nusabali

Pelaku Lilitkan Bom di Tubuh

5 Polisi Terluka dalam Teror Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan

  • www.nusabali.com-pelaku-lilitkan-bom-di-tubuh

Gunakan atribut ojek online saat beraksi, pelaku Rabbial Muslim Nasution diketahui masih berstatus mahasiswa

MEDAN, NusaBali

Pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan, Sumatra Utara, Rabu (13-/11) pagi, diketahui bernama Rabbial Muslim Nasution, 24. ‘Teroris’ berstatus mahasiswa yang mengenakan atribut ojek online ini lakukan serangan dengan melilitkan bom di tubuhnya, hingga melukai 5 anggota Polri dan 1 warga sipil.

Pelaku bom bunuh diri di Mapoltabes Medan, Rabu pagi pulul 08.45 WIB, Rabbial Muslim Nasution, merupakan pria kelahiran 11 Agustus 1995. Berdasarkan data yang diungkap polisi, pria berusia 24 tahun ini berstatus sebagai pelajar/mahasiswa.

Saat beraksi, pelaku mengenakan atribut ojek online. Pelaku diketahui tinggal di rumah kontrakan kawasan Pasar 1 Marelan, Medan Marelan, Medan. Tetangga menyebut pelaku bekerja sebagai driver ojek online. Namun, polisi menyebut pe-kerjaan sebagai tukang ojek itu hanya sebagai penyamaran.

Dalam ledakan bom bunuh diri di Mapoltabes Medan ini, 1 orang tewas dan 6 korban lainnya terluka. Satu-satunya yang tewas itu adalah pelaku bom bunuh diri, Rabbial Muslim Nasution. Sedangkan 6 korban terluka terdiri dari 5 polisi dan 1 warga sipil. "Ada 6 korban luka, 5 dari personel Polri dan 1 warga sipil," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Muhammad Iqbal.

Berdasarkan laporan sementara, luka yang dialami korban tidak parah. Selain itu, ledakan bom juga merusak 4 kendaraan. "Ada 4 kendaraan yang mengalami kerusakan, yakni 3 kendaraan dinas dan 1 kendaraan pribadi," jelas Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, dilansir detikcom terpisah di Jakarta kemarin.

Menurut Brigjen Dedi, pelaku diduga melilitkan bom di tubuhnya. “(Bom) Dililit di tubuh," ujar Brigjen Dedi. Dari investigasi awal, pelaku diduga beraksi sendi-rian alias lone wolf. Sebelum meledakkan bom bunuh diri, pelaku Rabbial Muslim Nasution sempat diperiksa polisi saat masuk ke Mapoltabes Maden. Pelaku awalnya datang naik motor Vario warna ungu bernopol BK 6848 CH, yang terparkir sekitar 20 meter dari pintu masuk Polrestabes Medan.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, menyatakan pelaku sempat dua kali diperiksa sebelum masuk ke area Polrestabes Medan. Pelaku diperiksa karena gerak-geriknya yang mencurigakan. Pelaku berdiri sendirian, menggunakan jaket atribut ojol online dan membawa tas ransel. Saat ditegur, pelaku mengaku hendak mengurus Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

"Ditegur oleh anggota mau ke mana, ngakunya hendak membuat SKCK,” kata Kombes Tatan. Disuruh membuka jaket, pelaku punh membukanya. Saat tasnya dibuka, isinya hanya buku. “Digeledah, tidak ada benda mencurigakan. Itu di luar Polres," imbuhnya.

Polisi yang menggeledah pelaku kemudian berganti, karena persiapan serah terima petugas piket. Saat itu, warga yang mengurus SKCK sudah antre, lalu gerbang dibuka. Warga pun masuk, termasuk pelaku Rabbial. Pelaku awalnya berjalan di lapangan parkir, sebelum bom yang diduga dililitkan pada tubuhnya meledak.

Polisi telah melakukan olah TKP ledakan bom bunuh diri di Polrestabes Medan. Ada sejumlah barang bukti yang diamankan, seperti baterai, pelat besi, dan paku. "Berapa barang yang diamankan, seperti baterai 9 volt, plat besi metal, kemudian sejumlah paku. Cukup banyak paku berbagai ukuran yang ada di TKP. Kemudian ada beberapa irisan kabel. Masalah jenis bom, akan diidentifikasi,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo.

Selain barang-barang itu, polisi juga mengumpulkan potongan tubuh manusia di TKP untuk pemeriksaan lebih lanjut. "Potongan tubuh juga akan dicek DNA-nya, sementara pengungkapan dari sidik jari akan dikuatkan lagi," imbuh Brigjen Dedi.

Polisi telah menggeledah rumah kontrakan pelaku di kawasan Pasar 1 Marelan, Medan Marelan. Medan. Dari rumah itu, polisi membawa pipa besi sepanjang sekitar 2 meter, tas hitam, keranjang anyaman yang di dalamnya berisi kabel-kabel, dan sebuah koper hitam.

Terungkap, pelaku Rabbial Muslim Nasution cukup aktif di media sosial. Densus 88 Antiteror pun lakukan pelacakan di dunia maya, untuk mencari dugaan jaringan pelaku dalam aksi teror. "Ya, nanti akan didalami. Dari jejak yang ada di media sosial, (pelaku) memang cukup aktif. Tapi semua rangkaian temuan Densus 88 akan dikaji, didalami, nanti faktanya akan kita sampaikan," tandas Brigjen Dedi.

Sementara itu, Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia mengecam aksi bom bunuh diri di Polrestabes Medan yang melibatkan pelaku dengan atribut ojek online. Presidium Nasional Garda, Igun Wicaksono, berbicara soal atribut ojol yang dijual bebas.

"Kami dari ojol dan Garda mengutuk keras aksi terorisme. Kami tidak pernah terlibat, di mana pun tidak terlibat dalam aksi terorisme. Kami menolak adanya aksi terorisme, kekerasan, maupun hal yang mengganggu ketertiban masyarakat," ujar Igun Wicaksono dilansir detikcom di Markas Dewan Presnas Garda Indonesia, Jakarta, Rabu kemarin.

Igun Wicaksono menyebut pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan bukan pengemudi yang betul-betul berprofesi sebagai ojek online. Menurut dia, pelaku hanya memanfaatkan popularitas nama ojol. "Kami berpandangan ini pelaku hanya memanfaatkan atribut ojol untuk melakukan aksi terorismenya karena sekarang atribut ojol sudah banyak dijual bebas," katanya.

Igun mengatakan, setelah adanya aksi terorisme di mana pelaku mengenakan atribut ojok, para pengemudi ojol menjadi resah. Mereka khawatir akan muncul pandangan negatif dari masyarakat terhadap ojol. "Setelah berita ini tersebar akhirnya membuat teman-teman ojol se-Indonesia menjadi resah, karena mereka berpikir bahwa ini pasti akan terjadi stigma negatif terhadap profesi ojol di masyarakat," keluhnya.

Selain resah akan timbul stigma, kata Igun, pengemudi ojol juga khawatir perge-rakan mereka akan dibatasi di tempat-tempat publik. "Kedua, teman-teman ojol resah apabila gerak mereka dibatasi untuk masuk ke pusat perbelanjaan maupun pusat keramaian dan gedung, perkantoran, akan diperketat. Mereka harus melepas jaketnya apabila masuk pusat-pusat keramaian." Biasanya, dengan menggunakan atribut ojol, driver bisa keluar-masuk dengan bebas. *

Komentar