nusabali

Satu Pleton Polisi Ikut Nyunggi Bade Menuju Setra

Pengabenan Polisi Korban Ditabrak Mobil Diiringi Ribuan Krama

  • www.nusabali.com-satu-pleton-polisi-ikut-nyunggi-bade-menuju-setra

Jenazah Bripda I Gede Yudha Pratama, 21, polisi yang tewas ditabrak mobil saat patroli penertiban balapan liar, telah diabenkan di Setra Desa Adat Lembeng, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar pada Wraspati Kliwon Kelawu, Kamis (21/11) siang.

GIANYAR, NusaBali

Satu pleton polisi ikut nyunggi (mengusung) bade saat ritual pengarakan dari rumah duka menuju setra.Prosesi pengabenan jenazah Bripda I Gede Yudha Pratama, Kamis kemarin, diiringi ribuan krama. Pengabenan jenazah Bripda Yudha Pratama, personel Dit Sabhara Polda Bali yang tewas ditabrak mobil Agya saat menjalankan tugas di Jalan Gatot Subroto Barat kawasan Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Selasa (19/11) dinihari, juga diisi dengan upacara militer.

Pantauan NusaBali, upacara militer pertama digelar di rumah duka ka-wasan Banjar Akta, Desa Adat Lembeng, Kamis siang pukul 11.05 Wita, dengan Inspektur Upacara Kapolres Gianyar, AKBP Priyanto Priyo Hutomo. Habis itu, jenazah almarhum Bripda Yudha Pratama diusung ke luar rumah oleh personil polisi untuk dinaikkan ke atas bade. Setelah jenazah berada di atas bade, dilanjut prosesi pengarakan menuju setra dengan diiringi ribuan krama.

Bahkan, satu pleton polisi berjumlah 50 personel ikut nyunggi bade menuju setra yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah duka. Mereka merupakan rekan-rekan satu leting almarhum saat pendidikan kepolisian. Sepanjang perjalanan dari rumah duka menuju setra, mereka menyanyikan yel-yel semasa pendidikan kepolisian, diiringi tabuh baleganjur dan angklung.

Setelah bade tiba di setra, kembali dilakukan upacara militer berupa Apel Persada Perabuan Jenazah. Upacara militer kedua di setra dipimpin Wadir Samapta Polda Bali, AKBP Yudith Satria Hananta. Sebagai tanda penghormatan terakhir, dilakukan tembakan salvo senjata laras panjang oleh 8 polisi.

"Ini sebagai salah satu wujud penghormatan dan penghargaan kami kepada almarhum atas pengabdiannya terhadap bangsa dan negara. Hidup dan mati adalah rahasia Tuhan, Bripda I Gede Yudha Pratama telah dipanggil. Mudah-mudahan almarhum mendapat tempat yang baik sesuai amal baktinya. Untuk melapangkan jalannya menghadap yang kuasa, kita hadir memberi doa dan maaf bilamana semasa hidupnya ada berbuat kesalahan," ujar AKBP Yudith Satria Hananta.

Menurut AKBP Yudith, semasa hidup Bripda Yudha Pratama berdedikasi tinggi, loyal, dan disiplin dalam mengemban tugas. Pengabdiannya patut diteladani. "Dengan kepergian almarhum, kami institusi Polri khususnya Dit Shabara Polda Bali merasa sangat kehilangan. Pada kesempatan ini, perkenankan kami sampaikan peng-hargaan dan rasa terima kasih atas jasa almarhum kepada negara," lanjut AKBP Yudith yang notabene mantan Kapolres Badung.

Di sela upacara militer di setra, juga dibacakan riwayat singkat almarhum Bripda Yudha Pratama. Disebutkan, almarhum yang masih melajang hingga usia 21 tahun lulus SD pada 2010, lulus SMP pada 2013, dan lulus SMKN 1 Denpasar pada 2016. Almarhum selama 2 tahun menjalani pendidikan kepolisian di SPN Singaraja, Buleleng hingga lulus pada Maret 2018.

Bripda Yudha Pratama, anggota Polri kelahiran 29 April 1998, merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan I Wayan Sumerta dan Ni Wayan Sunarti. Almarhum menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di RS Bali Med, Jalan Mahendradatta Denpasar Barat, Selasa, 19 November 2019 pagi pukul 07.00 Wita atau berselang 4 jam pasca ditabrak mobil Agya hitam DK 1374 IA, yang dikemudikan I Ma-de Dwi Apriyana, 18.

Kanit Laka Satlantas Polres Badung, Ipda Tri Wahyu Rahmawati, yang menangani kasus musibah maut yang merenggut nyawa Bripda Yudha Pratama, serta pihak Jasa Raharja, ikut mengantarkan almarhum ke peristirahatan terakhir di Setra Desa Adat Lembeng, Kamis siang. Pacar almarhum, Ni Komang Ariesta, juga hadir dalam upacara pengabenan kemarin.

Pantauan NusaBali, isak tangis mengiringi prosesi pembakaran jenazah almarhum di setra. Bahkan, ibunda almarhum, Ni Wayan Sunarti, tiada henti menangis sejak dari rumah duka hingga prosesi pembakaran jenazah. Sedangkan ayah almarhum, I Wayan Sumerta, yang kesehariannya adala PNS Pemkab Badung, berusaha tegar.

Kesediahan mandalam juga dialami pacar korban, Ni Komang Ariesta, seorang Polwan asal Banjar Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana yang kesehariannya berdinas di Jakarta. Mengenakan kebaya putih dengan rambut diikat dan pakai masker, Komang Ariesta terlihat terus menangis tersedu selama di setra. Sesekali, rekannya sesama Polwan mengelus punggungnya agar tabah. Saat dihampiri NusaBali untuk diwawancarai, Polwan cantik ini enggan bicara dan hanya mengge-lengkan kepala.

Menurut seorang rekannya, Komang Ariesta dan Bripda Yudha Pratama awalnya kenal saat sama-sama menempuh pendidikan kepolisian di SPN Singaraja. "Kalau pacarannya tiyang, tidak tahu pasti sejak kapan. Yang jelas, kenalnya saat sama-sama pendidikan," ujar seorang Polwan di Setra Desa Adat Lembeng, Kamis kemarin.

Sementara itu, paman almarhum, I Wayan Sueca, mengatakan keluarga Made Dwi Apriyana, pemuda asal Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung pengemudi mobil Agya DK 1374 IA yang menabrak Bripda Yudha Pratama hingga tewas, telah datang ke rumah duka, Rabu (20/11) lalu. Rombongan keluarga pelaku berjumlah 8 orang.

"Mereka datang untuk menyampaikan ucapan belasungkawa. Intinya mereka minta maaf atas musibah ini. Katanya, hari ini (kemarin) ibu pelaku juga ikut hadir saaat prosesi pengabenan. Tapi, karena kami fokus upacara, belum sempat ketemu dengannya," ujar Wayan Sueca di setra, Kamis kemarin.

Sedangkan ayah almarhum, I Wayan Sumerta, mengatakan pihak keluarga sudah sempat meluasang (mohon penjelasan secara niskala melalui orang pintar) terkait kematian tragis Bripda Yudha Pratama. "Saat meluasang kemarin (Rabu), almarhum berpesan agar keluarga mengikhlaskan kepergiannya dan berdoa agar jalannya dimudahkan," cerita Wayan Sumerta. *nvi

Komentar