nusabali

Bamsoet Ngaku Posisinya Terjepit

Maju Caketum Golkar karena Komitmen Tak Terpenuhi

  • www.nusabali.com-bamsoet-ngaku-posisinya-terjepit

Menanggapi soal adanya isu munas tandingan, Bamsoet mengatakan dalam sejarah Golkar itu bisa terjadi jika saluran demokrasi di partai tidak terlaksana.

JAKARTA, NusaBali

Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengaku dalam posisi terjepit hingga terpaksa mencalonkan diri jadi Ketum Golkar. Dia menjelaskan banyak pendukungnya yang sudah telanjur dizalimi oleh Golkar.

"Jadi gini... jadi sebetulnya saya dalam posisi terjepit, saya sebetulnya juga nggak ingin maju tapi karena ada komitmen yang tidak dipenuhi, di mana salah satu komitmen itu adalah lakukan rekonsiliasi atas para pendukung saya dan menempatkan mereka pada posisi yang tepat dan sewajarnya, dikembalikan dalam posisi semula," kata Bamsoet kepada wartawan di DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (26/11).

Bamsoet menyatakan terpaksa maju lantaran banyak pendukungnya yang dicopot dari posisinya di komisi-komisi DPR. Alih-alih rekonsiliasi, Bamsoet menegaskan justru salah satu bendahara umum pendukungnya digeser dari posisinya yang sudah puluhan tahun diduduki.

"Jadi pada akhirnya karena kondisi tersebut saya nyatakan maju, agar kawan kawan saya yang terzalimi ini bisa dikembalikan lagi ke tempatnya. misalnya hari-hari terakhir bukan rekonsiliasi, tapi bendahara umum pendukung saya digeser dari Komisi IV yang sudah puluhan tahun di sana ke komisi IX atau X itu," ucapnya. Bamsoet mengatakan semua keluarga besar adalah keluarganya. Dia berharap Golkar tidak alergi terhadap kompetisi untuk memilih pemimpin.

"Nggak perlu khawatir, Airlangga adalah sahabat saya, Agus Gumiwang sahabat saya, dan semua keluarga besar adalah anggota keluarga sehingga kita nggak boleh alergi dengan kompetisi, justru Golkar harus buktikan yang terbaiklah yang nanti kita persilakan mimpin Golkar," ujarnya.

Selain itu, Bamsoet menanggapi soal adanya isu munas tandingan. Menurutnya, dalam sejarah Golkar itu bisa terjadi jika saluran demokrasi di partai tidak terlaksana. "Dalam sejarah Munas Golkar, munas tandingan itu ada kalau saluran demokrasinya tersumbat dipaksakan seperti halnya yang lalu lalu, tapi kalau berlangsung demokratis tidak ada munas tandingan," sebut Bamsoet dilansir detik.com.

Sebelumnya, Bamsoet menyatakan akan maju sebagai calon ketua umum (caketum) Golkar. Dia mengatakan siap menjalankan perintah para kader yang mendukungnya. "Saya siap menjalankan perintah para pemilik suara, para kader dan para organisasi yang membesarkan Partai Golkar, untuk mengikuti kontestasi pemilihan Ketua Umum Partai Golkar," kata Bamsoet di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/11). *

Komentar