nusabali

Ajaib, Air Menetes dari Palinggih di Pura Bhur Lokha

  • www.nusabali.com-ajaib-air-menetes-dari-palinggih-di-pura-bhur-lokha

Peristiwa ajaib terjadi di Pura Bhur Lokha yang berlokasi di Gunung Seraya, Banjar Bukit Tabuan, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem.

AMLAPURA, NusaBali
Keajaiban ini berupa munculnya tetesan air dari atap Palinggih Pepelik sejak Buda Umanis Medangsia, Rabu, 14 Agustus 2019 lalu, atau sehari sebelum piodalan di Pura Bhur Lokha. Air ajaib itu hingga kini masih menetes dan disadap pangempon pura dengan volume 5 liter per hari.

Pura Bhur Lokha di mana muncul kejaiban air menetes dari atap Palinggih Pepelik ini masih satu kawasan suci dengan Pura Bhuah Lokha dan Pura Swah Lokha di Gunung Seraya. Ketiga pura tersebut diempon krama Desa Adat Seraya, Kecamatan Karangasem.

Pura Bhur Lokha, yang berjarak sekilar 18 kilometer arah timur dari Kota Amlapura, berada dalam posisi paling bawah. Sedangkan Pura Bwah Lokha berada pada ketinggian 860 meter di atas permukaan laut. Sebaliknya, Pura Swah Lokha dalam posisi paling tinggi pada ketinggian 1.160 meter di atas permukaan laut.

Jarak dari Pura Bhur Lokha ke Pura Bwah Lokha mencapai 1.100 meter atau 1,1 kilometer, sementara jarak dari Pura Bhur Lokha ke Pura Swah Lokha mencapai sekitar 1.500 meter atau 1,5 kilometer. Sebaliknya, jarak dari Pura Bwah Lokha menuju Pura Swah Lokha sekitar 400 meter, yang ditempuh melintasi jalan setapak mendaki Gunung Seraya.

Pamangku Pura Bhur Lokha, Jro Mangku Kembar, 49, menyatakan peristiwa gaib air menetes dari atas Palinggih Pepelik di Pura Bhur Loka terjadi sehari sebelum karya piodalan pada Purnamaning Karo, Wraspati Paing Medangsia, Kamis, 14 Agustus 2019 lalu. Saat itu, pengayah memasang pangangge (kain) di setiap palinggih. Ada 7 palingih yang dipasangi pengangge hari itu, yakni Palinggih Paruman Agung, Palinggih Anglurah, Gedong Agung, Palinggih Padmasana, Palinggih Taksu, Palinggih Aanggar Agung, dan Palinggih Pepelik.

Usai dipasangi pangangge, Palinggih Pepelik yang posisinya paling depan malah langsung mengeluarkan air dari atap palinggih. Bangunan suci itu sendiri terbuat dari batu tabas dan beton tersebut. “Air ajaib tersebut terus menetes, bahkan justru semakin deras saat di bawah terik matahari. Kalau saat cuaca mendung, debit airnya malah berkurang,” cerita Jro Mangki Kembar saat ditemui NusaBali di Pura Bhur Lokha kawasan Gunung Seraya, Desa Bukit, Sabtu (9/11).

Menurut Jro Mangku Kembar, air ajaib dari Palinggih Pepelik tersebut disadap (di-tampung) menggunakan ember putih. Dalam sehari, bisa disadap sekitar 5 liter air suci. Pamedek (umat yang tangkil sembahyang) ke Pura Bhur Loka biasanya mohon air ajaib tersebut sebagai obat, terutama untuk mengobati sakit perut.

“Pamedek biasanya ramai tangkil Sabtu-Minggu serta saat rahina Purnama dan Tilem. Mereka hohon air ajaib itu untuk obat dan tirtha,” jelas pamangku asal Banjar Peninggaran, Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem ini.

Jro Mangku Kembar menyebutkan, ini buat ketiga kalinya muncul air aijaib dari palinggih di Pura Bhur Loka. Sebelumnya, sudah dua kali terjadi keajaiban serupa. Pertama, tahun 2015. Kedua, September 2017 lalu saat terjadi bencana erupsi Gunung Agung. Tapi, pada kasus tahun 2017 itu, air ajaib hanya muncul selama dua hari.

Kini, sejak Agustus 2019, kembali muncul air ajaib dari atap Palinggih Pepelik. “Selain diyakini bertuah untuk pengobatan, air ajaib ini juga digunakan sebagai pamarisudha (melebur kotoran bathin)," kata pamangku lulusan SMP Kertayoga, Desa Seraya tahun 1989 ini.

Munculnya air ajaib di Pura Bhur Lokha, yang merupakan sthana Ida Batara Sang Hyang Mustaka Petak atau Sang Hyang Iswara, diyakini sebagai berkah untuk umat sedharma. Menurut Jro Mangku Kembar, setidaknya sudah 400 jirigen air ajaib dari Pura Bhur Loka yang dimohon oleh pamedek.

Sementara itu, salah seorang pamedek di Pura Bhur Loka, Jro Wayan Artana, mengatakan air ajaib yang muncul dari atap Palinggih Pepelik memancarkan aura gaib. "Saya sendiri merasakan aura gaib itu. Saya telah minum air ajaib ini sebagai obat dan sebagian dibawa pulang. Ini berkah tak ternilai dari Sang Maha Kuasa," ujar penekun spiritual yang kesehariannya menjabat Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 1 Amlapura ini, Sabtu siang. *k16

Komentar