nusabali

Siswa Nikmati Program 'Sehari Belajar di Luar Kelas'

  • www.nusabali.com-siswa-nikmati-program-sehari-belajar-di-luar-kelas

Siswa-siswi SDN 3 Sukawati di Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, tampak menikmati kegitan melalui program ‘sehari belajar di luar kelas’, Kamis (7/11).

GIANYAR, NusaBali

Mereka mengenakan busana adat Bali dan baju olahraga, bermain sambil belajar. Ada yang membaca, menggambar, dan memainkan permainan tradisional.  Kegiatan serupa juga serentak dilakukan pada satuan pendidikan mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, MTS/SMP, SMA/MA dan SLB tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia.

Kegiatan tersebut terkait surat edaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI serangkaian memperingati Hari Anak Universal atau Universal Children’s Day. Berdasarkan pantauan di lapangan, pelaksanaan sehari belajar di luar kelas, di SD Negeri 3 Sukawati, anak-anak terlihat beraktivitas sesuai dengan minatnya. Mulai dari membaca buku cerita, berkebun, membersihkan kelas serta bermain permainan tradisional. Sebelum melaksanakan kegiatan, anak-anak diajak sarapan bersama serta berdoa berdasar keyakinan masing-masing. Anak-anak juga dilatih simulasi evakuasi ketika terjadi gempa.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Gianyar Ir Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu MT memantau langsung kegiatan tersebut. Dikatakan, pelaksanaan sehari belajar di luar kelas dilakukan dalam upaya memenuhi, menjamin, dan melindungi hak anak. Dirinya pun perlu memastikan bahwa satuan pendidikan mampu mengembangkan bakat dan kemampuan anak melalui Sekolah Ramah Anak. "Di Gianyar, ada 30 Sekolah Ramah Anak yang melaksanakan sehari belajar di luar kelas serentak ini," jelasnya.

Cok Trisnu mengatakan, adapun jadwal kegiatan sehari belajar di luar kelas yang dilakukan serentak yakni, menyambut siswa dengan 3S (senyum, salam, sapa), menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, cuci tangan sebelum makan, berdoa sebelum makan, sarapan sehat bersama yang disiapkan oleh orang tua. Kemudian, berdoa bersama setelah makan, cuci tangan setelah makan, memeriksa lingkungan, menyingkirkan tanaman, barang atau hal-hal yang membahayakan siswa, memeriksa lampu, peralatan listrik yang tidak diperlukan dan mematikan keran air yang terbuka, membaca buku di luar kelas. Simulasi evakuasi bencana alam, lagu dan gerak senam Germas, permainan tradisional, tepuk tangan hak anak dan yel-yel sekolah ramah anak, deklarasi sekolah ramah anak, pelantikan tim sekolah ramah anak dan penutupan dengan menyanyikan lagu Maju Tak Gentar. “Kegiatan ini juga memberikan edukasi kepada orang tua, agar menyiapkan sarapan yang sehat untuk anaknya,” kata Cok Trisnu.

Ditambahkan Cok Trisnu, kegiatan ini juga merupakan salah satu program meningkatkan kecintaan anak kepada alam, berinteraksi dengan sesama. Memberikan ruang ekspresi anak melalui permainan tradisional. Sehingga harapannya kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan setahun sekali, tetapi juga secara berkelanjutan dilaksanakan di sekolah-sekolah. “Masing-masing sekolah sudah rutin melaksanakan. Ada yang setiap bulan, ada yang tiap minggu tergantung kebijakan sekolahnya,” imbuh Cok Trisnu. *nvi

Komentar