nusabali

15 Jenazah Terlantar Dikremasi Massal

  • www.nusabali.com-15-jenazah-terlantar-dikremasi-massal

Tim Kremasi Jenazah RSUP Sanglah melakukan kremasi massal terhadap 15 jenazah terlantar atau tak beridentitas yang telah mendapat pembebasan dari kepolisian.

DENPASAR, NusaBali

Kremasi massal dilakukan di Krematorium Mumbul, Nusa Dua, Badung, pada 27-28 November 2019. Kremasi massal ini diupacarai secara agama Hindu.

“Jenazah terlantar kali ini terdiri dari 11 jenazah dewasa, dua kerangka, dan dua jenazah bayi. Hari ini (kemarin, red) 11 jenazah yang dikremasi. Besok sisanya,” ujar Ketua Tim Kremasi Jenazah, Dewa Ketut Kresna, Rabu (27/11).

Pria yang juga menjabat Kasubbag Humas RSUP Sanglah ini menjelaskan, proses kremasi ini bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Bali. Menurut keterangan forensik, jenazah yang paling lama adalah satu tahun dua bulan. Jenazah-jenazah tersebut sudah mendapatkan pembebasan dari kepolisian. Artinya, sudah tidak menjadi barang bukti pihak kepolisian.

Menurut Dewa Kresna, sebagian besar kasus jenazah terlantar ini karena tanpa keluarga dan juga bayi dibuang. Pelayanan terhadap jenazah terlantak dicarikan jalan terbaik yakni dengan kremasi massal layaknya kremasi pada umumnya. Jenazah terlantar dikremasi dengan upacara secara Hindu hingga pelarungan abu ke laut. “Abu jenazah akan dilarung di Pantai Mertasari,” katanya.

Program kremasi massal dilakukan mengingat RSUP Sanglah adalah rumah sakit pusat rujukan yang banyak menerima jenasah tak bertuan, baik itu korban kriminal ataupun jenasah meninggal di rumah sakit tanpa keluarga. Sehingga, agar pelayanan di kamar jenazah bisa berjalan dengan baik dan tidak terbebani oleh penitipan jenasah terlantar, maka digagaslah program kremasi massal ini.

“Kalau di RS lain di luar Bali tidak ada (program kremasi massal, red). Seperti di Semarang, jenazah terlantar setelah dua minggu langsung dikubur. Di samping itu, karena di luar Bali juga dominan Non Hindu, sehingga tidak mengenal kremasi,” katanya.

Menurut Dewa Kresna, program kremasi massal jenazah terlantar ini pernah dilombakan tahun 2010 dalam ajang Persi Award dan menang dalam kategori corporate social responsibility. Sampai saat ini program ini terus berlanjut, setiap tahun sekali. Bahkan dua kali dalam setahun bila jenazah terlantar banyak.*ind

Komentar