nusabali

Pasca Teror Bom di Polrestabes Medan, Polisi Tetapkan 46 Tersangka Terorisme

  • www.nusabali.com-pasca-teror-bom-di-polrestabes-medan-polisi-tetapkan-46-tersangka-terorisme

Kepolisian tetapkan 46 tersangka terorisme pasca aksi bom bunuh diri di Mapolresta Medan, Sumatra Utara, (13/11) pagi, yang melukai 5 polisi dan 1 warga sipil.

JAKARTA, NusaBali

Para tersangka ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Sumatra, Jawa, dan Kali-mantan. Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, menyatakan dari 46 tersangka terorisme itu, 23 orang ditangkap di Sumatra Utara dan Aceh. Mereka merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Untuk wilayah Sumut ini, (tersangka) yang memiliki keterkaitan langsung dengan jaringan JAD. Amirnya adalah Y. Jaringannya meliputi Sumut dan Aceh ada 23 orang. Dari 23 orang itu, 4 di antaranya menyerahkan diri, 2 orang dilakukan tindakan tegas dan terukur oleh Densus 88," ungkap Brigjen Dedi dalam keterangan persnya di Mabes Polri, Jakarta, Senin (18/11).

Dari penangkapan yang dilakukan di Aceh dan Sumut, kata Brigjen Dedi, Densus 88 juga menyita barang bukti bahan pembuat bom berupa pupuk urea hingga black border. "Ada black border, ada pupuk urea, dan jenis lain yang digunakan untuk dijadikan bom. Semua ini adalah low explosive atau bom yang memiliki daya ledak rendah," katanya.

Selain jaringan JAD Aceh-Sumut, lanjut Brigjen Dedi, Densus 88 juga menangkap 22 terduga teroris lainnya Jawa dan Kalimantan. Mereka pun sudah ditetapkan sebagai tersangka. Untuk wilayah Banten, ditangkap 4 tersangka pasca bom bunuh diri di Mapolresta Medan. Sedangkan di Jakarta, ditangkap 3 tersangka. Selanjutnya, di Jawa Tengah ditangkap 9 tersangka, di Jawa Barat (6 tersangka), dan Kalimantan Timur  (1 tersangka).

Menurut Brigjen Dedi, 23 tersangka terkait bom bunuh diri di Polrestabes Medan merupakan kelompok JAD wilayah Aceh-Sumut di bawah Y alias Anto. Y di-tangkap di sebuah loket bus kawasan Medan, beberapa hari lalu. Dalam kelompok itu, para tersangka membaiat diri kepada Y. "Dia sebagai leader di jaringan RMN (pelaku bom bunih diri di mapolrestabes Medan, Rabbial Muslim Nasution, Red), kemudian membaiat secara bersama-sama," jelasnya.

Brigjen Dedi menyebutkan, para tersangka pernah melakukan latihan fisik di Gunung Sibayak, Sumut. Mereka juga berbaiat ke pimpinan ISIS Abu Ibrahim. "Kelompok tersebut kemudian juga mengikuti baiat juga bersama kepada Abu Ibrahim Al Hasim Al Quraish, lalu ikut latihan dan mimpin latihan di Gunung Sibayak."

Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto menyatakan para tersangka kelompok pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan diketahui berlatih di Kabupaten Karo. Dari penggeledahan di kediaman para tersangka, disita senjata rakitan.

"Saya rasa mereka, kelompok ini, sudah mempersiapkan diri. Mereka pelatihan juga di daerah Tanah Karo, artinya mereka berlatih," tandas Irjen Agus Andrianto dilansir detikcom terpisah di RS Bhayangkara Medan, Senin kemarin.

Menurut Irjen Agus, total ada 23 tersangka yang ditangkap Densus 88. Dari jumlah itu, 2 orang di antaranya menyerahkan diri ke Polsek Hamparan Perak, Minggu (17/11) malam. "Disita senjata rakitan, senapan angin, panah, senjata tajam sangkur dari penggeledahan tempat tinggal mereka," katanya.

Menurut Irjen Agus, kelompok tersangka teroris terkait bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan berniat mendirikan negara sendiri. "Mereka ingin mendirikan negara sendiri. Masa orang Indonesia tidak tahu menyanyikan lagu Indonesia Raya, Pancasila juga tidak tahu? Tadi juga ada yang mengaku menyesal," ungkap Irjen Agus.

Disebutkan, para tersangka teroris yang ditangkap Densus merupakan kelompok terlatih. "Kelompok ini kelompok yang melakukan pengajian khusus, jumlahnya tertentu, orang-orangnya tertentu. Ada yang memiliki kemampuan merakit bom, ada yang mempunyai kemampuan merekrut," katanya. "Rata-rata mereka masih muda," imbuhnya. *

Komentar