nusabali

HPS ke-39 Suguhkan Produk Olahan Lokal

  • www.nusabali.com-hps-ke-39-suguhkan-produk-olahan-lokal

Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 tingkat provinsi digelar di Lapangan Tanah Aron, Amlapura, Jumat (22/11).

AMLAPURA, NusaBali

HPS ke 39 memamerkan beragam olahan lokal untuk mengedukasi masyarakat pentingnya beralih ke pangan non beras yang organik dan sehat. Produk olahan non beras bisa berbahan baku ketela, ubi, dan lainnya.

Kegiatan ini dihadiri Asisten II Setprov Bali Ida Kade Subikdu didampingi Kadis Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Jarta, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Bupati Klungkung I Ketut Suwirta, Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, dan Kadis Ketahanan Pangan Karangasem AA Gede Agung Rama Putra. Kadis Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Jarta mengatakan cara menarik perhatian masyarakat agar beralih ke pangan non beras dengan membuat aneka olahan. Diakui perilaku hidup masyarakat belakangan ini merasa kurang pas sebelum makan nasi. Sedangkan makanan non beras berasal dari umbi-umbian dianggap sebagai selingan.

Dikatakan, pangsa pasar produk olahan non beras belum bagus sehingga produk olahan pangan non beras masih terbatas. Kadis Ketahanan Pangan Karangasem AA Gede Agung Rama Putra mengaku telah melakukan pembinaan kepada UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) agar lebih mengoptimalkan olahannya serta memanfaatkan hasil panen organik. Di samping pentingnya memanfaatkan lahan sesempit mungkin, mampu melakukan inovasi, sehingga mampu menghasilkan pangan. “Cara paling efektif dengan memanfaatkan lahan pekarangan dengan sistem agroponik dan polybag, selain halaman jadi rindang dan menghasilkan produksi pangan,” jelasnya.

AA Gede Agung Rama Putra menambahkan, tidak mesti menggunakan lahan yang luas asalkan kreatif, di pekarangan rumah bisa bertanam beragam kebutuhan. “Paling tidak hasil produksinya bisa untuk kebutuhan sendiri, kalau produksinya lebih bisa dijual,” tambahnya. Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri mengingatkan, sedapat mungkin agar tiap desa ada produk unggulan sehingga pembeli bisa fokus. “Misalnya di desa memproduksi ubi jalar agar semua warga bertanam ubi jalar. Jika yang memerlukan ubi jalar tinggal datang desa itu,” kata Bupati Mas Sumatri. *k16

Komentar