nusabali

Badung Angkat Kain Tenun Endek lewat Lomba Desain

  • www.nusabali.com-badung-angkat-kain-tenun-endek-lewat-lomba-desain

Potensi perajin tenun digerakkan sebagai industri sandang potensial Kabupaten Badung melalui Fashion Design Competition.

MANGUPURA, NusaBali.com
Serangkaian dengan HUT Mangupura yang ke-10, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung, bekerja sama dengan Dekranasda Kabupaten Badung menyelenggarakan lomba Fashion Design Competition.  Adapun babak grand final lomba rancangan busana ini mencapai puncaknya pada Jumat (15/11/2019) di Ruang Kertha Gosana, Puspem Mangupraja Mandala.

Acara yang merupakan inisiatif dari Seniasih Giri Prasta sebagai Ketua Dekranasda Kabupaten Badung, dimaksudkan  untuk memajukan produksi sandang di Kabupaten Badung. Maka dari itu, kain yang digunakan pada lomba desain ini merupakan kain tenun atau endek yang merupakan hasil produksi dari kelompok perajin tenun yang tergabung dalam Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kabupaten Badung. 

Acara yang berlangsung hingga pukul 20.00 WITA ini diikuti oleh total 106 desainer mulai dari seleksi awal, yang kemudian mengerucut menjadi 26 peserta pada babak grand final. "Selama ini belum banyak yang mengetahui bahwa Badung juga punya tenun-tenunnya sendiri, jadi sesuai dengan pola pembangunan Semesta Berencana. Terutama di sandang pangan papan, itu kan ada sandangnya, dimana produksi tenun yang kita miliki ini untuk bisa berkembang, bangkit tentu melalui berbagai cara promosi, jadi salah satunya melalui fashion ini,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung Ida Bagus Oka Dirga. 

Rancangan busana yang ditampilkan pada acara ini total terdiri dari 30 busana, terbagi menjadi tiga kategori, yaitu busana kasual, busana adat ke undangan, dan busana formal evening. Ketiga puluh busana ini semuanya tampak menawan, ditampilkan oleh 30 model yang berbeda yang berjalan dengan anggunnya di panggung Kertha Gosana Puspem Badung ini. 

Acara ini juga turut menghadirkan Tjok Istri Ratna, Made Radiawan, Kade Sri Sukmadewi, AA Anom Mayun, dan Tjokorda Gde Abinanda (Tjok Abi) sebagai dewan juri.  Akhirnya dari ketiga kategori yang dilombakan, Ni Made Anggara Juni Sari ditetapkan sebagai juara I di kategori busana adat ke undangan. Sementara itu, Ivat Nadia Ardianti dan Dian Septiana Putri masing-masing menjadi juara I kategori busana formal evening dan kasual.  

Ketiga juara ini masing-masing memiliki tema dan inspirasi yang berbeda dalam merancang busana yang dilombakan pada acara ini.  Made Anggara, misalnya, menghadirkan busana adat ke undangan bernuansa abu-abu yang bertajuk ‘Semboja’, yang merupakan nama lain dari bunga kamboja atau jepun dan juga maskot kabupaten Badung. “Kebetulan tenunan yang kita pakai juga motifnya motif bunga jepun. Jadi saya ingin memperkenalkan bahwa ternyata bunga jepun itu punya nama lain juga selain plumeria dan kamboja,” jelas alumnus Teknik Sipil Universitas Udayana ini. 

Lain lagi dengan Ivat dan Dian. Ivat yang merupakan alumnus ISI Denpasar ini membuat rancangan gaun malam yang terinspirasi dari warna laut dalam tema ‘Indahnya Pantai Baliku’, yang dihadirkan melalui penggunaan nuansa warna biru lengkap dengan aksen floral yang mencerminkan alam di sekitar lautan pada gaun rancangannya. 

Sementara itu, Dian yang merupakan pemenang dalam kategori busana kasual, memunculkan tema ‘Lost Moment’ yang terinspirasi dari romansa kota Paris. Mahasiswa semester tujuh Desain Mode ISI Denpasar ini menggabungkan mode fashion ala Paris dalam media kain endek, lengkap dengan topi khas wanita Eropa yang semakin menguatkan nuansa ‘Parisian’nya.*yl

Komentar