nusabali

Akulturasi Budaya Bali saat Perayaan Waisak di Vihara Dharmayana Kuta, Canang dan Gebongan Jadi Sarana Persembahan

  • www.nusabali.com-akulturasi-budaya-bali-saat-perayaan-waisak-di-vihara-dharmayana-kuta-canang-dan-gebongan-jadi-sarana-persembahan
  • www.nusabali.com-akulturasi-budaya-bali-saat-perayaan-waisak-di-vihara-dharmayana-kuta-canang-dan-gebongan-jadi-sarana-persembahan

MANGUPURA, NusaBali.com – Umat Buddha memadati Vihara Dharmayana Kuta, lokasi tempat ibadah untuk merayakan Trisuci Waisak 2567 BE pada Minggu (4/6/2023) pagi.

Uniknya, perayaan Trisuci Waisak 2567 BE di Vihara Dharmayana Kuta itu terlihat kental akan budaya Bali. Terlihat umat berdatangan dengan membawa sarana persembahyangan berupa canang dan juga terdapat sarana persembahan gebogan.

Penanggungjawab Vihara Dharmayana Kuta, Adi Dharmaja Kusuma menerangkan, akulturasi Budaya Bali itu sudah dilakukan sejak dulu. Sebab, dalam keyakinannya pun, terang Adi tetap mempersembahkan sarana puja berupa bunga dan juga buah-buahan yang kemudian dirangkai menjadi satu kesatuan yang indah.

“Di sini akulturasi budaya Bali sudah kental sekali, kalau tidak melakukan persembahyangan menggunakan canang rasanya kurang lengkap. Sehingga itu selalu menjadi bagian dari kami sebagai sarana persembahan,” terang Adi saat ditemui di Vihara Dharmayana Kuta, di Jalan Blambangan, Legian, Badung, Bali pada Minggu (4/6/2023) pagi.

Dari pantauan NusaBali.com, umat Buddha sudah mulai memadati lokasi ibadah sejak pukul 10.00 WITA. Selanjutnya pada pukul 10.15 WITA, rangkaian ibadah diawali dengan prosesi Pradaksina atau mengelilingi vihara sebanyak tiga kali.

Saat prosesi ini, umat mengelilingi vihara sembari membawa amisa puja atau persembahan untuk mengelilingi altar yang ada di Vihara Dharmayana Kuta.

Foto: Prosesi Pradaksina atau mengelilingi Vihara sebanyak 3 kali di Vihara Dharmayana Kuta. -RIKHA SETYA

Setelah itu, prosesi dilanjutkan dengan pembacaan Paritta Suci Waisak Puja. Sementara, meditasi menyongsong detik-detik Waisak dilangsungkan pada pukul 11.41.19 WITA, dengan mendengarkan Dhamma Desana oleh Romo Pandita Handy Prasetya.

Selanjutnya, anak-anak Sekolah Minggu menyanyikan lagu-lagu Waisak dan prosesi terakhir yakni upacara Abhayadana yaitu pelepasan burung sebagai simbol pembebasan yang menyatakan kedamaian.

“Setelah itu kegiatan ramah tamah. Jika umat yang tidak bisa mengikuti detik-detik Waisak akan silih berganti melaksanakan persembahyangan hari ini sampai pukul 23.00 WITA,” terang Adi.

Diperkirakan Adi, umat yang berdatangan sekitar 900 orang. Ia juga mengungkapkan para umat yang berdatangan sangat antusias. Sebab, pihaknya telah melakukan persiapan Trisuci Waisak 2567 BE sejak jauh-jauh hari.

Foto: Penanggungjawab Vihara Dharmayana Kuta, Adi Dharmaja Kusuma sat ditemui di Vihara Dharmayana Kuta, di Jalan Blambangan, Legian, Badung, Bali pada Minggu (4/6/2023) pagi. -RIKHA SETYA

Adi pun mengatakan dengan memeringati Trisuci Waisak yaitu tiga peristiwa penting, ia berharap berkah Waisak dapat memberkati kesehatan, kedamaian, rasa maklum, bijaksana, dan kebahagian lahir batin untuk umat.

Ia juga mengapresiasi para Bhante gabungan dari Thailand dan Asia yang melakukan Thudong atau perjalanan rohani ke Borobudur sangat luar biasa. Bahkan, terangnya sambutan dari masyarakat Indonesia pun terlihat menjunjung tinggi nilai toleransi dan menghormati perbedaan.
 
“Ini merupakan toleransi yang mulia. Semoga pesan Waisak ini membawa perdamaian bagi kami semua dan juga untuk membawa kebahagiaan lahir dan batin untuk semuanya,” pungkas Adi. *ris

Komentar