nusabali

'Kami sebagai Pemilik Wilayah Tak Pernah Diajak Koordinasi'

TPA Suwung Juga Masuk dalam Wilayah Banjar Suwung Batan Kendal, Desa Adat Sesetan

  • www.nusabali.com-kami-sebagai-pemilik-wilayah-tak-pernah-diajak-koordinasi

Wilayah Banjar Suwung Batan Kendal terkena dampak bau sampah TPA Suwung ketika bertiup angin barat di musim hujan. Sebaliknya, kawasan Banjar Pesanggaran terdampak TPA Suwung ketika angin timur bertiup di musim kemarau

DENPASAR, NusaBali

Desa Adat Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan menggelar paruman, Selasa (12/11), khusus untuk menyikapi permasalahan sampah di TPA Suwung yang menjadi polemik berkepanjangan. Salah satu hasil keputusan paruman adalah merekomendasi agar prajuru desa dan Kelian Banjar Suwung Batan Kendal, Desa Adat Sesetan untuk meluruskan bahwa TPA Suwung itu juga masuk dalam wewengkon Desa Adat Sesetan. Selama ini, pihak Desa Adat Sesetan tak pernah diajak koordinasi oleh pemerintah terkait masalah TPA Suwung.

Kelian Saba Desa Adat Sesetan, Putu Edi Meding, mengatakan berdasarkan pemberitaan di media selama ini, TPA Suwung hanya disebut berada di Banjar Pesanggaran, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan. Yang benar, TPA Suwung masuk wilayah Banjar Suwung Batan Kendal (Desa Sesetan) dan Banjar Pesanggaran (Desa Pedungan, bukan Desa Pemogan).

“Selama ini, kami merasa tidak dilibatkan terkait permasalahan yang terjadi di TPA Suwung. Padahal, TPA Suwung itu kan wilayah kami juga, selain masuk wilayah Banjar Pesanggaran (Desa Pedungan),” ujar Putu Edi Meding didampingi prajuru Desa Adat Sesetan lainnya saat bertandang ke Redaksi NusaBali, Jalan Hayam Wuruk 110 Denpasar, Rabu (13/11) pagi.

Menurut Putu Edi, perihal TPA Suwung berada di wilayah Banjar Suwung Batan Kendal, Desa Adat Sesetan juga dipertegas oleh Perda RTRW Kota Denpasar (tahun 2011). “Namanya saja TPA Suwung, ya karena lokasinya berada di wilayan Banjar Suwung Batan Kendal,” tegas Putu Edi.

“Namun, selama ini kami tidak pernah dilibatkan atau diajak koordinasi oleh pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah, untuk membahas permasalahan sampah di TPA Suwung ini,” lanjut Putu Edi.

Semnentara, Panglingsir Banjar Suwung Batan Kendal, Ketut Sukita, mengatakan jika berbicara dampak yang diakibatkan dari TPA Suwung, bukan hanya warga Banjar Pesanggaran, Desa Pedungan yang dirugikan. Tapi, Banjar Suwung Batan Kendal juga dirugikan. “Dua wilayah desa adat (Banjar Suwung Batan Kendal dan Banjar Pesanggaran, Red) sebenarnya terdampak dari TPA Suwung ini,” tandas Ketut Sukita.

Sukita menjelaskan, ketika angin barat bertiup (biasanya saat musim hujan), wilayah Banjar Suwung Batan Kendal yang terkena dampak, seperti bau sampah yang menyengat. Nah, ketika angin timur bertiup (saat musim kemarau seperti saat ini), yang sangat merasakan dampaknya adalah warga di Banjar Pesanggaran. Apalagi, asap dari kebakaran TPA Suwung, yang berujung pelarangan bagi Kabupaten Ba-dung, Gianyar, dan Tabanan membawa sampai ke TPA Suwung.

“Jadi, kami memaklumi jika pecalang dari Banjar Pesanggaran memblokade akses masuk TPA Suwung, agar ada solusi dari pemerintah, meskipun akses masuk itu merupakan wilayah kami,” beber Sukita.

Ke depannya, dalam rangka mencari solusi permasalahan, pihak-pihak terkait terutama Pemkot Denpasar dan Pemkab Badung, agar melibatkan Desa Adat Sesetan. “Selama ini kami kan tidak pernah dilibatkan. Padahal, TPA Suwung ini kan berada di wilayah kami,” sesalnya.

Sementara itu, Kelian Banjar Suwung Batan Kendal, Wayan Sariya, menggarisbawahi pihaknya pada akhirnya ikut bereaksi terhadap permasalah sampah di TPA Suwung, bukan terkait kompensasi, namun lebih kepada harga diri sebagai pemilik wilayah. “Kami akhirnya terusik. Bukan karena kompensasi, tapi soal harga diri, kedaulatan, dan kepatutan serta kepantasan siapa pihak yang diajak berunding terkait masalah di TPA Suwung ini. Masa kami yang punya wilayah, tidak diajak berunding atau mencari solusi,” papar Wayan Sariya.

“Intinya, kami juga adalah pihak yang pantas diajak berkoordinasi. Apalagi, kami juga ikut terdampak dari sampah TPA Suwung ini. Mari kita duduk bersama-sama mencari solusi dari masalah sampah ini,” sambung Kelian Saba Desa Adat Sesetan, Putu Edi Meding. *isu

Komentar