nusabali

Tri Hita Karana Sebagai 'Infrastruktur Moral'

Penentu Kesuksesan Individu dan Organisasi/Perusahaan

  • www.nusabali.com-tri-hita-karana-sebagai-infrastruktur-moral

Di era digital sekarang ini, tak bisa dipungkiri tenaga manusia sudah mulai tergantikan oleh teknologi robot.

MANGUPURA, NusaBali

Termasuk juga untuk pelayanan di hotel-hotel.  Namun demikian, ada beberapa kemampuan unik manusia yang tidak mudah tergantikan oleh teknologi digital.

"Empati, menjalin pesan dengan cerita, interaksi emosional, dan melakukan pertimbangan. Ini semua sulit digantikan oleh robot," ujar Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Bali, Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MM MH saat menjadi narasumber diskusi bertajuk 'Sustainable HR Approach' - The competitive edge of the strategy Now, Tomorrow and the Future' di The Apurva Kempinski Bali, Nusa Dua, Badung, Kamis (28/11). "Mesin pintar saja tidak dapat memenangkan permainan untukmu. Hal terbaik yang dapat dilakukan mesin pintar untukmu adalah meningkatkan kekuatan orang-orang/stafmu (Davenport, Thomas H and Kirby, Julia. 2015)," lanjut Tini Gorda.

Menurut Tini Gorda, wisatawan milenial memainkan peran penting dalam mendefinisi ulang dan mendisrupsi industri perhotelan. Dikatakan, beberapa karakteristik wisatawan milenial diantaranya, mereka cenderung mencari pengalaman asli, unik, dan personal. Mereka menginginkan pengalaman yang dapat mentransformasi diri. Misal, mereka ingin membangun koneksi sosial yang bermakna dengan orang lokal yang mereka temui. Mereka ingin belajar keterampilan baru ketika mereka berwisata, seperti belajar memasak masakan lokal. Pengalaman berinterkasi dengan budaya lokal lebih penting daripada berpesta. Mereka bersedia membayar lebih mahal untuk pengalaman yang lebih baik. "Nah, di sini manajer SDM memainkan peran sangat signifikan dalam menciptakan dan menjaga budaya organisasi yang tepat yang dapat memenuhi harapan wisatawaan terkini," ujar Tini Gorda.

Dalam era milenial ini,  Tini Gorda menilai Tri Hita Karana sejalan dengan inti konsep sustainable/corporate social responsibility/CSR. "Agar berkelanjutan, suatu usaha harus menjaga hubungan harmonis dengan seluruh stakeholder dan lingkunga alam," imbuhnya.

Dikatakannya, THK juga memiliki elemen spiritual yang jika diterjemahkan secara holistik, THK bermakna upaya menjaga hubungan baik dengan sesama dan lingkungan alam sebagai wujud  kecintaan kepada Tuhan. "Jika THK diterapkan secara holistik akan menghasilkan praktik-praktik harmonis yang tulus dan sepenuh hati, yang juga baik untuk sukses individu dan perusahaan karena ada penekanan ‘infrastruktur moral’ dimulai dari diri sendiri untuk implementasi Tri Hita Karana dari Buana Alit untuk Buana Agung,” katanya. *isu

Komentar