seni seperti dirinya tak serta merta bisa berharap hasil positif dari medsos. Karena penayangan video materi lawakan di medsos bisa jadi tak sesuaia aslinya saat pentas di panggung.  “Tak bisa dipungkiri, bahwa ada perasaan khawatir bila ada yang mengedit apa yang kami bawakan saat pentas. Konten hasil editan itu bisa tak sesuai lagi dengan aslinya. Intinya, teknologi medsos ini ada baik ada buruk,” ujarnya.

Sebelum aktif ngayah pentas dengan lawakannya, pria yang juga aktif dalam LSM Forum Peduli Pendidikan Bali (FP2B) ini, pernah ikut di Sanggar Binduana,Klungkung, sewaktu SMP PGRI Klungkung. Dia pernah bergabung dengan pelawak dan seniman drama gong asal desa Tamanbali, Bangli, Dolar (almarhum). Selain itu, Mupu juga pernah ikut pentas dengan pelawak Petruk dan Topok dalam pentas calonarang, serta bersama Perak dan Golek. “Kalau di panggung, nama saya masih seperti dikasi sama almarhum Dolar. Untuk saya adalah Bengol,” kenangnya.

Seiring berjalannya waktu, Mupu sudah lama tidak pernah pentas drama gong, kecuali jika ngayah seperti di Pura Dasar Buana, Desa Gelgel, Klungkung. Mupu juga pernah mencoba membuat group kesenian Putih Kuning. Namun usia group ini tak bertahan lama. Karena dalam group melibatkan anak-anak masih bersekolah SMP dan SMA. Meraka notabene masih fokus belajar di sekolah dan di rumah.

Setelah mereka tamat, ada yang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, dan ada pula kembali membuat group lawak inovatif dengan nama Buluh Mas. Group lawak ini pentas keliling Bali antara lain ke Pura Sakenan di Denpasar, beberapa desa di Gianyar, Tabanan, Buleleng, Karangasem, dan terbanyak di Klungkung. Dalam pentas ini, Mupu sebagai punakawan dengan nama Bengol. ‘’Kami berharap lawak Bali sebagai warisan budaya ini bisa terus berkembang,’’ jelasnya. *wan

Komentar