nusabali

Meresahkan Warga, Penginapan dan Kafe di Banyuning Digerebek Warga

  • www.nusabali.com-meresahkan-warga-penginapan-dan-kafe-di-banyuning-digerebek-warga

Mantan perbekel hingga pensiunan guru terciduk di penginapan.

SINGARAJA, NusaBali

Puluhan warga Kelurahan Banyuning, menggerebek sedikitnya delapan penginapan, dua warung tuak dan kafe yang ada di sepanjang Jalan Pulau Obi, wilayah perbatasan Kelurahan Banyuning dengan Kelurahan Penarukan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Minggu (24/11/2019) pagi. Warga pun langsung menurunkan papan nama penginapan dan menuntut penutupan karena dinilai telah meresahkan warga sekitar.

Aksi yang dikoordinatori oleh Made Ariasa bergerak dari ujung selatan Pulau Obi menuju arah utara. Satu persatu penginapan yang ada di sepanjang jalan itu digerebek dan langsung diturunkan papan nama penginapannya. Penggebekan juga membuat sejumlah pengunjung penginapan yang kencan di pagi hari ambyar dan kabur tunggangg langgang.

Koordinator aksi, Made Ariasa mengatakan warga Desa Banyuning, khususnya yang bermukim di Jl Pulau Obi mengaku gerah dengan kegiatan penginapan, warung tuak dan kafe yang ada di sekitar rumah mereka. Apalagi keberadaan sejumlah penginapan itu kebanyakan dimanfaatkan oleh pasangan gelap untuk berselingkuh dan berbuat mesum. “Kami hanya menginginkan wilayah kami tidak dijadikan tempat prostitusi. Kenapa kami lakukan karena data dan fakta selama ini banyak kejadian yang tidak diinginkan sampai ada yang meninggal di penginapan, kami tidak mau wilayah kami dijadikan tempat esek-esek,” ujar Made Ariasa mewakili warga yang ikut terjun langsung.

Warga pun terpaksa turun langsung ke lapangan, mengingat selama ini laporan mereka ke Pemerintah Kelurahan belum ada jalan keluar. Bahkan penginapan Pulau Obi semakin terkenal dengan brand negatifnya. Selain penginapan, warung tuak serta kafe  juga berkembang kabar tempat pijat yang menyediakan jasa esek-esek. “Keinginnan warga ditutup, plang dibuka. Masyarakat sudah lapor ke pemerintah kelurahan, tapi belum ada tindak lanjut. Sudah lama bikin resah dan menjamurnya sudah lama,” imbuh Made Ariasa.

Penutupan penginapan pun saat ini sedang dilakukan dengan pendekatan persuasif kepada pemilik yang rata-rata tak berasal dari Kelurahan Banyuning.  Warga juga mengaku tak segan akan turun kembali jika pemilik penginapan membandel dan kembali membuka usahanya setelah ada penertiban dari warga.

Sementara itu dalam aksi penertiban warga di penginapan itu ada hal menggelitik. Beberapa pasangan selingkuh tertangkap basah sedang menyewa penginapan. Bahkan salah satu di antaranya oknum mantan Perbekel. Mantan perbekel ini  ditemukan bersama WIL dalam kamar di penginapan oleh warga yang didampingi Babinsa, pecalang, banjar adat dan Camat Buleleng.  Selain itu juga ada pensiunan guru dengan baju seragam komunitas kesehatan yang nampak bersama pacar simpanannya dan beberapa pasangan muda yang terpaksa keluar setelah digerebek warga setempat.

Pemilik warung tuak Karisma, Kadek Budiastini, 43, asal Desa Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng yang juga menjadi target aksi, tak dapat berbicara banyak. Dirinya hanya meminta jalan keluar terbaik kepada pemerintah. “Saya baru mulai kelola empat bulan lalu, kalau warung tuak mana sih yang berizin tidak ada. Kalau ditutup bagaimana ya, soalnya saya cari nafkah juga di sini dan tidak pernah melanggar hukum. Harapannya sih ada jalan keluar,” kata Budiastini polos.

Warung tuak yang dibukanya itu bersifat situasional. Namun rata-rata buka dari pagi dari pukul 10.00 WITA sampai pukul 01.00 WITA dengan mempekerjakan empat waitrees panggilan. “Di sini kalau musik saya sudah off jam sembilan malam meski masih buka sampai jam satu pagi. Ceweknya juga pakaiannya simpel tidak pakai pakaian seksi, cuma layani teman-teman yang mau minum dan cari hiburan sekadar karaoke,” kilahnya.*k23

Komentar