nusabali

Dosen Undiknas Ditemukan Tewas Gantung Diri

  • www.nusabali.com-dosen-undiknas-ditemukan-tewas-gantung-diri

I Nyoman Ngurah Suwarnatha baru sebulan lalu raih gelar Doktor Ilmu Hukum UGM dengan penelitian tentang ‘Sanksi Kebiri Kimia Bagi Pelaku Kekerasan Seksual’.

MANGUPURA, NusaBali

Salah seorang dosen di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Dr I Nyoman Ngurah Suwarnatha SH, LLM, 39, ditemukan tewas gantung diri di dalam rumahnya di Jalan Gunung Sanghyang, Perum Prima Graha D13, Lingkungan Muding Kaja, Kelurahan Kerobokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Jumat (8/11) sekitar pukul 15.30 Wita. Sebelum gantung diri, korban yang baru sebulan lalu meraih gelar Doktor Bidang Ilmu Hukum di Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, ini sempat video call dengan istrinya pada Rabu (6/11).

Kasubbag Humas Polres Badung Iptu I Putu Oka Bawa, mengungkapkan korban yang lahir di Denpasar pada 17 Maret 1980, ini ditemukan oleh istrinya, Maharatu Giri Pratiwi, 31, tergantung di depan kamar mandi dan sudah meninggal dunia. Melihat sang suami dalam keadaan tergantung dan mengeluarkan aroma busuk, Giri Pratiwi memanggil tetangga sekitar dan menghubungi Bhabinkamtibmas Kerobokan Kaja.

Iptu Oka Bawa membeberkan berdasarkan keterangan dari Giri Pratiwi, korban sudah mengemukakan rencananya untuk gantung diri pada Rabu (6/11) malam. Pada Rabu (6/11) sekitar pukul 20.00 Wita itu korban video call melalui WhatsApp dengan istrinya yang pada saat itu sedang berada di Tabanan. Mendengar korban mengatakan akan gantung diri, Giri Pratiwi meminta bantuan kepada I Nyoman Tilem Darmawan, 48, untuk melihat korban ke rumah.

“Setelah video call itu, istrinya masih di Tabanan. Sementara Nyoman Tilem yang merupakan paman korban, tak sempat mengecek ke rumah korban. Mungkin karena tak dianggap serius oleh pamannya itu,” tutur Iptu Oka Bawa, Sabtu (9/11).

Selanjutnya, pada Jumat (8/11) pukul 15.30 Wita, Giri Pratiwi bersama  Nyoman Tilem datang ke TKP. Pada saat itu Giri Pratiwi mencurigai hal buruk terjadi pada suaminya. Karena saat dihubungi melalui telepon setelah video call pada Rabu malam itu, tak pernah direspons. Pada saat mendatangi TKP, Giri Pratiwi juga mengajak tetangga sekitar.

“Pintu rumah dalam keadaan terkunci. Istri korban bersama tetangga yang datang berusaha mendobrak pintu rumah tersebut. Warga nekat dobrak pintu karena mobil korban masih terparki di garase rumahnya. Saat berhasil masuk, mereka melihat korban dalam kondisi tergantung di depan kamar mandi dan sudah membusuk. Istrinya langsung menghubungi Bhabinkamtibmas Kerobokan Kaja,” tuturnya.

Mendapat laporan Giri Pratiwi, Panit 2 Intelkam Polsek Kuta Utara Aiptu AA Ketut Nuasa langsung menerjunkan personel untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi di TKP. Hasil identifikasi luar tubuh korban kondisinya membengkak dan kulitnya mengelupas. Tubuh korban sudah mengeluarkan bau busuk.

Korban gantung diri memakai tali rafia warna hitam. Tali tersebut diikat pada kusen pintu kamar mandi. Kaki korban menyentuh lantai. Pada anus mengeluarkan kotoran. Kelamin mengeluarkan sperma. Lidah menjulur dan mata mendelik. Tidak ada kekerasan di tubuh korban.

“Untuk kepentingan penyelidikan, rumah tersebut dipasangi police line. Setelah dilakukan proses di TKP, jasad korban dievakuasi ke RSUP Sanglah, Denpasar, untuk penanganan lebih lanjut. Evakuasi menggunakan ambulans BPBD Badung,” tandas Iptu Oka Bawa.

Sementara itu, I Nyoman Tilem Darmawan, paman korban bunuh diri Suwarnatha, mengaku tidak tahu terkait motif bunuh diri yang dilakukan Dosen Fakultas Hukum Undiknas, ini. Nyoman Tilem mengatakan, sebelum kejadian korban tidak ada masalah dengan istri ataupun dengan keluarga lainnya. “Sebelumnya tidak ada masalah apa-apa,” ujarnya ketika dihubungi via telepon.

Suwarnatha dan istrinya, Maharatu Giri Pratiwi, memang tidak tinggal serumah. Bukannya ada masalah, namun Nyoman Tilem menyebut keduanya pisah rumah karena sang istri kerja di Tabanan. Selain itu, anaknya semata wayang yang masih TK juga sekolah di Tabanan. Sementara sang suami, Suwarnatha merupakan dosen di Undiknas, Denpasar. “Makanya mereka pisah rumah. Karena tempat kerjanya jauh dan supaya tidak bolak balik,” jelasnya.

Dia sendiri baru mengetahui korban Suwarnatha bunuh diri ketika diminta tolong istri dan mertua korban. Karena tinggal di Denpasar, dirinya diminta mengecek keberadaan korban Suwarnatha yang tinggal di Perum Prima Graha D13, Muding Kaja, Kerobokan Kaja, Kuta Utara pada Jumat sore. “Waktu saya ke rumahnya sudah dalam kondisi meninggal dunia tergantung di depan kamar mandi,” tutur Nyoman Tilem, yang menyebut korban Suwarnatha akan dikremasi pada Minggu (10/11) hari ini di Krematorium Santha Yana di Jalan Jaya Sakti, Peguyangan Kangin, Denpasar.

Sementara itu, dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM) disebutkan bahwa I Nyoman Ngurah Suwarnatha SH, LLM, baru saja menyelesaikan program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum UGM pada Rabu (2/10) lalu. Dalam ujian terbuka promosi doktor tersebut, Suwarnatha yang merupakan lulusan SMA 4 Denpasar ini sukses meraih gelar doktor melalui penelitiannya tentang ‘Sanksi Kebiri Kimia Bagi Pelaku Kekerasan Seksual’. Kesuksesannya meraih gelar Doktor juga sempat diposting di halaman Facebooknya pada Jumat (4/10) lalu.

Sementara Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi, mengatakan hanya ditemukan satu luka pada tubuh jenazah yaitu luka lecet tekan di sekeliling lehernya. Tidak ada luka-luka lain. Jenazah diterima sudah dalam keadaan membusuk. “Ditemukan luka lecet tekan yang melingkari leher. Perkiraan kematian sekitar tiga hari sebelum diperiksa. Saat diterima, tali masih melilit di leher korban. Simpulnya kuat,” ujar dr Dudut.

Rektor Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Dr Nyoman Sri Subawa saat dihubungi NusaBali, Sabtu (9/11) malam, mengatakan dalam kesehariannya almarhum dikenal sebagai sosok yang baik dan cerdas. Almarhum merupakan Dosen PNS Dpk di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI). Almarhum terhitung menjadi dosen Fakultas Ilmu Hukum di Undiknas Denpasar sejak 2005. “Beliau pintar, cerdas, dan semangat belajarnya juga bagus,” ujarnya.

Terungkap, almarhum baru saja menyelesaikan program Doktor Bidang Ilmu Hukum di Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta. “Saya sudah dengar informasinya (meninggal, Red) dari teman-teman, dan cukup kaget juga. Beliau ini kalau gak salah baru lulus Doktor bulan lalu. Doktor Bidang Ilmu Hukum. Kami sangat kehilangan, karena beliau berpotensi dan memiliki kompetensi di bidang hukum,” tandasnya.

Sementara saat NusaBali mendatangi TKP, Sabtu kemarin siang, rumah korban dalam keadaan kosong. Tak ada kegiatan apapun di rumah tersebut. Di garase terdapat sebuah mobil. Sementara pintu gerbang rumah tersebut masih terpasang police line.

Keterangan dari salah seorang tetangga korban yang ditemui di TKP yang mengaku bernama Riki, menyatakan, dirinya tidak mengetahui secara persis kronologis kejadiannya. Dia hanya mengetahui kalau korban ditemukan dalam kondisi membusuk di dalam rumahnya itu. “Setahu saya di rumah itu mereka tinggal bertiga, korban, istrinya, bersama seorang anak mereka,” tutur Riki.

Riki mengaku mengenal korban adalah sosok yang baik. Ramah kepada anak-anak dan tetangga sekitar. Riki tak pernah mendengar korban berselisih paham dengan tetangga sekitar. Korban sering mengundang tetangga lebih khusus anak-anak jika ada acara di rumahnya.

“Bapak itu (korban) baik sekali. Ada kegiatan apa pun di luar rumahnya, seperti buat penjor pasti anak-anak yang bermain di halaman dipanggil sama dia. Mereka sudah lama di sini. Sejak saya mengenal lingkungan, mereka sudah tinggal di sini. Orangnya baik. Saya tidak tahu kalau ada masalah keluarga,” tutur mahasiswa jurusan perhotelan pada salah satu kampus di Denpasar ini. *pol, rez, ind

Komentar