nusabali

Bunuh Diri dengan Loncat dari Jembatan

Peristiwa Maut di Jembatan Gerokgak

  • www.nusabali.com-bunuh-diri-dengan-loncat-dari-jembatan

Heboh aksi bunuh diri dengan cara loncat ke jurang terjadi di Jembatan Kembar Gerokgak yang berada di perbatasan Banjar Gerokgak Gede, Desa Delod Peken (Kecamatan Tabanan) dan Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar (Kecamatan Kediri Tabanan), Kamis (28/11) malam.

TABANAN, NusaBali

Korbannya adalah I Putu Astawa, 47, pekerja perusahaan lilin asal Ba-njar Riang Delod Sema, Desa Riang Gede, Kecamatan Kecamatan Penebel, Tabanan yang sempat hendak menabrakkan diri ke truk, sebelum nekat terjun dari atas jembatan.

Menurut kesaksian seorang warga, Suryawanto, 27, peristiwa maut yang merenggut nyawa korban Putu Asatawa terjadi tadi malam sekitar pukul 19.30 Wita. Saat itu, saksi Suryawanto naik motor dari arah timur (Denpasar) hendak pulang rumahnya di Banjar Jambe Baleran, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan.

Sesampainya di ujung timur Jembatan Gerokgak, saksi Suryawanto melihat korban hendak menabrakkan diri ke truk yang melaju di depannya. Sebelum itu, ada warga yang melihat korban Putu Astawa memarkir motor Honda Blade DK 8653 HS sekitar 25 meter sebelah timur jembatan, sebelum berjalan ke arah barat hendak menabrakkan diri ke truk.

Karena korban hendak menabrakkan diri, truk yang melaju di depan saksi Suryawanto pun ngerem mendadak. Tak lama berselang, korban Putu Astawa terlihat lari ke arah barat menuju pinggir jembatan, lalu naik besi pembatas. "Dia (korban) langsung loncat dari jembatan,” cerita Suryawanto saat ditemui NusaBali di lokasi TKP, tadi malam.

Atas pemandangan heboh itu, Suryawanto dan beberapa pengendara lainnya langsung berhenti di TKP, untuk melihat korban yang jatuh ke jurang sedalam puluhan meter dari atas jembatan. Peristiwa ini juga dilaporkan ke polisi. Tak lama berselang, petugas gabungan dari kepolisian dan BPBD Tabanan terjun ke lokasi TKP untuk mengevakuasi korban.

BPBD Tabanan mengerankan 10 personel TRC ke lokasi, dengan dipimpin langsung Kasi Kedaruratan dan Logistik, I Putu Trisna Widiatmika. Mereka terjun bersama PMI Tabanan dan polisi untuk mengevakuasi korban.

Korban Putu Astawa ditemukan tewas telungkup di tepi Tukad Yeh Panahan. Pria berusia 45 tahun ini tewas mengenaskan dalam kondisi penuh luka, termasuk patah tulang pinggul dan kaki. "Proses evakuasi berlangsung selama 20 menit, karena medannya tidak terlalu berat,” jelas Putu Trisna.

Jenazah korban Putu Astawa tadi malam langsung dibawa BRSUD Tabanan untuk diperiksa lebih lanjut. Pantauan NusaBali, sejumlah keluarga korban tampak menangis histeris di RS. Istri korban, Ida Ayu Suci, juga menangis tiada henti. Sedangkan anak sulungnya sampai jatuh pingsan.

Menurut salah seorang keluarga korban, I Wayan Budiada, kesehariannya almarhum Putu Astawa tinggal di sekitar Pasar Kodok, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan karena punya rumah di sana. Korban Putu Astawa mengantungkan nafkah dengan bekerja di perusahan lilin kawasan Tabanan.

Sebelum tewas bunuh diri, korban konon sempat bercerita tentang masalah utang ratusan juta rupiah, karena ikut di salah satu koperasi yang bangkrut. Korban juga menggunakan sertifikat rumahnya sebagai jaminan di koperasi. "Mungkin masalah utang itu yang jadi motif hingga nekat ulahpati (bunuh diri),” ungkap Wayan Budiada di BRSUD Tabanan, tadi malam.

Sementara itu, hingga tadi malam jenazah korban masih dititip di BRSUD Tabanan, sembari mengunggu dewasa ayu untuk pemakaman. Korban Putu Astawa---yang memiliki dua adik kembar---berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ida Ayu Suci dan dua anak laki-laki. Anak sulungnya sudah kuliah, sementara yang bungsu masih duduk di bangku SMP. *des

Komentar