nusabali

Bupati Lepas Pasutri Transmigran ke NTT

  • www.nusabali.com-bupati-lepas-pasutri-transmigran-ke-ntt

Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri melepas pasangan suami istri I Nengah Pasek dan Ni Wayan Rimben transmigrasi ke Kawasan Transmigrasi Melolo, Kecamatan Kahaunga Eti, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (22/1).

AMLAPURA, NusaBali

Pasutri asal Banjar Luah, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Karangasem ini akan berangkat dengan pesawat udara, Senin (25/11). Saat pamitan dengan bupati, pasutri ini didampingi Kadis Tenaga Kerja Karangasem I Nyoman Suradnya, Kabag Humas dan Protokol Edy Setiadi Dwijantoro, dan Perbekel Desa Sangkan Gunung I Nyoman Suara.

Kadis Tenaga Kerja I Nyoman Suradnya mengaku telah survei ke lokasi yang dituju sebelum memutuskan memberangkatkan calon transmigran. “Transmigran dapat lahan pekarangan rumah 25 are dan lahan perkebunan 3 hektare. Transmigran juga dapat jaminan biaya hidup selama 1 tahun 6 bulan,” kata Suradnya. Dikatakan, lokasi transmigrasi yang dituju merupakan daerah perkebunan tebu. “Transmigran juga dipekerjakan di pabrik gula pasir selain sebagai petani tebu,” tambahnya.

Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri memotivasi warganya untuk tidak setengah hati berangkat transmigrasi. “Begitu tiba di sana langsung kerja, apalagi sudah dapat rumah dan jaminan hidup dari pemerintah,” pintanya. Pasutri ini diminta cepat menyesuaikan diri dengan warga local dan tetap hati-hati. “Setiba di sana buatlah plangkiran untuk sembahyang sehari-hari. Sesekali ingat pulang jika telah cukup punya bekal,” tambahnya.

Selaku mantan transmigran, Bupati Mas Sumatri mengatakan rata-rata transmigran sukses. Asalkan bekerja ulet. “Daripada tinggal di rumah, menempati sepetak tanah yang sumpek, lagi pula sebagai penggarap, hasilnya tidak seberapa,” lanjutnya. Pasutri transmigran ini dikaruniai dua anak, satu anak perempuan telah kawin, tinggal satu anak laki-laki atas nama I Nengah Artajana. Hanya saja anak lainya menyusul berangkat. Nengah Pasek mengaku telah bulat transmigrasi, selama ini di kampungnya hanya sebagai petani penggarap. “Sebelum berangkat saya sudah matur piuning ke Pura Dalem, Pura Penataran, Pura Puseh, dan Pura Paibon,” kata Nengah Pasek.

Sebelumnya di tahun 2018 calon transmigran yang mendaftar cukup banyak. Masing-masing: Kecamatan Kubu sebanyak 50 KK, Kecamatan Selat khususnya dari Desa Sebudi sebanyak 37 KK, dari Kecamatan Sidemen sebanyak 5 KK. Total yang mendaftar 92 KK, memperebutkan jatah 15 KK. Setelah Dinas Tenaga Kerja Karangasem melakukan verifikasi, hanya lolos 15 KK. Dari 15 KK itu, ternyata 10 KK mundur, sehingga tinggal 5 KK. Menyusul dua KK lagi mundur sehingga tinggal 3 KK. Meski 3 KK tetap bersedia berangkat tetapi daerah tujuan adalah rawan bencana, maka Dinas Tenaga Kerja membatalkan keberangkatan warga Karangasem. *k16

Komentar