nusabali

Potensi Perpecahan Muncul di Golkar

Jika Mekanisme Pemilihan Ketum Tak Sesuai AD/ART

  • www.nusabali.com-potensi-perpecahan-muncul-di-golkar

Anggota Dewan Pembina Golkar, MS Hidayat menuturkan, bila pemilihan sesuai AD/ART Golkar, semua kader akan menerima, jika tidak berpotensi perpecahan.

JAKARTA, NusaBali

Partai Golkar akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) untuk memilih ketua umum pada 4 Desember 2019. Perpecahan dinilai bisa terjadi jika tidak ada pemungutan suara yang didahului penjaringan calon.

"Perpecahan bisa terjadi jika dalam munas 4 Desember nanti tidak ada pemungutan suara yang didahului tahapan penjaringan dan pencalonan," ujar anggota Dewan Pembina Partai Golkar, MS Hidayat, kepada wartawan, Rabu (27/11). Apalagi jika dalam munas nanti ada upaya atau unsur paksaan untuk mengganti pemungutan suara langsung dengan dukungan tertulis dari pemilik suara. Hal itu juga bisa menjadi pemicu perpecahan.

Hidayat mengatakan, dalam pencalonan, setiap kader Golkar yang berpotensi diperbolehkan mengajukan diri sebagai ketua. Nantinya akan dilanjutkan dengan penjaringan dan pencalonan. "Justru dalam tahap penjaringan dan pencalonan inilah, wajah demokrasi Partai Golkar terlihat. Setiap kader Golkar yang potensial dan memenuhi persyaratan dibebaskan mengajukan diri untuk kemudian dijaring dan dicalonkan sebagai ketua umum," tuturnya.

Hidayat menuturkan, bila pemilihan sesuai dengan ketentuan AD/ART Golkar, semua kader akan menerima hasil. Sedangkan bila dilakukan dengan pemaksaan akan berpotensi perpecahan. "Sepanjang dilakukan dengan transparan, fair, dan mematuhi ketentuan AD/ART, pasti semua pihak akan menerima apapun hasilnya. Jika ada rekayasa dan pemaksaan itu tetap dilakukan, maka besar potensi terjadi perpecahan dengan acuan AD/ART partai," tuturnya.Sementara Wakil Koordinator Bidang Pratama Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menyebut Munas Golkar untuk memilih ketum baru mempunyai banyak calon. Sebagai salah satu caketum, Bamsoet, tak yakin Munas Golkar berujung aklamasi.

"Ya semua orang pasti ingin terpilih secara maksimal. Aklamasi adalah pemilihan secara maksimal yang di mana disepakati oleh seluruhnya dan tidak ada calon. Tapi sekarang calonnya ada lima, jadi kecil kemungkinan dari aklamasi," ujar Bamsoet di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu kemarin. Bamsoet mengatakan saat ini dirinya tinggal menunggu pembukaan pendaftaran caketum Golkar pada 29 November 2019. Selain dirinya, kata Bamsoet, ada empat pesaing lain yang akan mendaftar.

"Calon-calonnya cukup banyak. Selain sahabat saya Airlangga, saya sendiri, ada Agun Gunandjar, Ada Indra Bambang Utoyo, ada Hisjam dan kemudian Linda Purnomo juga akan daftar pada saat pembukaan pendaftaran kalau tidak salah tanggal 29," katanya dilansir detik.com. Sementara jelang Munas, DPP Partai Golkar menggelar rapat pleno. Rapat tersebut merupakan persiapan menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar. Pantauan di DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (26/11), Ketua Umum (Ketum) Golkar, Airlangga Hartarto tiba pukul 20.00 WIB. Airlangga tiba bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Selain itu, terlihat Sekjen Golkar Lodewijk F Paulus dan Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily datang bersama Airlangga. Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali datang menyusul.

Kedatangan Airlangga dan rombongan disambut Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG). Airlangga dan rombongan langsung masuk ke ruang rapat pleno. Mereka melakukan rapat pleno secara tertutup. Adapun rapat pleno malam ini akan membahas laporan persiapan penyelenggaraan Munas 2019. Selain itu, rapat pleno ini akan membahas materi Munas. *

Komentar