nusabali

Banjar Puaya Miliki Pemilih Terbanyak, Belum Pernah Loloskan Perbekel

Ari Anggara, Calon Perbekel Batuan Termuda Pilkel Serentak 2020 di Kabupaten Gianyar

  • www.nusabali.com-banjar-puaya-miliki-pemilih-terbanyak-belum-pernah-loloskan-perbekel

Ari Anggara harus bersaing melawan mantan perbekel, penjabat perbekel, maupun kelian dinas, untuk merebut 6.600 suara pemilih se–Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar.

GIANYAR, NusaBali

Sebanyak 29 desa di Kabupaten Gianyar akan menyelenggarakan pemilihan perbekel (pilkel) serentak pada Februari 2020 mendatang. Dari puluhan desa yang akan menggelar pilkel serentak itu, pilkel di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, diikuti paling banyak calon, yakni lima orang. Menariknya, seorang calon dari lima orang kandidat tersebut berasal dari kalangan milenial, Ari Anggara, lajang usia 28 tahun. Dia mantap maju pilkel karena didukung 1.076 suara se–Banjar Puaya, banjar dengan jumlah pemilih terbanyak.

Ari Anggara, pemuda kelahiran 3 September 1991, asal Banjar Puaya, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati. Di usia 28 tahun, Ari Anggara termasuk calon perbekel termuda pada Pilkel Serentak Kabupaten Gianyar 2020. Pemuda yang masih bujang ini akan bertarung melawan kandidat lain, yakni, I Made Suarta asal Banjar Penataran yang kini menjabat Penjabat (Pj) Perbekel Desa Batuan, I Ketut Arsana yang menjabat Kelian Dinas Banjar Peninjoan, Anak Agung Panca Limantara dari Banjar Gede, serta mantan Perbekel Batuan I Nyoman Netra dari Banjar Jeleka.

Ditemui di kediamannya, Jumat (22/11), Ari Anggara, anak kedua tiga bersaudara dari pasangan suami istri I Made Murka dengan almarhum Ni Nyoman Hariani mengaku tertarik maju bertarung karena dukungan penuh dari Banjar Puaya. “Masyarakat Puaya kompak mendukung. Saya tidak ingin menyia-nyiakan kepercayaan masyarakat,” ujarnya.

Sepengetahuannya, Banjar Puaya yang memiliki jumlah pemilih terbanyak belum pernah meloloskan perbekel. “Yang nyalon dari Banjar Puaya pernah tahun 2006 dan 2012 tapi tidak lolos. Saat ini saya optimistis, karena dukungan dari banjar sekala niskala,” imbuhnya.

Di mata masyarakat, Ari Anggara yang lulusan S2 Jurusan Ekologi Konservasi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, ini dijadikan panutan. “Pulang dari Jogja, pertama kali saya ikut nimbrung bareng forum peduli lingkungan Puaya. Fokusnya pada kebersihan lingkungan,” jelasnya.

Lalu sejak tahun 2018, Ari Anggara aktif mengembangkan ekonomi kreatif. “Saya kerja di Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta sekaligus di Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ucapnya.

Ari bertugas melakukan konsolidasi data di daerah. “Wilayah kerjanya di Karangasem sampai tahun 2019. Sekarang sudah di wilayah Gianyar,” jelasnya yang juga masuk tim Bupati Gianyar untuk Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Tim World Craft City.

Di sela-sela itu, Ari juga membuat Yayasan Ganesa Mada yang tujuan utamanya untuk mengembangkan ekonomi kreatif berbasis seni budaya. “Salah satu produk saya berupa Wayang Garuda modifikasi. Jadi ada nilai tambah ekonomi terhadap produk budaya,” tuturnya.

Pada pilkel serentak mendatang, Ari telah melakukan pendaftaran calon perbekel pada Selasa (19/11). Menurut mantan Ketua BEM Undiksha Singaraja 2012, keikutsertaannya pada ajang pemilihan perbekel merupakan proses pembelajaran diri. Meski demikian, dia mengaku sudah berhitung.

Dari jumlah Daftar Pemilih Sementara (DPS) Batuan sekitar 6.500 orang, setidaknya alumni S1 Pendidikan Biologi Undiksha Singaraja dan SMAN 1 Blahbatuh ini mengantongi 1.076 suara se–Banjar Puaya. “Se-desa sekitar 6.600 pemilih. Satu Banjar Puaya jumlahnya 1.076 pemilih. Modal itu saja, saya yakin bisa lolos,” ungkapnya.

Ari mengaku siap meskipun harus bersaing melawan kandidat yang usianya lebih tua dan telah memiliki pengalaman. “Saya tetap menghormati para kandidat lain. Ada yang mantan perbekel, penjabat perbekel, maupun kelian dinas. Saya tetap lanjutkan proses ini. Karena pilkel kan memilih yang terbaik untuk Batuan. Dan saya tawarkan pembaharuan dari generasi muda dengan program inovasi pengembangan desa,” ucapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Bina Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Gianyar I Wayan Gede Subayasa, menyatakan belum melakukan pendataan calon perbekel berdasarkan usia. “Hanya pengamatan saja. Di Batuan ada seorang calon masih muda, usia 28 tahun belum menikah,” ujarnya.

Untuk diketahui, Desa Batuan terdiri dari 17 banjar, yakni, Banjar Penataran, Perih, Pucuan, Penida, Pegeha, Lantang Hidung, Jelaka, Puaya, Tengah, Dentiyis, Pekandelan, Gede, Gria Siwa, Delod Tunon, Jungut, Peninjoan, dan Gria. *nvi

Komentar