nusabali

Jenazah Korban Dikremasi 3 Desember

Pasca Bunuh Diri di Jembatan Kembar Gerokgak

  • www.nusabali.com-jenazah-korban-dikremasi-3-desember

Jenazah I Putu Astawa, 47, pekerja perusahaan lilin korban tewas bunuh diri dengan cara loncat di Jembatan Kembar Gerokgak kaasan perbatasan Banjar Gerokgak Gede, Desa Delod Peken (Kecamatan Taba-nan) dan Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar (Kecamatan Kediri Tabanan), Kamis (28/11) malam, masih dititip di BRSUD Tabanan.

TABANAN, NusaBali

Jenazah korban rencananya akan diabenkan keluarganya di Kremato-rium Santha Yana, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara pada Anggara Paing Watugunung, Selasa (3/12).

Korban I Putu Astawa, yang tewas bunuh diri terjun dari Jembatan Kembar Gerokgak, Kamis malam pukul 19.30 Wita, berasal dari Banjar Riang Delod Sema, Desa Riang Gede, Kecamatan Kecamatan Penebel, Tabanan. Namun, menurut Kelian Dinas Banjar Riang Delod Sema Gede, I Wayan Sukaryana, jenazah korban tidak akan dibawa pulang ke rumah duka.

“Nanti jenazahnya akan langsung dibawa ke Krematorium Santha Yana di Jalan Cekomaria Denpasar (kawasan Desa Peguyangan Kangin) saat pengabenan pada

pada Anggara Paing Watugunung,” ungkap Wayan Sukaryana saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat (29/11).

Kendati pengabenan dilaksanakan di Krematorium Santha Yana, menurut Sukaryana, keluarga korban di Banjar Riang Delod Sema Gede, Desa Riang Gede tetap menyiapkan upacara matur piuning. “Pihak keluarga sekarang sedang membuat upakara,” katanya.

Sukaryana menyebutkan, sehari pasca musibah bunuh diri, istri korban yakni Ida Ayu Suci masih shock. Sementara dua anak mereka, I Gede Bagus Nanda Adita (mahasiswa sebuah perguruan tinggi) dan Kadek Dwipayana (masih duduk di bangku SMP) sudah mulai tegar, meskipun bersedih. Sebelumnya, ibu dan dua anaknya ini sempat histeris di BRSUD Tabanan, Kamis malam, pasca jenazah korban dievakuasi dari dasar jurang bawah Jembatan Kembar Gerokgak. Bahkan, si sulung Gede Bagus Nanda Adita sampai jatu pingsan.

Hingga Jumat kemarin, belum diketahui secara pasti, apa yang melatarbelakangi korban Putu Astawa nekat bunuh diri dengan terjun dari jembatan. Ada yang menduga aksi bunuh diri ini terjadi karena masalah piutang.

Sebelum tewas bunuh diri, korban yang kesehariannya bekerja di perusahaan lilin kawasan Tabanan, konon sempat bercerita tentang masalah utang ratusan juta rupiah, karena ikut di salah satu koperasi yang bangkrut. Korban juga menggunakan sertifikat rumahnya sebagai jaminan di koperasi. "Mungkin masalah utang itu yang jadi motif hingga nekat ulahpati (bunuh diri),” ungkap salah satu kerabat korban, Wayan Budiada.

Namun, sang Kelian Banjar, Wayan Sukaryana, memperkirakan ada motif lain di balik aksi ulahpati ini, yakni korban tak kuat menahan penyakitnya. Setahun Sukaryana, korban Putu Astawa---yang kesehariannya tinggal di sekitar Pasar Kodok, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan bersama istri dan kedua anaknya karena punya rumah di sana---menderita sakit komplikasi jantung, diabetes, dan hernia. “Tiga hari sebelum bunuh diri, almarhum sempat ingin ngobrol keluarkan unek-unek tentang penyakitnya,” papar Sukaryana.

Peristiwa maut yang merenggut nyawa korban Putu Asatawa sendiri terjadi Kamis malam sekitar pukul 19.30 Wita. Menurut seorang saksi mata, Suryawanto, 27, yang malam itu melintas di lokasi saat hendak pulang ke rumahnya di Banjar Jambe Baleran, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, korban sempat dilihat hendak menabrakkan diri pada truk yang melaju ke arah barat. Namun, truk tersebut menghindar.

Gagal menabrakkan diri ke truku, korban berjalan ke arah barat, lau naik pagar besi pembatas jembatan dan menceburkan diri. Sebelum insiden maut, korban Putu Astawa lebih dulu memarkir motor Honda Blade DK 8653 HS sekitar 25 meter sebelah timur Jembatan Kembar Gerokgak.

Sementara itu, Jembatan Kembar Gerokgak yang berlokasi di perbatasan Banjar Gerokgak Gede, Desa Delod Peken (Kecamatan Tabanan) dan Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar (Kecamatan Kediri) dikenal angker dan dihuni wong samar. Sekitar belasan tahun lalu, sempat terjadi dua kali aksi percobaan bunuh diri, namun berhasil digagalkan.

“Jembatan ini memang dikenal angker, dihuni wong samar,” ungkap pamangku Pura Anyar, Desa Banjar Anyar, Jro Mangku Sudiarka, 66, Jumat kemarin. Menurut Jro Mangku Sudiarka, dulu sempat terjadi dua kali percobaan bunuh diri di jembatan ini. Namun, aksi percobaan  bunuh diritersebut berhasil digagalkan oleh Jro Mangku Sudiarka sendiri.

“Sebelum ada orang mencoba bunuh diri, saya dapat fiarsat lewat mimpi bahwa akan ada orang yang melakukan hal negatif di jembatan. Benar saja, besoknya ada orang yang mau loncat dari jembatan. Beruntung, orang itu berhasil saya cegah,” kenang Jro Mangku Sudiarka.

Menurut Jro Mangku Sudiarka, orang yang nekat hendak bunuh diri tersebut diketahui berasal dari Badung. Tak lama berselang, kembali ada seorang warga asal Kerambitan, Tabanan yang nekat berusaha bunuh diri di Jembatan Kembar Gerokgak. Beruntung, upaya itu berhasil digagalkan warga. “Kejadianya sudah belasan tahun lalu,” katanya. *des

Komentar