nusabali

Keluarga Bayi Korban Gempa Seririt Dibantu Terpal, Belum Terima Sembako

Pemkab Buleleng Distribusikan Paket Sembako

  • www.nusabali.com-keluarga-bayi-korban-gempa-seririt-dibantu-terpal-belum-terima-sembako

Keluarga bayi 12 hari asal Banjar Dinas Sorga, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Buleleng, yang selamat dari maut saat gempa 5,1 SR mengguncang pada Kamis (14/11), menerima bantuan terpal dari PMI Buleleng.

SINGARAJA, NusaBali

Meski demikian, keluarga tersebut belum menerima bantuan sembako yang didistribusikan oleh BPBD Buleleng dan Dinas Sosial Buleleng pada Jumat (15/11) dan Sabtu (16/11) siang. Bayi perempuan yang sempat tertimpa reruntuhan gempa bersama ibunya  Ketut Wira Adnyani, 37, hingga Sabtu (16/11) kemarin kondisinya sangat stabil. Anak ketiga pasangan suami istri Ketut Murah Yasa, 40, dengan Ketut Wira Adnyani itu tampak sehat meski semalaman menginap dan menempati bangunan sakapat berdinding terpal dan kain seadanya.

Keluarga Murah Yasa yang menerima bantuan terpal dari PMI Kabupaten Buleleng, berencana membuat dinding sekeliling rumahnya. Hal itu lantaran tiang penyangga dan atap rumahnya masih tersisa, dan masih layak untuk tempat tinggal bagi keluarganya.

Kelian Banjar Dinas Sorga Kadek Arta Dana yang dikonfirmasi, Sabtu (16/11), mengatakan keluarga bayi memutuskan tetap tinggal di areal rumah mereka. Tembok rumah sepenuhnya sudah dirobohkan dan dibersihkan pascagempa. Sedangkan tiang balok kayu penyangga rumah, atap, dan lantai masih utuh, dan masih bisa dimanfaatkan untuk tempat tinggal. Keluarga bayi ini enggan menumpang di kerabat terdekatnya karena pertimbangan akses jalan yang cukup sulit dilalui.

“Terpal bantuan ini rencananya akan dimanfaatkan oleh mereka, dijadikan dinding sementara di eks rumah yang roboh. Karena masih tersisa atap, tiang, dan lantai. Itu lebih layak ketimbang di sakapat, selain panas dan sempit, juga kasihan bayinya,” ucap Arta Dana.

Selain bantuan terpal keluarga bayi juga mendapat bantuan satu set alat MCK. Namun hingga Sabtu kemarin, mereka belum mendapatkan bantuan sembako yang dirasa kebutuhan yang paling mendesak saat pemulihan pascagempa.

“Keperluan mendesak warga kami ya sembako, karena di situasi begini mereka pasti belum bisa mencari nafkah, mudah-mudahan segera tersentuh (mendapat bantuan sembako, Red),” imbuh Arta Dana.

Mengenai bantuan sembako yang belum diterima oleh keluarga bayi tersebut, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suadnyana, dikonfirmasi Sabtu malam kemarin, mengatakan keluarga bayi memang belum terpantau. Dia mengaku baru tahu informasi tersebut setelah membaca dari media cetak. Namun Suadnyana berjanji pada Minggu (17/11) hari ini, akan menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan asesmen keperluan keluarga bayi tersebut.

“Besok (hari ini) pagi kami bergerak lagi. Memang belum termonitor, baru tadi (kemarin) sore lihat infonya di media,” ucapnya.

Penanganan baru akan dilaksanakan setelah TRC mengidentifikasi keperluan mereka. “Nanti kami akan lihat dulu, kalau memang perlu tenda keluarga nanti akan kami koordinasikan, termasuk apakah perlu penanganan darurat dari Perkimta atau provinsi untuk bantu bedah rumahnya. Yang jelas family kit nya kami yang berikan,” ucap Suadnyana.

Terkait distribusi logistik bantuan paket sembako, diakui Suadnyana, memang belum semua korban bencana tersentuh. Distribusi masih dilakukan bertahap hingga seluruhnya tuntas ditarget pekan depan.

Sementara dari kerusakan fisik akibat gempa dan angin kencang pada Kamis (14/11) lalu sejauh ini menyebabkan kerugian material sebesar Rp 1,7 miliar, Rp 1,3 miliar di antaranya terakumulasi di Kecamatan Seririt.

Kepala Markas PMI Buleleng Made Pasek Yasa dikonfirmasi terkait bantuan terpal dan hygiene kit, menuturkan diharapkan bantuan tersebut bisa melindungi mereka dari panas terik sinar matahari dan angin malam yang dingin untuk sementara waktu. “Terpal dan hygiene kit ini kami distribusikan kepada warga korban bencana yang kerusakan rumahnya parah. Harapannya terpal ini bisa dipakai mereka untuk berteduh sementara,” kata Pasek Yasa.

Selain di Lokapaksa, bantuan yang sama juga diberikan kepada keluarga korban angin kencang di Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan Buleleng.

Sementara itu, Pemkab Buleleng melalui Dinas Sosial dan BPBD Buleleng mendistribusikan bantuan paket sembako kepada korban bencana gempa bumi pada Kamis (14/11) lalu. Paket sembako didistribusikan bertahap pada Jumat (15/11) – Sabtu (16/11) siang. Seratusan paket sembako sudah didistribusikan ke daerah terdampak gempa.

Pendistribusian paket sembako untuk korban gempa bumi diawali di Kecamatan Seririt. Penyerahan bantuan kepada korban gempa secara simbolis dilakukan oleh Wakil Bupati Buleleng dr I Nyoman Sutjidra  SpOG, didampingi Camat Seririt I Nyoman Riang Pustaka. Menurut Riang, dari 21 desa dan kelurahan di Kecamatan Seririt, hampir sebagian wilayahnya terdampak bencana.

“Kalau melihat laporan perbekel dan lurah kami di Seririt, yang paling parah itu di Desa Pangkung Paruk dan Tegal Lenga. Desa lain ada juga yang terdampak, tetapi lebih ringan dan jumlahnya lebih sedikit,” ucap Riang, Sabtu kemarin.

Dirinya hingga kemarin belum dapat memastikan jumlah kerugian pasti dari bangunan yang rusak terdampak gempa bumi. Hal itu karena laporan dari kecamatan akan dikroscek kembali oleh BPBD untuk dipastikan kisaran jumlah kerugian materialnya.

Selain di Kecamatan Seririt, penyerahan paket sembako juga dilakukan di Kecamatan Banjar yang meliputi korban di Desa Tampekan dan Desa Banjar. Pendistribusian bantuan paket sembako terus akan dilakukan bertahap hingga seluruh korban bencana tersentuh.

Wabup Sutjidra mengatakan bantuan paket sembako ini merupakan kepedulian pemerintah kepada masyarakat yang menjadi korban bencana. Dengan bantuan paket sembako itu dia berharap beban masyarakat minimal untuk konsumsi tahap pemulihan bencana dapat tertangani.

Wabup Sutjidra mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan berdoa. Seluruh masyarakat dianjurkan tidak panik ketika terjadi bencana. Kewaspadaan menjadi bekal nomor satu untuk kesiapan menghadapi bencana, sehingga dapat meminimalisir potensi terjadinya korban jiwa akibat kepanikan.

“Masyarakat kami harapkan mulai menyaring informasi. Jangan mudah percaya dengan berita yang belum tentu kebenarannya. Kejadian kemarin agar dijadikan pengalaman untuk ke depannya. Kami juga imbau untuk tetap waspada,” ujar Wabup Sutjidra. *k23

Komentar